Eps.15 - Keadaan Cahaya

180 23 4
                                    

Sampai di kampusnya, Arland langsung berlari ke gedung jurusan seni. Tempat di mana Gilang berada. Karena Arland masih memiliki urusan dengan cowok itu. Ketika di sebuah koridor, Riani yang sedang mengobrol dengan salah satu temannya, melihat Arland dari kejauhan.

Riani mengernyit dan mencoba menghampiri cowok itu. Dia harus berlari agar bisa berhasil menyusul Arland.

"Land, tunggu," sergah Riani sudah berada di belakang Arland.

Cowok itu berhenti dan berbalik. "Kenapa?"

"Elo mau ke mana buru-buru gitu? Lagi nyari orang?" tanya Riani penasaran.

"Iya," jawab Arland singkat.

"Nyari siapa?"

"Elo enggak akan kenal. Yaudah, gue duluan, ya," pamit Arland dan hendak kembali melangkah. Namun, dengan cepat Riani menahan lengannya.

"Nyari siapa, sih? Walaupun gue enggak akan kenal, seenggaknya elo cerita apa yang lagi terjadi sama elo sekarang? Ini masih ada sangkut pautnya sama kejadian di kantin tadi?"

Arland berpikir sesaat, lalu mengangguk kecil.

"Elo ada masalah apa, sih? Sumpah gue penasaran, Land."

Arland diam lagi untuk beberapa detik. Baru setelahnya dia menjawab, "Cahaya."

Riani mendelik setengah terkejut. "Cewek itu lagi? Kenapa sama dia? Dia bikin masalah lagi sama elo? Oiya, gue baru inget. Ada rumor di blog kampus kalo cewek berinisial C yang penampilannya seksi terus sombong, ketangkap basah di sebuah rumah lagi ngelakuin photoshoot vulgar. Apa jangan-jangan itu ...."

Riani belum sempat melanjutkan ucapannya, tetapi Arland sudah memotongya dengan cepat.

"Bukan Cahaya. Dia enggak salah," kata Arland dengan tegas. Lantas dia langsung mengambil ponsel di saku celananya untuk melihat blog kampus dan memastikan apa yang diceritakan Riani barusan.

Kedua mata Arland seperti akan keluar dari tempatnya. Pun rahangnya juga menegang lantaran dadanya kembali memanas. Satu lagi, napasnya juga memburu bak macan yang bersiap menerkam mangsanya.

"Elo kenapa yakin banget kalo bukan itu cewek yang dimaksud sama postingan di blog itu?" Riani mulai heran.

Arland memasukan kembali ponselnya di saku celana. Lalu menatap Riani dengan intens. "Karena gue terlibat dalam masalah ini. Gue tau siapa yang salah dalam insiden itu."

"Elo serius, Land? Terus apa yang sebenarnya terjadi?" Riani berubah menjadi kalang kabut, sekaligus tercengang.

"Ceritanya panjang. Kapan-kapan aja gue ceritain," ujar Arland langsung meninggalkan Riani begitu saja.

"Sebenarnya apa sih, yang terjadi sama Arland dan cewek itu?" tanya batin Riani masih menatap punggung Arland yang semakin jauh. Cowok itu berlari.

_____

Di dekat sebuah anak tangga, Gilang tengah menggoda seorang mahasiswi yang sepertinya juga telah termakan dengan berbagai ucapan gombal cowok itu. Dari mimik wajahnya, cewek itu terus tersenyum dengan berbagai kalimat manis dari Gilang.

Dari belakangnya, Arland langsung menarik baju Gilang dan menyeretnya ke pijakan tangga paling atas. Lalu Arland mendorong tubuh Gilang sampai mengenai dinding sehingga menyulitkan Gilang untuk bergerak.

"Siapa saksi lain atas kejadian di rumah Erik kemarin?" tanya Arland tanpa basa-basi. Tangannya sudah bersiap untuk meninju Gilang kalau saja cowok itu tidak memberikan jawaban sesuai keinginannya.

"Gue enggak tau! Lepasin gue!"

"Jangan harap. Gue akan buat sampah masyarakat kayak elo dan Erik mendapatkan hukuman yang pantas!" Amarah Arland mulai naik perlahan. Terlihat dari urat lehernya yang tertera jelas.

Dunia untuk Arland (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang