awal

81.5K 6.2K 483
                                    

Suara tangisan menggema di dalam kamar. membuat seorang pemuda yang berada di sampingnya menghela nafas jengkel.

"Jen.. ayolah. berhenti menangis" ucap seorang pria sembari memberikan tisu ke pada Jennie.

"T-tapi bang!!, M-asa si Jennie mati dimutilasi? G-gak adil!" Protes gadis itu segugukan. Ia menerima tisu dari abangnya lalu menghapus air matanya dengan kasar.

"Ini nih. kenapa Abang ga suka kamu baca novel. lihat nih!" ucap sang Abang menangkup kedua pipi adiknya. mata yang merah, hidung yang merah, bibir yang manyun, dengan ingus yang meler.

"jelek banget" sambungnya membuat sang adik memecah tangis nya.

"Huwaa... ABANG!!, Kan si Jennie ini c-cuma minta si Dirga..buat balas perasaannya. lagian si Dirga kan bisa nolak secara halus. bukannya malah bentak-bentak! mana suka nampar pula huaaa ABANG!!"

Pemuda itu menutup matanya ketika suara toa adiknya menggelegar. astaga kupingnya!!

'rip kuping guaa...'
batinnya sembari mengelus kedua telinganya.

Menghela nafas sebentar. Ia menarik gadis itu ke dalam pelukannya.

"Udah-udah. jangan nangis lagi. ntar Abang bakal minta penulisnya buat ubah novelnya" ucapnya mencoba menenangkan adiknya yang masih menangis.

"beneran?" tanya Jennie mendongak menatap abangnya.

"iya beneran! Kalo perlu, Abang Beli perusahaan penerbit nya. suttt.. gausah nangis lagi" Tangannya mengelus surai adiknya sayang.

Merasa tangisan Jennie tak lagi terdengar. Pria itu melepaskan pelukannya.

"Mau jajan?" tawarnya yang di sambut dengan senyuman lebar dari sang adik.

"yaudah cuci muka dulu. Abang tunggu di bawah" pemuda itu mengecup sekilas pipi adiknya, kemudian beranjak dari tempat tidur.

"SAYANG BANG ANGKASA BANYAK BANYAK!!" gadis itu berteriak, seraya berlari menuju kamar mandi.

Angkasa hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya. setelah ke dua orang tua mereka meninggal. Angkasa hanya memiliki Jennie di sisinya. Dan tentu nya ia menjaga dan menyayangi adiknya. Harta satu satunya yang tertinggal.

Keduanya berjalan meninggalkan mini market yang tadi mereka singgahi. dengan Angkasa yang memegang dua kantung belanjaan yang di penuhi dengan cemilan Jennie.

"Bang, beli es krim!" Jennie menarik kecil ujung Hoodie Angkasa. menunjuk toko es krim yang berada di sebrang jalan.

"Iya iya," gadis itu mulai berlari kecil ke jalan.

"Jangan lari!, Liat kanan ki-- JENNN!!!"

BRAK....

Angkasa mematung di tempat.

Tubuh Jennie terhuyung ketika merasakan tabrakan yang keras. ia terlempar kasar dengan tubuh yang mulai mengeluarkan darah.

"Jennie!!" Angkasa berlari menghampirinya. Dengan tangan gemetar, ia memegang wajah Jennie.

Orang orang mulai berdatangan. menatap Jennie dengan tatapan iba.

"HUBUNGI AMBULANCE SIALAN!!" teriak Angkasa memecah keheningan.

Beberapa orang langsung mengambil handphone, guna menghubungi ambulan dan polisi.

Am I The Antagonis? {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang