One

664 41 11
                                    

Selamat membaca✨

Absen kota kalian dong👉

🦁🦁🦁

"ALEA!!" teriak guru dengan penggaris kayu panjang yang selalu ia bawa saat berpatroli diarea sekolah.

"Kamu terlambat lagi!" beonya.

"Nggak kok bu" Bohong Alea. Cewek yang memiliki wajah cantik bak Dewi Yunani. Kecantikannya mampu membuat kaum adam mengantri untuk mendapatkan hatinya, namun sayang, sifat Bar-bar nya membuat semua menggelengkan kepala.

 Kecantikannya mampu membuat kaum adam mengantri untuk mendapatkan hatinya, namun sayang, sifat Bar-bar nya membuat semua menggelengkan kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Terus ngapain kamu disini kalau bukan terlambat Alea?!" bentak bu Nuri-guru BK.

"Abis dari toilet"

"Sejak kapan ke toilet bawa tas hm?"

"Sejak dikelas banyak copet bu" adunya.

"Pulpen saya ilang mulu, jadi mau ga mau saya harus bawa tas kalau kemana mana. biar aman" Alea tersenyum sembari menepuk-nepuk tas gendong berwarna hitam yang tersampir disebelah bahunya.

"Saya tidak percaya sama kamu!"

"Iya jangan percaya Bu, Musyrik itu namanya" balas Alea.

"Sekarang kamu lari dilapangan 10 keliling!" murkanya.

"10 doang bu?"

"Ibu tambah jadi 50 keliling!"

"50 doang?" beonya lagi membuat bu Nuri kehabisan kesabaran.

"LARI 100 KELILING LAPANGAN ALEA ALDINATA!!" teriaknya murka.

"Skip bu. makasih. 10 aja cukup" tolaknya lalu berjalan santai menuju lapangan untuk melaksanakan hukumannya kali ini tanpa menghiraukan teriak dari Bu Nuri.

"Sepuluh doang? Cih kecil!" monolog Alea dengan pemanasan sebelum melaksanakan hukumannya.

"Semangat Lea"

Alea berlari mengelilingi lapangan luas milik SMA Garuda, dengan santai tanpa terburu-buru. Banyak murid yang berada diluar kelas ataupun berjalan dikoridor mengarahkan pandangannya pada cewek cantik ini.

Keringat mulai membasahi badan Alea, dirinya sangat gerah karena teriknya matahari diatasnya.

"Anjir cape juga!" Ia mengusap keringat didahinya.

"Awas lo burung Nuri!" geram Alea menatap Bu Nuri yang mengamatinya dikoridor samping lapangan.

Setelah putaran terakhir, Alea mendudukkan dirinya dipinggiran lapangan dengan kaki yang ia selonjorkan, ia mengusap keringat nya.

Alea berdiri lalu menyambar tasnya dan berjalan menuju kelasnya yang berada dilantai tiga gedung depan.

Ia memasuki kantin kecil dibawah tangga untuk membeli air mineral.

ALEA ALDINATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang