6.Hurtful

1.9K 208 8
                                    

Tok tok tok..

"masuk lah"

"Gwenchana"

........

"apa yang terjadi, apa semuanya sudah berubah semenjak aku pergi, kau sudah tak sama seperti dulu lagi, dimana putra ku yang ceria dan sering tersenyum,sekarang sudah tidak ada lagi" chanyeol menarik tangan kiri renjun dan mengobati nya perlahan.

" aku bukan lah renjun mu yang dulu... berjalannya waktu semua nya telah berubah, bukan berubah karna seseorang tapi ini adalah takdir, takdir yang di putuskan tuhan "

sudah tiga hari chanyeol bersama putra-putranya di kediaman keluarga hwang, hubungan mereka sangat baik, begitu juga dengan renjun, ia sudah tiga hari ini pulang larut dan tak ada yang akan menghukum nya(lagi). tak mungkin mark menghukum renjun di saat sang ayah ada di rumah, bisa terbongkar sudah rahasia keji mark dalam mendidik adik nya.

"kau pulang larut lagi" jisung sedang berbaring di sofa ruang tengah degan pandagan yang masih fokus ke arah novel yang ia baca.

"hmm" renjun hanya menjawab nya degan deheman lalu melanjutkan langkah nya tak memperdulikan kan sang adik yang tengah mengumpat.

"Sial!! dia semakin melunjak" umpat jisung.

" ada apa"

" yak lele lihat lah, dia sepertinya benar benar bisu" ucap jisung degan wajah imut yang di buat buat.

" HAHAHAHHAHA, kau baru menydarinya??, bahkan tak hanya bisu dia juga tuli" chenle tertawa seperti apa yang ia ucap kan itu adalah lelucon.

renjun sudah berada di kamarnya menghempas kan tubuhnya ke kasur melepas penat nya hari-hari yang ia jalani akhir-akhir ini. sebenarnya apa yang renjun lakukan tiga hari ini?? renjun menghindari sang ayah agar ia tak terlalu dekat dengan sang ayah, ia takut jika ia terlalu dekat dengan sang ayah sodara-sodara nya akan semakin membenci dirinya dan juga renjun akhir akhir ini memeriksakan kondisinya karna ia sering kesemutan dan tiba-tiba tak bisa berjalan.

" apa aku benar benar akan lumpuh" renjun menatap langit-langit kamarnya, ia tak mau lumpuh ia memilih mati saja dari pada harus membebani ayah dan juga sodara sodaranya.

"renjun-ah waktunya makan malam " ucap sang ayah dari luar kamar.

" iya pa, aku akan menyusul " renjun segera mengganti baju nya dan turun menemui ayah dan sodara-sodaranya.

Pria yang hampir menginjak usia 50 tahun itu menepuk-nepuk kursi yang ada di samping nya, menyuruh sang anak duduk di sana. tampa lama berpikir renjun segera duduk di sebelah sang ayah menyaman kan posisi duduk nya.

" makan lah yang banyak putra ku, kau terlihat sangat kurus belakangan ini" chanyeol mengusap lembut surai anaknya dengan penuh kasih sayang dan jangan lupa dengan tatapan iri dari adik-adik nya.

                                   ***

Pukul 1 malam renjun tengah terduduk di balkon kamarnya dengan segenggam pil obat-obatan. sang empun menghela nafas nya dengan berat, menelan semua obat yang ia gengam sekaligus dalam 2 tegukan air.

"aku lelah" gumang sang empun.

tak lama setelah itu renjun merasakan sesak di dadanya dan pusing bukan main, ia tau memakan obat dalam dosis yang tinggi akan mengakibat kan efek yang cukup buruk. perlahan ia melangkah kan kaki nya memasuki kamar nya.

Release || Huang Renjun ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang