24

2.3K 282 54
                                    

Mau satu chapter aja atau gimana nih cerita barunya.

We pikir bakalan cukup 1000 huruf, eh malah panjang lagi.

Kalau mau langsung semua satu chapter aja, kuy bilang...

Kalau mau langsung semua satu chapter aja, kuy bilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












ʕっ•ᴥ•ʔっ







Aran berjalan menuju kelasnya, terlihat dirinya yang menatap kosong ke arah depan, seperti tak ada kehidupan di raganya.

Aran menghentikan langkahnya saat seorang gadis berhenti di hadapannya. Ia menatap datar gadis itu, entahlah, dia memohon, hari ini aja dia tidak di ganggu oleh gadis itu.

"Aran, aku kangen"ucap gadis itu menunjukkan puppy eyes nya.

Aran sama sekali tidak menggubris perkataan gadis itu, ia menyingkirkan tubuh gadis itu dari hadapannya, dan melanjutkan langkahnya kembali.

"Aran, kamu jahat!!!"teriak gadis itu, menarik lengan Aran agar pria itu menghentikan langkahnya.

Aran menghentikan langkahnya, ia menatap tajam ke arah gadis itu. Ia menghempas lengan gadis itu dari lengannya.

"Bisa gak, sehari aja lu ga usah muncul di hadapan gw!"ujar Aran dingin.

"Aran aku pacar kamu, kok kamu malah ngusir aku sih!"ujar Chika kesal.

"Gw ga perduli!"gumam Aran, melanjutkan langkah kaki menuju kelas.





Aran memasuki kelasnya, ia melempar tas ransel kasar, membuat Mirza, ollan, Aldo, dan Zee tersentak kaget.

"Bisa ga sih ga buat orang kaget!"kesal Mirza.

"Lu kenapa sih, pagi pagi muka udah di tekuk aja"ujar Zee.

"Ikhlas kan saja yang sudah pergi, lu udah beda server sekarang sama fiony"gumam ollan santai.

Aran menatap tajam ke arah ollan, ia sudah mengepal tangannya kuat-kuat. Ingin sekali rasanya ia memukuli wajahnya.

Aran menarik kerah baju ollan dengan kasar."jangan sampai Lo gw bunuh disini!"

"Silahkan, gw ga takut, gw juga tau lo sekap cewek kan, Lo nyiksa dia habis habisan, gw bisa laporkan Lo ke polisi"ancam ollan, Aran mengeraskan rahangnya, mukanya sudah merah padam.

Mirza dan Zee berusaha untuk melerai keduanya, agar tidak terjadi pertengkaran antara kedua sahabat itu.

"Stop! Lu pada kenapa sih!"ujar Zee, ia menarik ollan untuk sedikit menjauh dari Aran.

"Ran, gw ga punya masalah sama Lo, gw ngomong apa adanya, sesuai kenyataan. Tapi lo nya aja yang BODOH!"kata ollan menakan kata akhir kalimatnya.

"Lo benar benar mau mati ya!!"ujar Aran ingin melayangkan pukulan ke pada ollan, namun di tahan oleh seorang gadis.

"Lepasin tangan gw!!"Aran menatap tajam ke gadis itu.

Gadis itu langsung memeluk Aran erat."jangan pukul dia, dia orang baik"ucap gadis itu pelan, sambil mengusap punggung Aran.

Seketika Aran meredahkan emosinya, ia membalas pelukan dari gadis itu, menenggelamkan wajahnya di tengkuk lehernya.

"Dia jahat"gumam Aran.

"Dia ga jahat, dia sayang kamu"ujar gadis itu, terus menenangkan Aran.

Teman teman Aran menatap tak percaya kepada gadis itu. Chika, ya, gadis itu adalah Chika. Mengapa Chika sangat mirip dengan fiony, saat menenangkan Aran yang lagi emosi.

"Aran kenapa, kok bisa berantem sama dia?"tanya Chika.

Mirza menggelengkan kepalanya tidak tau. Chika menganggukkan kepalanya, mungkin lain waktu dia akan tanyakan hal ini kepada Aran sendiri.

Aran melepaskan pelukan dari Chika, ia menghapus air matanya. Mirza menepuk pundak Aran.

"Lo harus terima kenyataan kalau fiony udah ga ada"ujar Mirza pelan.

Chika mendengar ucapan Mirza. Isi pikirannya kini tentang nama cewek yang di sebut Mirza tadi.

Aran menggelengkan kepalanya."itu bukan fiony, di ga ninggalin gw, dia pasti pulang, dia pasti balik sama gw"gumam Aran dengan suara yang bergetar.

"Sadar Aran, mamahnya sediri yang bilang ke kita kalau fiony itu udah ga ada. Dia meninggal karena penyakit kanker otak"lirih Mirza.

"Dan dia ninggalin Lo karena dia ga mau Lo sedih saat dia bener bener ninggalin Lo selamanya"lanjut Zee.

Chika yang tak mengerti hanya bisa mendengar mereka. Ia ingin menanyakan siapa itu fiony, tapi ia urungkan.

"Gw harap Lo ikhlas ya, sekarang Lo udah punya Chika, dan gw rasa dia bisa gantikan posisi Fiony di hati lo"kata Mirza.

"Gw ga bisa"lirih Aran.

"Pelan pelan, pasti bisa"kata Chika, mengelus lengang kekar Aran.

Aran melihat senyum manis terukir di wajah Chika. Apa bisa dia mengganti fiony dengan Chika di hatinya.




***



Aran sedang berada di balkon kamarnya. Menatap bintang bintang yang berada di langit malam.

"Kamu pasti salah satu dari bintang yang bersinar kan?"

"Kenapa kamu ninggalin aku terlalu cepat, kamu ga sayang sama aku?"gumam Aran.



Ting!



Aran meraih handphonenya, ia membuka room chat dari seseorang.

•••

Chika

Chika: Besok tanggal merah, aku mau jalan sama kamu.

Aran: aku ga bisa

Chika: aku maksa, ga ada penolakan titik ga pakai koma

•••



Aran berjalan masuk ke kamarnya, melempar handphonenya ke kasur. Ia menjatuhkan dirinya di kasur king size miliknya, menatap langit langit kamarnya.

"Apa gw bisa bales cinta kamu?"gumamnya.





***





"Lagi chat siapa sih, sampai senyum senyum kayak gitu"

"Ah ini, aku lagi chat temen aku"jawab gadis itu.

"Cowok atau cewek? Kalau cowok, aku bakalan gebukin dia"

"Jangan dong, kasian"

"Bercanda Chik, ga mungkin aku gebukin anak orang, lagian aku percaya sama kamu, kalau kamu ga bakalan duain aku"ujar pria itu mengelus kepala Chika.

"Aaaa, sayang deh sama kamu"Chika memeluk erat tubuh pria itu.

"Jangan pernah tinggalin aku ya"

"Ga akan pernah Reza"ucap Chika mempererat pelukannya.


















TBC...

He Is My Aran (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang