Chapter 4: Integrity and Intellect

1.3K 125 3
                                    

"Buku-buku dan kepintaran! Ada banyak hal penting lainnya- Persahabatan dan keberanian,"

-Hermione, Phillosopher's Stone-

Charms...

Ginevra, tentu saja, telah disuguhi Tom yang duduk tepat di sampingnya. Dia terbukti adalah penyihir yang mahir dan sangat kuat, dia tidak hanya memesona teman-teman sekelasnya, tetapi juga gurunya. Tentu saja, kecemerlangannya hanya bisa ditemukan di dalam dirinya dan hanya bisa diharapkan. Sebagai Lord Voldemort, mereka akan semakin sulit untuk melihat lelaki tua jelek seperti ular yang sangat mengerikan dan menyeramkan di dalam diri pemuda yang tampan, memesona, dan karismatik ini. Tampaknya hanya Gryffindor beberapa paling banyak yang menentangnya, dan Hufflepuff akan berpihak padanya. Karena itulah bagi Tom Riddle asrama terbaik itu; Slytherin, Ravencraw, Gryffindor dan Hufflepuff.

Profesor Mantra adalah orang yang cerdas; cerdik dan penuh perhitungan. Hermione tidak repot-repot menanyakan namanya, itu mengingatkannya pada Snape dengan sifatnya yang pahit dan dingin. Dia hanya menyuruh mereka semua untuk berlatih Mantra non-verbal yang telah mereka lakukan minggu sebelumnya. Tampaknya siswa di tahun 40-an lebih baik dalam Mantra non-verbal daripada tahun 90-an. Kalau tidak, mereka tidak akan melakukannya setahun lebih awal.

Jadi inilah mengapa Tom ingin menjadi pasangannya, dia ingin menguji gadis ini dan dia akan memberikan apa yang telah datang kepadanya, jika suasana hatinya adalah indikator apapun.

"Siap, Granger?" kata Riddle dengan nada bicara yang ringan dan terdengar riang dan ceria, namun ada sesuatu di bola mata biru gelapnya, sesuatu yang tidak di sukai Hermione.

"Sempurna," jawab Ginevra dengan gigi terkatup dan melepaskan serangkaian mantra rumit.

Dia hanya berdiri di sana dan saat dia dia melihat mantranya bersentuhan dengan perisai yang begitu kuat, namun tidak terlihat, sehingga dia harus jatuh ke lantai untuk menghindari mereka memantul dan memukulnya.

Faktanya, salah satu dari mantra mereka memukul Goyle, Slytherin tak bernoda dan bocah gendut itu ambruk ke lantai, bisulnya sudah bermunculan dan menjijikan. Ginevra menyaksikan profesor dengan marah melambaikan Goyle yang tersedu-sedu itu ke Sayap Rumah Sakit ditemani oleh Crabbe dan kembali ke mejanya.

Dan selama sisa mata pelajaran itu, tangan Hermione terus mengancung ke udara dan membuat profesor dan seisi kelas memandang Hermione takjub dan terkejut dengan jawaban-jawaban Hermione yang sangat briliant yang bahkan Tom Riddle pun kalah pintar dengan seorang 'gadis pindahan' dan sepertinya Hermione tidak memberikan kesempatan pada Tom untuk mengancungkan tangannya terlebih dahulu ke udara. well, sepertinya Hermione menjalani aksi Miss-know-it-all nya dan itu membuat Tom Riddle terus memelototinya dan anak-anak Slytherin yang memandang Hermione sinis karena membuat Slytherin kekurangan poin dan mengalahkan Prefek Slytherin kebanggaan mereka tentunya.

Hermione merapihkan buku-buku nya lalu memasukannya ke dalam tas nya ketika pelajaran Mantra nya selesai. Ini pagi yang cukup panjang tapi cukup menyenangkan juga, pikirnya sambil menggulung perkamennya. Di awali saat dia dan Tom berjalan berdua saat menuju kelas Mantra setelah mereka diam-diaman karena 'sesuatu' lalu Hermione yang membuat Tom kesal karena terus mendahuluinya di kelas Mantra.

Baru saja ingin berbalik, Hermione justru tertabrak dada kekar dan keras seseorang dan membuatnya jatuh karena tidak bisa menjaga keseimbangannya, dia mendongak dan menemukan pemuda tampan yang sedang memandangnya kesal.

"Apa kau akan terus mengambilnya Granger?" kata Tom dengan suara yang jengkel dan dengan tatapan yang paling tidak disukai Hermione. "Atau kau ingin membuat kesabaranku semakin menipis?"

Ginevra mengabaikan tangan yang terulur itu untuk membantunya bangkit dan menarik dirinya dengan tidak nyaman, sisi tubuhnya terasa memar karena kontak tiba-tiba dengan lantai. Dia meringis.

"Maaf atas ketidaknyamanannya," kata Ginevra pelan, sambil merapikan rok nya.

Tom tidak mengalihkan pandangan dari Hermione, tatapannya dipenuhi dengan kebencian. Siapa pun yang memberitahunya bahwa Riddle adalah teka teki pasti benar. Tapi dia tidak menyembunyikan apapun darinya. Mungkin Tom mengira dia telah bertemu lawannya dan jadi dia tidak akan mencoba menipunya. Seolah dia tidak bisa menipu Dumbledore.

"Sepertinya ketenaranmu telah mendahuluimu," tambahnya ringan.

"Dengan cara apa?!" desis Tom. Dia jelas khawatir bahwa karirnya, impian dan rencananya sebagai Dark Lord atau Penguasa Kegelapan adalah pengetahuan yang dapat di akses oleh siapapun.

"Kudengar kau adalah siswa teladan," jawabnya. "Aku menyadari bahwa apa yang aju dengar itu benar. Akan sulit bagiku untuk mengalahkanmu,"

"Menurutku tidak mungkin, Granger," Tom menyeringai. "Aku tidak membiarkan seseorang memukuli ku begitu saja,"

"Mungkin seharusnya begitu," canda Ginevra. "Meringankannya sedikit,"

Tom merenggut.

"Kurasa tidak. Jelas tidak. Tidak mungkin,"

Hermione mengerjap.

~tbc~

THANK YOU FOR READING ^^
JAN LUPA VOMENT <3
SEE YOU GUYS ^_^

SEE YOU CHAPTER 5 GUYS!

LOPYU GUYS-!! <3

A Little Trip Through Diary (Tomione)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang