20

2.5K 312 13
                                    

Boleh lah follow dulu🥲












*****

Aran memasuki rumah mewah yang tak terlalu besar itu. Di sana banyak bodyguard berjas hitam untuk menjaga rumah itu.

"Selamat datang tuan muda"sambut bodyguard itu, membungkukkan badannya.

Aran tak menjawabnya, ia hanya menampilkan ekspresi datar saja. Ia memasuki rumah itu. Banyak para maid yang mengurus rumah itu.

Aran mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu. Ia menyenderkan kepalanya, memejamkan matanya sambil memijat pelipisnya sendiri.

"Ada yang bisa saya bantu tuan muda?"tanya maid itu.

Aran membuka matanya, melihat maid yang sangat mudah dan cantik di hadapannya.

"Buatkan saya teh hangat"ujar Aran, ia memeramkan matanya kembali.

"Baik tuan"ucap maid itu, meninggalkan Aran.

Terdengar suara langkah kaki yang menuruni anak tangga yang berada di rumah itu. Langkah kaki itu semakin mendekat ke arah Aran. Ia mendudukkan dirinya di samping Aran, dan memeluk laki laki itu.

"Aran aku kangen"gumam wanita tersebut.

Aran membuka matanya, ia mengelus pipi wanita itu. Aran mencium pucuk kepala wanita itu berkali-kali.

"Apa kau sudah makan?"tanya Aran yang di balas anggukan kecil.

"Sudah"

"Bagus, setidaknya aku tidak perlu menghajar mu karena tidak mau makan"ujar Aran menangkup kedua pipi wanita itu.

Aran melihat wajah wanita itu yang sedikit tampak kurus, terlihat dari pipi chubby yang sekarang sedikit menghilang.

"Kau sedikit makannya?"tanya Aran dingin.

"Aku tidak selera makan Aran, aku hanya makan sedikit"lirih wanita itu, karena takut membuat Aran marah.

"Lakukan apa mau mu"kata Aran dingin, Aran menaruh kepalanya di dada bidang wanita itu, memeluk pinggang wanita itu secara posesif.

Wanita itu mengelus kepala Aran, ia menatap kosong ke arah depan. Lalu ia melirik ke arah Aran, tampak laki laki itu memejamkan matanya.

"Aran"panggilnya.

"Hm"sahut Aran.

"Boleh aku pulang"lirih wanita itu, sedikit takut kalau kata katanya membuat Aran marah.

"Apa kau tidak suka di sini diva?"sahut Aran, menatap tajam ke arah wanted yang bernama diva.

Diva menundukkan kepalanya."a-aku ingin ketemu ibu ku"lirih diva meremas ujung rok yang ia kenakan.

"Kenapa kamu ingin bertemu ibumu? Apakah fasilitas di rumah ini kurang untuk mu?"ujar Aran memegang kedua bahu diva.

"T-tidak Aran, a-aku hanya ingin bertemu ibu ku"diva memejamkan matanya erat, kala Aran meremas bahunya dengan kuat.

"Kau tak akan pernah bertemu ibumu, ataupun keluar dari rumah ini, faham kamu diva!!"bentak Aran.

Diva terdiam, ia menahan tangisnya.

"KAU DENGAR AKU!!"desis Aran lagi karena diva tak menjawab ucapannya.

"I-iya"

"Anak pintar"ucap Aran meninggalkan diva menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Aran memiliki rumah sendiri, alasannya untuk mengurung wanita yang bernama diva itu di sini. Bahkan ia memperkerjakan bodyguard banyak untuk menjaga ketat rumah ini, agar wanita itu tidak kabur.

Di rumah itu juga ada 5 orang maid yang mengurus rumah itu, dan menjaga diva di sana.

Diva menuju kamarnya, terlihat Aran yang sudah terbaring di atas kasur. Ia mendudukkan dirinya di samping Aran, menyenderkan kepalanya dan menatap lurus ke depan.

"Apa yang kamu inginkan dariku Aran"lirihnya pelan.



***


Diva membuntuti Aran dari belakang, Aran melangkahkan kakinya menuju meja makan. Ia mendudukkan dirinya di sana.

"Apa kau tak ingin duduk?"tanya Aran dingin. Diva mendudukkan dirinya berhadapan dengan Aran.

"Makan yang banyak, aku ingin melihat mu makan dengan porsi yang lebih banyak"ujar Aran, diva mengangguk pasrah. Ia melihat ke arah makanan yang ada di meja makan itu. Ada sup, ayam goreng, dan tumis udang. Tampak enak, tapi ia tidak mood untuk makan.

"Kenapa kau hanya melihat saja, apa makan disini tidak enak?"ujar Aran.

"B-bukan gitu Aran"

"Lalu, Kenap tidak makan"desis Aran.

"A-aku tidak nafsu untuk makan banyak"lirih diva mendudukkan kepalanya, takut Aran akan memarahinya.

"Makan diva"ujar Aran meninggikan nada suaranya.

"I-iya"sahut diva. Ia mengambil nasi dan lauk pauk itu.

"Yang banyak"diva mengangguk kecil. Kali ini ia hanya pasrah, kalau ia membantah, mungkin Aran akan memukulinya.

"Setelah makan langsung tidur"kata Aran.

"Hm"sahut diva.

***

"Aran, kamu dari mana baru pulang jam segini"tanya Shani.

"Dari rumah temen"jawab Aran.

"Giman hubungan kamu sama Chika, papah dengar kamu berpacaran dengan dia"ujar gracio.

"Biasa aja, dan ga terlalu penting"gumam Aran, melanjutkan langkah kaki menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Aran melempar jaket yang ia kenakan, membaringkan tubuhnya di kasur king size miliknya. Ia menatap langit langit kamarnya.

"Kenap aku tidak ingin melepaskannya, ada apa dengan ku"gumam Aran.

Aran berjalan menuju balkon kamarnya. Ia menatap langit yang di penuhi oleh bintang.

"Ahk! Fiony, kamu ada dimana, apa kamu tidak merindukan ku?"tanya Aran lirih.

"Kenapa juga cewek aneh itu datang di kehidupan gw, cewek itu benar benar membuat ku tertekan"ujar Aran.

***

Aran berada di rumah Chika, seperti apa yang gadis itu minta padanya tadi malam.

"Kenapa nyuruh gw kesini?"tanya Aran dengan ekspresi dinginnya.

"Kangen sama kamu"kata Chika di iringi dengan senyuman manisnya, membuat Aran terpaku melihat itu.

Aran menggelengkan kepalanya, menyadarkan dirinya dari lamunannya tak jelas itu.

"Udah itu aja?"gumam Aran, memandang chika kesal.

"Mau jalan jalan sama kamu"pinta Chika, yang di balas gelengan oleh Aran.

"Gak, gw lagi sibuk"tolak Aran.

"Bentar aja plis, yah"mohon Chika, menarik ujung baju Aran.

Aran memutar bola matanya."cepetan siap siap!"

"Yey makasih aran, umcuah"ujar Chika, mencium pipi Aran sekilas, lalu pergi menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya.

Aran memegang pipinya, ia tersenyum tipis karena perlakuan Chika. Apakah Aran sudah membukakan sedikit hatinya kepada Chika?.












Boleh lah minta follow nya🥲







TBC...

He Is My Aran (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang