3. Arka si pencemburu

217 34 10
                                    

"Apa harus mengatakan cinta? Jika aku sudah memperlihatkan bahwa aku cemburu?"
.
Selamat membaca kisah manis arka dan nisa!
.
.

" Eh ada bang gara, udah lama bang?"

Sapa nisa pada sagara yang merupakan kakak sepupunya arka. Laki - laki yang memiliki telinga besar itu kini tersenyum ke arah nisa. Bahkan hubungan gara dan nisa ini sudah seperti kakak dan adik kandung, lebih dekat daripada hubungan gara dan arka. Soalnya gara dan arka ini ribut terus, gara yang emosian dan arka yang acuh. Apalagi gara ini pernah naksir sama kakaknya nisa, yaitu wenda. Cuman cinta gara bertepuk sebelah tangan. Gara cinta wenda, wenda cintanya sama dimas bahkan wenda sampai nikah sama dimas. Jadilah Sagara Alterio ini menjomblo lama hanya karena hal itu.

Tapi meskipun hubungan gara dan arka seperti itu, gara masih mau membantu arka untuk menjalankan perusahaan almarhum ayah arka. Bahkan kedudukan gara di perusahaan itu juga termasuk berkedudukan tinggi setelah arka. Gara juga sayang arka kok, buktinya gara gak akan pernah diam aja kalau ada yang mau menyakiti arka.

" Lumayan nih odit."

Aphrodite atau odit, gara lebih suka memanggil nisa dengan nama belakang nisa. Karena Gara ini penyuka mitologi Yunani, apalagi dewi Aphrodite adalah dewi kesukaannya, maka dari itu arka waktu pertama kenalan sama nisa langsung memanggil nisa dengan odit. Ya meski arka tidak suka gara memanggil istrinya dengan panggilan kesayangan tapi gara gak pernah peduliin arka.

Nisa duduk di samping arka yang kini sedang serius pada layar laptop. Nisa kadang suka bingung dengan kedua laki - laki ini. Udah di sediakan ruangan kerja pun tetap aja ngerjain pekerjaan di ruang lain seperti ruang tamu, ruang khusus menonton tv, di dapur, bahkan di pinggir kolam renang juga mereka pernah. Kadang kalau mereka udah bosan, mereka suka mengerjakan pekerjaan di cafenya kaivan atau di tempat lain. Tapi arka tetap suka bawa nisa dan gara juga senang - senang aja kalau nisa ikut.

" Bang gara udah makan belum?"

"Udah."

Bukan gara yang menjawab, melainkan arka yang menjawab.

" Iraha urang dahar den? Urang karek datang ge geus di titah gawe." Protes gara pada arka kini. ( Kapan gue makan ka? Gue baru datang juga udah di suruh kerja)

" Cih ngadu."

Tuh kan apa nisa bilang? Arka dan gara tuh ribut terus, contohnya seperti sekarang.

" Arka tega banget ih. Bang gara mau makan apa? Biar nisa masakin."

"Suaminya gak ditanya." Jawab arka yang kini raut wajahnya mulai berubah.

" Geleuh ih. Cemburuan pisan anaknya teh." Ujar gara sambal bergidik geli. ( jijik ih. Cemburuan banget anaknya tuh).

Entah lah arka ini gampang cemburu jika nisa perhatian sama orang lain. Ya sebenarnya nisa juga sama, cuman arka sama sepupu sendiri juga suka cemburu.

" Iya maaf arka." Nisa menyenderkan kepalanya pada dada arka lalu memeluk arka dari samping, cara ampuh membuat arka untuk tidak marah lagi. " Arka mau makan apa hm?"

Satu tangan arka kini mengelus rambut nisa kemudian mencium puncak kepala nisa. "Apa aja nisa."

Ya memang arka tidak pernah protes mau makan apapun. Menurut arka, makan ya tinggal makan tidak usah ribet. Apalagi jika nisa yang memasak, arka dengan senang hati memakan masakan nisa meski rasanya tidak enak. Memang nisa tidak terlalu jago memasak, memasak pun harus lihat resep dari internet, tapi arka tidak pernah memasalahkan hal itu.

" Oke arka." Jawab nisa kemudian mengecup pipi arka.

" Tolong ya tolong. Masih ada cowok ganteng disini, kalau kalian lupa." Ketus gara.

ArkanisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang