[4] Alergi

393 41 2
                                    

Vote!

Sudah sebulan, Kun belum membuka matanya. Joohyun tak henti-hentinya menangis karena tak kuasa melihat keadaan anak sulungnya Kun.

"Kun, Eomma mohon sadarlah. Kau pasti sembuh. Kun pasti bisa melawan penyakit nakal ini"

"Eomma mohon, sadarlah"

Joohyun tak henti-hentinya menciumi  punggung tangan anak sulungnya.

Mata Kun yang sudah sebulan terpejam akhirnya perlahan-lahan terbuka.

Kun melihat ibunya menangis.

"Eomma, maafkan Kun. Kun selalu menyusahkan Eomma dan Appa. Kun ingin menyerah Eomma," Kun meneteskan air matanya. Kun menggerakan jari tangannya yang digenggam Joohyun.

"Syukurlah akhirnya kau sadar Kun" Joohyun langsung menghapus air matanya.

"Sebentar, Eomma akan memanggil dr. Cho"

Joohyun menekan tombol yang berada di samping brangkar Kun. Beberapa saat kemudian dr. Cho datang bersama dua orang perawat. Seorang perawat menyuruh Joohyun keluar dari ruang ICU. Dan Joohyun keluar dari ruang ICU. Dokter Cho melepaskan selang ventilator yang ada di mulut Kun dan menggantikannya dengan oxygen mask.

"Syukurlah keadaannya stabil" ucap dr. Cho

"Perawat Yoon dan Perawat Na, tolong pindahkan pasien ke ruang rawat. Keadaannya sudah stabil"

"Baik dr. Cho"

Dua jam yang lalu Kun sudah dipindahkan ke ruang rawat. Saat ini Kun masih terlelap tidur karena pengaruh obat yang disuntikkan ke selang infus Kun.

Joohyun memandang wajah anaknya yang tengah terlelap dengan penuh kasih sayang.

"Astaga, aku lupa tak memberi tahu Junmyeon kalau Kun sudah siuman"

Joohyun mengambil ponselnya lalu memberi kabar pada suaminya kalau Kun sudah siuman.

▨▧▨

Suho sedang menunggu anak bungsunya pulang sekolah. Ia sudah menunggu selama 10 menit di depan halte bus sekolah anak bungsunya.

"Hendery aku duluan. Sepertinya Appa menjemputku"

"Ne. Sampai jumpa esok, Dejun" Dejun mengangguk.

Lalu Dejun berjalan ke arah mobil ayahnya.

Suho membukakan pintu mobil untuk Dejun.

"Appa, sudah lama menunggu Dejun?" ucap Dejun sambil menutup kembali pintu mobil.

"Lumayan, sekitar 10 menit mungkin"

"Pasti Appa jenuh menunggu Jun"

"Appa tak jenuh nak"

"Eomma menghubungi Appa, mengabari kalau Kun Hyung sudah siuman"

"Syukurlah"

"Appa sengaja menjemputmu sekalian mengajakmu ke rumah sakit melihat keadaan Kun"

"Pindah ke belakang sana. Ganti bajumu. Appa membawakanmu pakaian ganti"

"Baik Appa"

"Appa nanti beli minuman di ujung jalan sana. Jun mau minum mint choco"

Sequel; Don't Hate Me Dad (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang