12. It happens again?

1.8K 194 17
                                    


"aku takut... " ucap renjun.

Chanyeol diam saja, namun dia tersenyum lirih bersamaan dengan air matanya yang berjatuhan.

"Maafkan papa renjun. maafkan karna tidak bisa menemanimu sesering mungkin" tangan chanyeol terarah pada surai pria di depannya, ia mengusap surai itu lembut dan tersenyum. tangan itu melemas, mata chanyeol perlahan tertutup dan tangan itupun terjatuh dari atas kepala sang anak.

Tiiiitttttt

Alat pendeteksi jantung itu berbunyi nyaring, diiringi oleh dokter Dan beberapa perawat yang masuk.

Mata renjun sudah terasa sangat berat. Dia tidak menangis. dari sang ayah memanggilnya, sampai hembusan nafas terakhirnya, pun renjun sama sekali tak menangis.

"pembohong" ucapnya sambil terkekeh kecil.

Renjun membalik kan tubuhnya berlari keluar ruangan tersebut. Ia berlari semakin kencang tak terarah.

"DASAR PEMBOHONG KAU CHANYEOL. KAU KATAKAN PADA KU KAU AKAN MENEMANI KU TAPI APA KAU-kau malah meninggalkan ku.. "

Seolah tak punya tulang, kaki renjun melemas, ia menjatuhkan kedua kakinya di tanah. renjun menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Yahh sangat benar, renjun menangis. hati nya hancur saat kejadian itu terulang kembali. Chanyeol orang tua satu-satunya yang mereka punya telah tiada.

Renjun menyesal. andai saja dia ada di rumah saat itu, andai saja sang ayah tidak mencarinya, andai saja. semua itu tak akan terjadi karna nya.

" maafkan aku hyung maafkan aku. Aku telah mengambil semuanya dari mu"

***

" lohh sus papa saya sudah sembuh? kok ruangan nya udah kosong?"

" jeno? ngapain? papa mana "

yang di tanya semakin menunduk. jeno sangat takut untuk mengatakan semua kebenaran nya pada sang kakak.

"Hahaha muka nya gak usah kayak gitu yuk ketemu papa. pasti papa seneng banget liat kita "

"hyung.. "

Raut wajah mark berubah, ia mengkerutkan keningnya.

"papa... papa sudah bahagia bersama eoma sekarang"

Deg

bagai di sambar petir, mark terdiam. bandan nya kaku mendengar ucapan jeno barusan.

Mark mengeleng kuat. tidak itu tidak boleh terjadi lagi, ia sudah kehilangan kedua ibu nya dan sekarang dia harus kehilangan ayahnya? itu tidak boleh terjadi.

BUGH!

" jaga ucapan mu jeno!!"

"aku- "

"jangan melantur, papa masih hidup!! " mark menegaskan ucapanya. ia tak mau memperdulikan ucapan sang adik, yang ada dalam benaknya hanyalah bahwa sang ayah masih hidup.

"hyung"

"haechan!! " panggil mark saat haechan menghampiri nya.

"katakan pada si bodoh ini kalau papa baik-baik saja. katakan padanya bahwa papa masih hidup, katakan!! "

Mark memaksa agar haechan mengatakan pada jeno bahwa sang ayah masih hidup.

"hyung. papa sudah tenag di sana bersama mama dan eoma" ucap haechan.

"SUDAH CUKUP HYUNG. PAPA SUDAH TIADA DAN KAU HARUS MENERIMA INI SEMUA. TIDAK CUMA KAU SAJA YANG MERASA KEHILANGAN, KAMIPUN JUGA SAMA MERASA KEHILANGAN"

jeno lelah mendengar semua omong kosong mark. Dia juga merasa kehilangan dia juga sedih tapi dengan megatakan bahwa sang ayah belum tiada tidak akan memperbaik keadaan.

Bugh!

Bugh!

Plak!

"kau katakan apa barusan?!! KAU KATAKAN APA BARUSAN JENO!! KAU BILANG KEPADA KU PAPA AKAN BAIK-BAIK SAJA DAN INI? KAU BILANG BAHWA PAPA TELAH TIADA? KAU MAU MEMPERMAINKAN KU KAU MAU MEMPERMAINKAN KU HAH?! "

" Nana.. "

"k-kau jahat kau hiks.. Membohongi ku"

Jeno yang tau jaemin akan pergi,segera memeluk sang adik. jaemin memberontak ia kecewa kepada kakaknya.

"kau tau kenapa aku melakukannya? "

Tenaga jaemin semakin melemah, ia menangis di pelukan jeno.

"karena aku menyayangi mu, aku tak ingin melihat mu menangis seperti ini"

Elusan demi elusan diberikan jeno kepada jaemin untuk menenagkan nya. jaemin itu sangat rapuh dan jeno sangat menjaganya tak membirkan satu tetes air matapun jatuh. tapi ketika melihat sang adik menangis hatinya sangat hancur, tak terima meliat air mata yang selama ini ia jaga agar tidak jatuh setetespun dan akhirnya air mata itu terjatuh dengan sangat banyak nya.

Kembali kepada mark.

Mark hanya memantung tak bergerak sedikitpun saat di bentak oleh adik nya tadi.

Haechan yang paham dengan keadaan mark sekarang segera menuntun sang kakak menuju tempat ayahnya. bukan haechan tega atau apa, tapi ia harus memaksa kakaknya untuk mengikhlaskan kepergian sang Ayah agar sang ayah tenang di atas sana.

Dibukak nya pintu besi itu.

Pemandangan yang pertama kali mark lihat adalah morgue freezer dengan nama-nama yang tercantum disana.

Huang Chanyeol 16:19 02/08/2019 korea selatan.

Mark perlahan melangkah mendekat pada penjaga yang sedang membukak lemari jenazah itu.

ditariknya nafas dalam-dalam sebelum membukak kain yang membalut tubuh sang ayah.

deg

Mark memantung seketika, walau ia sudah mengetahui bahwa sang ayah sudah tiada tapi hati nya sangat sakit saat melihat wajah pucat ayahnya yang tak berdaya.

"apa aku harus mengikhlas kan mu pergi?" ucap mark.

Haechan menepuk pundak mark.

"jika kau tak mengikhlas kan nya, bagai mana roh nya bisa pergi dengan tenang? Ayolah sekali saja kau jangan egois, kami semua juga merasakan apa yang kau rasakan" kalau boleh jujur haechan ingin menangis saat melihat tubuh sang ayah yang terbujur kaku, ia hanya berusaha tegar untuk sodara-sodaranya, jika semuanya bersedih setidaknya ada satu yang harus menjadi penyemagat, itulah yang haechan pikirkan saat ini.

Kolom hujatan/pertanyaan

Sebenarnya author tinggal pencet publis aja sih, tapi karna author ingin menguji kesetiaan kalian author tunda, btw thanks yah buat semuanya sebenarnya cerita ini gaje banget kok bisa serame ini Hehe.

Lwapyu jgn lupa vote and komen yah

Release || Huang Renjun ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang