06

27 41 14
                                    

Biasakan untuk follow dulu sebelum baca ✨

fakta tetap akan terungkap pada waktunya

*
*
*
*
*

Happy reading

Fatimah asik melihat ke arah jendela rumah sakit, ia mulai bosan berbaring saja di tempat tidur rumah sakit ini. Seketika ia mengingat pacarnya Rafa yang selama 5 hari ia di rumah sakit, Rafa belum ada memunculkan wajahnya.

"Ran, kamu tau Rafa dimana?" Tanya nya pada sahabatnya itu

"Apakah saya terlihat peduli?"

Fatimah menggembungkan pipi nya mendengarkan jawaban sahabatnya itu "isss... Aku nanyak baik-baik loh, kenapa jawabnya sewot gitu sih?

Rani yang tadinya sedang duduk di sofa, langsung berjalan menghampiri Fatimah " aku gak tau Rafa kemana, terakhir ketemu sekitar 10 hari yang lalu kalau gak salah."

Rani duduk di samping tempat tidur Fatimah "kan kamu pacarnya, ya mana tau aku dia dimana. Lagian kan kamu ada nomer dia kan?"

"Eh iya aku lupa" jawabnya sambil berusaha mengambil handphone nya di meja

Setelah sekitar 10 menit Fatimah menghubungi Rafa, namun nomer Rafa selalu tidak bisa di hubungin "kamu kemana sih Rafa bukan nya jenguk aku, kamu malah ngilang kayak gini."

"hahahaha... Kasian amat lu, Mungkin dia udah lupa kali kalau punya pacar"

"Kamu sahabat aku apa bukan sih ran? Kok jahat banget doannya."

"Kalau soal ginian gak sahabat tan kita." Jawabnya tanpa beban

"Kenapa?"

"Soal nya aku gak mau jomblo sendirian terlalu lama"

Fatimah langsung melempar bantal ke wajah Rani, namun tanpa di sangka bantal yang dilemparnya tadi salah sasaran. Sebab Rani mengelak sehingga mengenai orang yang baru membuka pintu ruangan kamar nya.

"Cantik-cantik kok galak sih?" Orang itu langsung menghampiri Fatimah

Fatimah yang mendengar suara tadi, langsung pipi nya memerah, ya benar saja, orang yang terkena lemparan bantal nya itu adalah Rafa pacarnya.

"Kamu kok gak ngabarin kalau lagi dirubah sakit, sayang?" Tanya Rafa ketika sudah duduk di samping brangkas tempat tidur Fatimah.

"Tadi mau ngabarin tapi nomer kamu gak aktif-aktif"

"Ohh... Baterai handphone aku habis"

Setelah menunjukkan baterai handphone nya tadi, Rafa tiba-tiba memeluk Fatimah. Fatimah yang mendapat pelukan tiba-tiba sangat-sangat terkejut namun lama kelamaan iya mulai membalas pelukan Rafa menggunakan tangan yang tidak kena impus.

"Ekhem-ekhem" Rani pura-pura batuk karena ia mulai jengah melihat pemandangan dua insan di depannya, Bisa-bisanya pelukan di depan jomblo.

Fatimah yang mendengar itu langsung melepas pelukan Rafa dan berujar ke pada sahabat nya "kalau iri bilang bosss. makannya carik cowok sana, ganggu orang pacaran Mulu"

"Iya-iya yang gak jomblo tu" balasnya sewot.

"Kamu sakit apa sayang? Dah makan apa belum? Atau perlu aku beliin makan dulu baru aku suapin nanti?"

Fatimah gemas melihat rafa, teryata kalau orang dingin itu sangat-sangat menggemaskan kalau lagi khawatir "nanyak nya satu-satu sayang"

"Kamu sakit apa hm?"

Melihat respon Fatimah yang hanya diam seperti batu itu, Rani berniat membuka suara untuk menjawab Rafa. "Dia habis di per..."

Belum sempat melanjutkan jawabannya tiba-tiba mulut nya di bekap Fatimah menggunakan tangannya. "Kenapa ihh, kan aku mau bantu jawab doang"

"Biar aku aj yang jawab ya"

"Oke oke aku akan keluar, selamat berpacaran kembali. Bye bye" Melihat tangan Fatimah yang mengisyaratkan seperti memohon agar dia tetap diam tentang apa yang terjadi pada dirinya. Ia pun langsung paham dan langsung keluar ruangan.

******

Setelah Rani keluar, sekitar 10 menit tidak ada suara di dalam ruangan. Rafa dan Fatimah tiba-tiba menjadi canggung.

"Hmmm, kamu mau tau kan aku sakit apa?" Tanya Fatimah berusaha menghilangkan kecanggungan di antara keduanya.

Rafa menganggukkan kepalanya, sambil terus mengelus rambut pacarnya itu.

"Aku cuman salah makan aja, jadinya keracunan makanan deh" alibi Fatimah untuk menutupi
kebohongan nya.

"Terus kalau cuman keracunan makanan, kenapa kamu panik banget pas Rani mau ngomong? Ada yang kamu tutupin dari aku, sayang?"

Fatimah bingung alasan apa lagi yang harus iya pakai, namun iya tidak kehabisan akal. Ia tarik Rafa kepelukannya dan mengelus-ngelus rambut Rafa dengan tangan lembutnya.

"Oke-oke aku percaya" ujarnya sambil membalas pelukan ku tak kalah eratnya

"Awas aj kalau kamu sampai ada masalah yang ditutupin dari aku, aku susah untuk percaya sama kamu lagi kalau sampai hal itu terjadi. Kamu ngerti kan hm?"

Glekkkkk
Fatimah terhenyak mendengar penuturan Rafa, namun mau tidak mau iya harus menggangukan kepalanya. "Iya sayang"

Setelah itu fatimah semakin mengeratkan pelukannya untuk menutupi kecanggungannya agar tidak terlihat oleh Rafa.

Maaf raf, aku bohong soal masalah aku sekarang. Aku belum siap mengungkapkan fakta ini ke kamu sekarang, aku sudah terlalu nyaman sama kamu gak mau kehilangan kamu juga. Walaupun aku tau kamu akan ninggalin aku setelah tau kebenaran nya . Jadi biarkan fakta ini terungkap dengan sendirinya berjalan dengan waktu Sampai aku bisa ikhlas kehilangan kamu "batin Fatimah"

*
*
*

Jangan lupa vote and comen ya

Dan tandai kalau ada typo

Sabtu,2 Oktober 2021
12:53

takdir fatimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang