.
.
.
.
.
Hari bersama Felix.
.
.
.
.Felix tampak cemberut setelah satu jam yang lalu ia di paksa pergi menghabiskan waktu seharian bersama hyunjin oleh mama nya. Katanya untuk pendekatan diri agar saling mengenal satu sama lain sebelum menikah nantinya.
Dirinya memutuskan untuk ke cafe saja karena hanya itu yang terlintas di benaknya.
Felix duduk diam menyaksikan pria jelek didepannya yang sedari tadi terus terpaku dengan laptop, terus mengabaikan kehadiran nya.
Hyunjin dari awal sudah mengajak ia berbicara, tetapi karena tanggapan felix sangat singkat seolah tak tertarik dan hanya menjawab apa yang ditanya tanpa ada timbal balik membuat hyunjin kehabisan topik.
Ditambah lagi ketika hyunjin mencoba menimbulkan topik baru, felix buru-buru memotong keinginannya dengan mengatakan "tak bisakah kamu diam saja pak tua? Aku tak mau berbicara dengan mu".
Baiklah jika begitu, hyunjin akan diam sesuai keinginan felix, maka hyunjin akan fokus mengerjakan pekerjaannya yang sudah deadline.
kediaman hyunjin tidak serta merta langsung mengabaikan felix, buktinya meskipun diam, ia tetap menuruti keinginan calon tunangan nya yang kadang tak masuk akal.
Merasa hyunjin terus diam, felix yang banyak bicara menjadi agak bosan, apalagi lelaki tua itu terus menatap laptop tak sekalipun menatap wajahnya.
Salah siapa? Jelas itu permintaan felix sendiri agar hyunjin berhenti menatap wajahnya alasan nya felix risih. Maka hyunjin kabulkan keinginannya, mengapa dirinya jengkel karena permintaan nya sendiri. Aneh memang.
Felix terus memerintah hyunjin, mengganggu konsentrasi lelaki yg tengah mengerjakan pekerjaannya.
Meminta agar hyunjin membukakan tutup botol, setelah ia selesai minum botol itu ia serahkan kembali pada hyunjin agar hyunjin menutup botolnya kembali. Padahal jelas itu bisa dilakukan seorang diri.
meminta hyunjin membersihkan ujung sedotan miliknya dengan alasan ia terganggu dengan bekas air yang ada di ujung sedotan.
meminta hyunjin memisahkan cangkang kepiting dan daging nya padahal nyatanya ia tak menyentuh daging kepiting itu sama sekali.
Semua itu hyunjin lakukan dengan sabar tanpa memalingkan wajah dari pekerjaan.
Melihat hyunjin yang sepertinya tidak terganggu dengan tingkahnya membuat felix semakin jengkel.
"kamu sangat menyebalkan, mengapa aku harus di jodohkan dengan lelaki tua seperti mu? Ku rasa mama dan papa tak sayang Padaku lagi".
"kenapa jadi aku yang menyebalkan, aku salah apa sayang?" jawab hyunjin dengan nada yang begitu lembut, sambil kembali pertemukan hazel keduanya.
"pokok nya kamu menyebalkan, membosankan, hanya tau kerja, kerja, dan kerja, bahkan aku di cueki sedari tadi lalu mengapa kau tak menolak permintaan mama saat dia meminta kita jalan bersama jika akhirnya aku hanya di abaikan?".
"loh??? Bukannya tadi kamu sendiri yang minta aku untuk diam? Aku hanya menuruti keinginan mu".
"belajarlah untuk peka sedikit tuan hwang, gimana sih".
Hyunjin harus banyak belajar lagi, meneliti satu persatu sikap yang ada pada felix, ibaratkan sebuah buku jika tak membaca sampai akhir maka tidak akan tau ending nya akan seperti apa. Felix adalah buku itu. Maka setiap halaman darinya hyunjin harus sabar memahami satu persatu.
"iya" hyunjin mengangguk sekali kemudian layangkan senyum manis dibibir. "lain kali aku nggak akan cuek lagi, maafin aku ya".
Felix melipat tangannya didepan dada kemudian berpikir akan melakukan apa lagi supaya hyunjin merasa tidak nyaman berlama-lama dengan felix dan hyunjin mau memikirkan ulang pertunangan mereka.
Felix menatap hyunjin lama untuk mencari masalah lain.
"hey tuan, apa kamu tidak merasa bahwa rambut mu ketinggalan zaman?"
"ini terkesan rapi, tentu pekerja kantoran tidak bisa sembarang memilih style rambut lixie-ya".
"tapi kamu terlihat lebih tua dari umur mu yang sebenarnya. Uh aku tidak bisa membayangkan bagaimana cara ku membawa mu bertemu teman-teman ku nanti".
"kamu ingin mengenalkan ku dengan teman-teman mu? "
"tentu saja tidak. Jangan berharap lebih, lagipula aku pasti malu jika aku membawa orang dewasa, bisa-bisa mereka berasumsi kalau aku suka sama sugar daddy".
"baiklah sayang, aku tidak akan membuat calon istri ku malu karna aku, jangan khawatirkan itu ya ".
Felix dan hyunjin tengah berkeliling disebuah mall besar di kota seoul, hyunjin membawanya kemari untuk memanjakan mata si calon istri.
Membiarkan felix membeli apa saja yang dirinya mau tak perduli berapapun harganya.
Sementara felix berjalan dengan begitu bebas sambil berbelanja, hyunjin di belakang tubuh mulai kesulitan membawa semua belanjaan felix yang sudah hampir penuh di tangannya.
"sayang, aku kembali ke mobil bentar tak apa?"
Felix berbalik kala mendengar ucapan hyunjin. Ia lihat bagaimana hyunjin mulai kesusahan membawa barang-barang miliknya. Kesempatan bagus!!
"yaudah sana".
Mendapat izin, hyunjin pun berjalan menjauh, ia harus meletakkan semua belanjaan felix, demi tuhan karena terlalu banyak jadinya begitu berat untuk dibawa seorang diri.
Baru dirinya selesai menutup pintu bagasi dan berniat menemui felix lagi, ia mendapat sebuah pesan...
[lixie]
"jangan kemari, aku udah dijemput sama kekasih ku".Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
After Marriage - Hyunlix√
Fanficsequel dari oneshoot hyunlix yang berjudul mask. kalau belum baca oneshoot nya aku saranin baca dulu,. ada ku post di Oneshoot straykids