13. Neraka Dunia yang Sesungguhnya

966 137 14
                                    







Jam sepuluh malam Sayler mulai merasa di titik bosan. Menonton televisi dengan tidak bergairah. Melirik ponselnya di sofa yang hanya diam tidak mengeluarkan suara dering. Biasanya saat di malam senin seperti ini semua teman-temannya memang sibuk bermain. Menonton pertandingan di sebuah sirkuit balap liar sampai lupa membuka ponselnya. Sayler jadi merindukan suasana itu.

"Kamu tidur aja sana," Emma tidak tahan menatapi Sayler yang tak berhenti cemberut.

"Belum ngantuk,"

"Yaudah bibi tidur ya, ngantuk," Sayler mendengus menatapi Emma yang berjalan menaiki tangga sambil cengengesan. Memasuki kamar meninggalkan Sayler seorang diri di temani televisi yang terus menayangkan sinetron.

Sayler menyandarkan tubuhnya dengan mata terpejam. Tiba-tiba terlintas seseorang yang membuat Sayler membuka mata dan kembali duduk tegap. Meraih ponselnya dan mencari salah satu kontak nomor.

Sammy

Sam

Opo

Tumben amat lu, psti ada maunya

Kok tau sih ganteng

w gabut anjir. Lu lg dmn

Di warjok gua

Lu ngga ke Fezoric?

Nanti itu mah, jam 1 an

Sokin gk, rame ni byk bch2

Shareloc

Gua jemput aja dah, lu kgk usah bawa mtr

Dsini udh rame bat anjg parkiran penuh

Woke, lu tau Komplek w kan

Kamboja kan ya, gua nunggu di dpn gang ya, mls msknya

Siap

Tanpa menunggu balasan Sayler bangkit berdiri dan berlari ke kamarnya dengan wajah sumringah. Seketika menjadi lebih bersemangat. Mengganti kaus oversize nya dengan Baju lengan panjang ketat berwarna putih polos dan Celana jeans hitam. Menyisir rambutnya dan memakai lipbalm sedikit. Menyemprotkan minyak wangi ke seluruh tubuh sampai Sayler terbatuk-batuk. Setelah rapih Sayler meraih dompet dan ponselnya. Kakinya berhenti melangkah ketika sampai di depan pintu. Sayler terlalu bersemangat sampai melupakan satu hal. Bagaimana dengan sekelompok penjaga itu. Mereka pasti sudah menunggunya di depan Komplek. Bersiap menyerang saat Sayler keluar dari tempat persembunyian.

Tapi Sayler tidak ingin terus begini. Sayler tak ingin merelakan waktu bermainnya hanya untuk menghindar dari mereka.

Sayler malas berpikir panjang. Berbalik badan berjalan menghampiri ranjang. Meletakkan sebuah guling ke tengah ranjang lalu menutup guling tersebut menggunakan selimut. Sayler kembali berdiri tegap. Guling yang tertutup selimut terlihat seperti dirinya yang sedang tertidur di balik selimut. Dengan begini Emma tidak akan curiga jika tengah malam masuk ke kamarnya.

Tak lupa Sayler mematikan lampu. Keluar dari kamar dan menutup pintu dengan gerakan pelan. Ada Emma di sebelah kamarnya. Sayler tak boleh berisik atau Emma akan keluar memergokinya. Berjalan menuruni tangga tanpa menimbulkan suara. Setelah sampai di bawah tangga Sayler menghembuskan nafas lega. Mematikan televisi lalu segera keluar rumah. Membuka jendela mengunci pintu dari dalam lalu menutup jendelanya kembali.

DOUBLE TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang