──────⊹⊱✫⊰⊹──────
Selamat membaca 🌱
──────⊹⊱✫⊰⊹──────
Dihukum, adalah makanan sehari-hari Vika, Bahkan tidak membuat gadis itu jera sedikitpun.
"Kamu lagi kamu lagi! Gak bosen kamu bapak hukum? Gak capek kamu lari keliling lapangan? Gak cape?" Tanya pak Hendro.
"Kalau di tanya cape, yah cape lah pak, yakali di hukum gak cape " Jawab Vika asal. Membuat pak Hendro menatap gadis itu tajam.
"Saya pusing! Sekarang kedua tangan kamu pegang telinga!"
"Telinga saya pak?"
"IYA!" Jawab pak Hendro dengan suara yang cukup keras. Membuat Vika buru-buru memegangi kedua telinganya.
"Kaki kiri kamu angkat!" Suruh pak Hendro, membuat Vika menghembuskan nafasnya kasar.
" Udah pak..." Jawab Vika. Mau lari tidak bisa lapangan sekarang di penuhi dengan banyaknya anak-anak OSIS.
"Yah sudah seperti itu sampai jam istirahat!"
"Jangan coba-coba lari!"
"Iya bapak..." Jawab Vika. Sedangkan pak Hendro langsung pergi begitu saja dari hadapan gadis itu.
Vika mencoba mencari tempat yang cukup teduh, karena cuaca saat ini cukup panas. Entah kenapa saat dirinya hukum cuaca selalu panas. Bahkan ini masih pagi namun panasnya bukan main.
"Hitam nih gue hitam" kesal Vika.
Anya, Tobi dan juga Marko menatap Vika dari lantai dua tepatnya dari jendela kelas mereka. Menggelengkan kepalanya melihat Vika yang di jemur.
"Ko, gue kasian yahh liat neng Vika di hukum" ujar Tobi dengan tampang sedih.
"Nahhh, kalau lo kasihan... Yaudah Sana, lo gantiin dia... Gimana?" Usul Anya.
"Ogah!" Tolak Tobi mentah-mentah.
"Gimana si anjing? Katanya kasihan, tapi di suruh gan-
Ucapan Marko terputus karena mendengar suara teriakan dari teman sekelasnya. "BU FATMAH!!"
Buru-buru mereka semua kembali ke tempat duduknya masing-masing.
Keringat mulai bercucuran di pelipis gadis itu. Kaki serta tangannya mulai terasa pegal. " Panas banget yaampunnn" keluhnya.
Dari pinggir lapangan, Rama dan yang lain menatap ke arah Vika. Sambil menggelengkan kepala mereka.
"Dari awal tuh bocah masuk sini yah... Gak pernah dia datang pagi... " Ujar Erick.
"Kasian gue liat dia, mana panas banget lagi" timpal yoga.
Rama cowok itu berjalan ke lapangan, membuat teman-temannya menatapnya bingung. Sedangkan Alex yang awalannya ingin menghampiri vika, niatnya itu ia urungkan karena melihat Rama yang sudah lebih dahulu menghampiri gadis itu.
Vika yang awalnya merasa panas, tiba-tiba memejamkan matanya. Menikmati sesuatu dingin yang menempel di pipi kirinya. Namun beberapa menit kemudian ia membuka matanya dan melirik ke arah samping dimana Rama yang tengah menatapnya. Tidak lupa dengan sebotol air dingin yang di tempelkan di pipi kirinya.
"Minum" suruh Rama dan memberikan botol air tersebut kepada Vika.
Alex hanya tersenyum kecil dan langsung pergi meninggalkan lapangan, ada rasa tidak rela melihat Rama berdekatan dengan Vika. Jika boleh jujur, ia masih menyimpan rasa untuk Vika.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKGIRL CENDANA ( TAMAT)
Teen FictionCERITA FAKGIRL VS GOOD BOY GANTI JUDUL JADI FAKGIRL CENDANA [ PERBIASAKAN UNTUK FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!] Vika Anggika Queenzeina Elbaraq. Atau yang bisanya di panggil Vika. Gadis yang cantik dan baik hati itu. Membuat siapa saja ingin sekali...