🦄01

187 22 1
                                    

🌼


"Sarang, Harangnya kamu tinggalin lagi?" pertanyaan keluar dari belah bibir wanita dewasa, wanita yang menyandang status sebagai ibu dari gadis kecil berambut sepinggang itu merendahkan badan hingga tinggi mereka terlihat sama.

Sarang mengangguk "habisnya Harang lama, Sarang kan sudah lapar,Bun" jawabnya tanpa adanya rasa bersalah.

Choi arin- Sang ibu dari dua anak kembar tersenyum tipis ia usap pucuk kepala sang putri gemas "yasudah sana cuci tangan, bunda udah siapin makanannya di meja. Bunda cari Harang dulu" kata Bunda berdiri segera meninggalkan tubuh kecil Sarang.

Arin keluar dari restoran, mencari Harang memang seolah menjadi kegiatan rutin sehari-hari dikarenakan Sarang suka meninggalkan dan Harang itu langganan nyasar. Arin sudah sering memperingati Sarang untuk jangan meninggalkan sang kembaran tapi si gadis kecil tidak pernah mendengar kan.

Kaki Arin terhenti di depan sebuah toko bunga, Arin bernafas lega mendapati anak laki-laki nya ada disana. "Lee Harang!!" panggilnya seketika raga kecil yang tadinya sedang berbincang dengan seorang wanita tua berlari ke arah Arin "Bundaa" teriaknya dan dalam sekali hantaman masuk dalam pelukan sang Bunda.

"Harang ihh kan Bunda sudah sering bilang kalau pulang pergi sekolah harus selalu sama Sarang, jangan kepisah-pisah gini"

"maafin Harang Bunda. Tadi Harang bantu Mama Tante Joy angkat tas belanjaan, Harang sudah suruh Sarang buat tunggu tapi dia nggak mau malah Harang ditinggal" kadu si tampan yang berusia 7tahunan ini dengan nada khas miliknya,tenang.

"yasudah ayo pulang, Sarang udah makan duluan tuh" ajakan Arin diangguki Harang. Mereka berjalan bergandengan, jarak restoran dari toko bunga joy's itu hanya dipisah lima toko jadi mereka dengan cepat sudah sampai restoran.

Menaiki tangga, lantai 2 restoran sengaja Arin dekor khusus tempat istirahat untuk dua anaknya disela-sela menunggu Arin selesai bekerja. "Harang cuci tangan dulu cepat ini Sayap ayamnya sengaja Sarang sisain buat Harang" kata si cantik dengan mulut penuh nasi

Arin tersenyum, Harang melepaskan ransel dan bergegas ke wastafel untuk cuci tangan.

"Ada PR nggak?" Arin duduk di sisi kiri bersandar pada kaki sofa, tidak ikut makan. Ia membuka tas Harang mengambil buku pelajaran memeriksa apa-apa saja yang di pelajari anaknya di sekolah tadi.

"enggak ada Bund" jawab gadis kecil, tanpa menoleh kearah Arin.

"Bunda tadi Sarang bohong dikelas" Harang berkata setelah selesai mencuci tangan ia juga sudah mengambil tempat di depan Sarang.

"bohong? Bener?"

Sarang mengangguk enteng seperti biasa "sarang melakukan kebohongan putih kok"

"bohong ke siapa? Alasannya apa?"

"tadi Harang diejek di bilang Harang nggak punya Ayah, diejekin nggak pernah liburan sama Ayah. Ya Sarang marah dan bilang kita pernah piknik, pernah ke wahana bermain, terus enggak sengaja bohong bilang akhir pekan ini mau diajakin naik kapal sama Ayah hehe" penjelasan dengan nada tanpa beban menyentak keras relung dada Arin. Dadanya jadi sakit saat kedua anak membahas sang mantan suami. Berasa jadi orang jahat karena sudah memisahkan mereka dengan sosok sang ayah. Andai Arin tidak egois dan bisa lebih memahami sang mantan suami pasti rumahtangga mereka tidak akan berakhir sedingin ini.

Senyum tipis terlukis "bunda coba hubungi ayah ya, mungkin-"

Drttt...drttt

Mark Lee

Baru juga dibahas, orang yang ingin di hubungi menghubungi Arin terlebih dahulu. Senyum Arin makin getir, inikah yang dinamakan kontak batin antara orangtua dan anak?tepat waktu sekali. Arin segera mengangkat panggilan dari sang mantan suami.

"halo, Mark"

"halo, Rin"

"kenapa nelpon?"

"arin aku mau minta izin, boleh tidak besok aku ke rumah mu? Aku kangen anak-anak. Proyek ku udah selesai semua dan aku ngambil cuti sebulan, aku mau habisin liburanku sama mereka,boleh ya" nadanya. Ah, masih saja tenang dan penuh kehati-hatian

"kamu ngomong langsung aja sama mereka" Arin hidupkan pengeras suara, meletakkan ponsel tepat di atas meja. "Ayah" Sarang menyapa duluan "Ayah kemana aja? Sarang sudah lama enggak main sama ayah. Ayah tadikan Harang diejek dibilang nggak punya Ayah" lanjut si cantik.

Namja dewasa yang mendengar menghela. Juga merasa bersalah akan dua anaknya "Maafin ayah ya sayang. Besok ayah janji bakal kerumah bunda jemput Harang Sarang"

"jemput? Memang ayah mau ngajak kita kemana?" lagi lagi sarang yang bertanya, sementara Harang hanya diam terlihat sibuk sendiri dengan makanan nya.

"tinggal di rumah Ayah, mau kan?"

🎡

Mark Lee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark Lee

Choi Arin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Choi Arin

Lee Harang 🍉 Lee Sarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Harang 🍉 Lee Sarang

Mom Dad let's go homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang