17. Railway station

1.3K 107 2
                                    

"maaf, apa benar kereta menuju busan jam satu siang ini mengalami kecelakan?" tanya orang itu dengan nafas yang terengah-engah.

"maaf tuan jika anda keluarga dari salahsatu penumpang, mohon tunggu di sebelah sana sebentar, tim kepolisian sedang menangani kasus ini" ucap staff pelayanan kereta api tersebut.

"tapi adik saya di dalam kereta itu. jika sampai terjadi sesuatu pada adik saya, saya tidak akan segan-segan menutup tempat ini!!"

"sekali lagi saya minta maaf,tuan. tapi bisakah anda menunggu di sana dengan yang lain, bukan cuma adik anda saja, yang lain juga sedang mengkhawatirkan keluraganya, jadi sama-sama kita ber-do'a untuk keselamatan para penumpang, mohon untuk kerja samanya.".

Mark mengacuhkan ucapan staf tersebut, ia pergi meninggalkan stasiun kereta api dan pergi menuju tempat kecelakaan itu terjadi.

                                      ***

Haechan terduduk di dasar anak tangga, ia panik dan cemas, sampai-sampai terus menerus menggigiti kuku jari-jemari tangan nya.

"apa kita hanya akan diam saja?"

"heol sejak kapan kau jadi sepeduli itu pada renjun hyung? " ucap jisung mengejek pada chenle.

"hey sialan, sejak kapan juga kau memanggil nya 'hyung' ?" balas chenle tak mau kalah.

"sudah! kalian ini malah berdebat, apa itu akan membantu?"

Setelah diam saja, akhir nya jeno pun membuka suara,jeno sudah pusing dari tadi, haechan menjadi aneh, jaemin yang menjadi banyak diam di tambah lagi chenle dan jisung bertengkar,itu semakin membuat nya tambah pusing.

"ayo"

Ke-empat ber-saudara itu hanya diam tak menanggapi ajakan jisung, mereka hanya memandangi si bungsu dengan raut wajah bingung.

"haiss kalian ini tidak faham? jika ingin membantu maka ayo pergi ke-stasiun kereta api, barang kali kita mendapatkan informasi di sana"

mereka ber-limapun pergi setelah susah payah membujuk haechan yang entah kenapa menjadi seperti orang yang sangat ketekutan.

***

                                 

"kami menemukan kacamata alio yang sudah rusak dan kalung ini" ucap petugas yang dapat menarik perhatian mark.

"Ini.. ini gak mungkin kan? haha ini gak mungkin" mark tertawa seolah-olah apa yang ia lihat itu tidak benar.

"komandan kami menemukan jasat anak laki-laki tetapi wajahnya hancur karna tertimpa besi bagian kereta"

"apa kalian sudah mengecek semua pakaian nya? barang kali ada identitas yang bisa mempermudah kita untuk mencari pihak keluarga"

pandangan mark langsung tertuju kepada jenazah di dalam kantung. perasaan nya medorong untuk mengitip kedalam kantung mayat itu. "bolehkah saya melihat korban?"

Petugas itu menatap komandan nya. setelah bertatap-tatapan komandan itu menjawab. " anda yakin ingin melihat? kondisi korban tidak memungkin kan untuk di lihat, kepala korban pecah akibat tertimpa bagian kereta."

"saya....memiliki firasat."

                                    

                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Release || Huang Renjun ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang