Tanjiro berbalik, mencari tahu siapa yang baru saja menepuk pundaknya.
"Genya, sedang apa kau di sini?"
Yang di panggil hanya menunjukkan wajah tak mengerti, "Apa kau lupa aku satu sekolah dengan mu atau bagaimana?"
Tanjiro terdiam sebentar, menyadari kata-kata bodoh yang baru saja ia keluarkan.
"Eh- oh iya ya. Kan lagi gabungan :'D"
Genya hanya menggelengkan kepalanya tidak mengerti lalu duduk di sebelah nya. tidak biasanya temannya yang satu ini terlihat tidak fokus.
"oh iya! Tanjiro, omong-omong bagaimana dengan proyek film yang belum lama ini kau ikuti?"
"Oh maksudmu 'Midnight's killer' ? itu berjalan baik-baik saja, namun aku tidak mengerti kenapa film series seperti itu bisa menjadi film gore paling populer akhir-akhir ini."
Genya tertawa, "Semua orang punya selera nya masing masing. Jangan khawatir, kau terlihat keren walau menjadi pembunuh.." mengacungkan jempol nya pada Tanjiro.
"Berhenti menggoda ku.., mereka sudah mau mulai!" Tanjiro menengok ke arah panggung di tengah tengah auditorium tersebut, Memperhatikan seorang pria dengan perut yang sedikit buncit menggenggam mikrofon di tangan kanannya.
"selamat siang anak-anak ku sekalian. bagaimana kabar kalian semua pada siang hari ini? semoga baik baik saja. dan seperti yang kalian tahu hari ini kita akan mengadakan kelas gabungan mendadak, tapi tenang saja khusus untuk hari ini kalian bebas dari semua tugas yang ada!"
Semua murid di auditorium bersorak kegirangan, pasalnya biasanya saat ada kelas gabungan semakin banyak murid yang ada semakin berat tugasnya dan entah mengapa hari ini pak kepala sekolah terlihat dalam mood yang sangat bagus, tidak seperti biasanya. mencurigakan.
"Dan spesial untuk hari ini kita telah kedatangan tamu yang super super superrr spesial! apa ada yang mau menebak kira kira siapa yang ada di balik tirai di belakang saya??"
Tanjiro masih memperhatikan dengan bosan, melihat bapak kepala sekolah yang sangat bersemangat tentang tamu yang datang satu ini membuatnya sedikit curiga. pantas saja saat pertama kali masuk ke dalam auditorium tersebut di penuhi dengan bunga bunga dan pita kerlap kerlip yang di hias di seluruh penjuru ruangan. bunga mawar putih berjejer dengan anggun nya di sebelah karpet merah pada pintu utama di belakang pak kepala sekolah berdiri saat ini. auditorium itu tak lagi tampak seperti auditorium, tapi sekarang lebih mirip seperti aula pesta besar untuk orang-orang penting.
murid murid di seluruh ruangan dan tentunya yang di belakang tanjiro mulai berbisik bisik menganai kira kira siapa yang menjadi tamu hari ini sampai sampai membuat sikap pak kepala sekolah berubah 180 derajat.
"baik semuanya tenang, tamu kita yang satu ini mungkin agak sedikit kurang nyaman dengan keadaan yang ramai..." bu guru mitsuri naik ke atas panggung dan berdiri di samping pak kepala sekolah dengan wajah yang berbinar binar.
Satu kalimat dari bu Mitsuri membuat seluruh murid di auditorium tercengang bukan main, satu petunjuk mengenai tamu tersebut membuat mata murid murid melotot tajam tak percaya dan suara di seluruh ruangan tiba tiba menghilang sepenuhnya begitu saja.
Genya hampir menutup mulutnya tak percaya dengan petunjuk mengenai satu tamu ini, menjelaskan sikap pak kepala sekolah dan seluruh guru sedari tadi.
Genya menengok ke arah tanjiro yang juga terdiam. Tapi tidak seperti murid lain yang berteriak kegirangan di dalam hati, tanjiro tiba tiba saja menatap panggung dengan tatapan penuh amarah, aura di sekelilingnya tiba tiba saja berubah mencekam. genya lupa, benar benar lupa dengan situasi apa yang sedang terjadi saat ini.
Sebelum sang 'tamu' benar benar menampakkan diri di atas panggung, dengan cepat genya menengok ke kanan dan kiri mencari guru terdekat. beruntungnya pak tangen sedang berdiri mengawasi sejauh dua baris kursi dari mereka. dengan cepat genya menghampirinya, "Pak Tangen, Bisakah aku dan tanjiro izin absen sekarang? Tanjiro tidak terlihat baik baik saja saat ini, jadi bolehkah saya membawanya ke UKS?"
Tangen yang sebelumnya melamun, setelah mendapat izin dari genya untuk absen dia menengok ke arah tanjiro yang terlihat diam membeku dengan wajah yang sangat pucat. Mau bagaimana lagi dia harus mengizinkan mereka pergi, walau harus membuat laporan nanti.
Tanjiro masih duduk terdiam di tempatnya, menatap ke arah panggung dengan perasaan yang campur aduk serta perasaan gelisah yang bukan main.
satu persatu memori dan trauma masa kecilnya mulai ter putar kembali di benaknya. Bayangan mengerikan dari wajah seorang pria dewasa dengan wajah seram menatap Tanjiro kecil dengan penuh kebencian.
"Tan! Hey ayo kita pergi dari sini! " Genya tiba-tiba datang sambil menggoyangkan goyang kan tubuh Tanjiro dan menatapnya khawatir.
Tanpa basa basi Tanjiro dengan terburu buru menggapai uluran tangan Genya dan bergegas bangkit dari sana. Menuju ke arah pintu keluar dengan melewati beberapa murid yang bersusah payah menahan teriakan girang mereka.
Beberapa detik sebelum sang tamu datang Genya berhasil membantu Tanjiro melewati pintu masuk samping dan menengok sebentar untuk melihat kedatangan dan wajah dari orang yang di sebut akan berdiri di panggung.
"Dan ini dia.., Mari kita sambut......"
Genya dengan panik langsung menutup rapat rapat telinga Tanjiro dan berlari dari sana secepat mungkin.
".... TOMIOKA ASAHI !!!"
TBC
hi..
anda siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Our Scenario | GiyuuTan | 🎬 🎬
FanficKamado tanjiro seorang aktor sma yang cukup terkenal, dan memiliki beberapa penghargaan dirumahnya. siapa sangka sering gelud dengan senpai-nya?? Lagi-lagi senpainya bukan sembarang orang, aktor NOMOR SATU tampan jenius dari lahir, juga aktor palin...