B E R T A U T
__________________________
Pagi-pagi sekali, semua orang dikota sudah bangun, mempersiapkan kebutuhan pagi untuk pergi bekerja dan bersekolah. Hasan aksama juga begitu, ia tengah berkutat dengan buku gambar dan juga alat lukis nya. Ini adalah hari rabu, semua orang di sekolah wajib membawa alat-alat seni. Kelasnya bertanggung jawab atas seni lukis yang ada dalam sekolah, Hasan kerap kali memajang beberapa gambar miliknya pada dinding koridor lantai dua, Keren.
Bang Tegar, anak sulung pasangan yang bertetangga dengannya baru pulang dari Batam. Sudah mengetuk pintu rumahnya yang sepi dari jam tiga pagi, sambil menyodorkan banyak oleh-oleh yang memenuhi kedua tangan.
" Nih San, sengaja abang bawain banyak biar kamu gak perlu jajan di luar terus. "
Begitu kata bang Tegar.Padahal Hasan tidak pernah meminta apa pun saat lelaki itu pergi dua bulan lalu, tapi kebaikan bang Tegar membuat Hasan jadi sangat tidak enak hati, sepulang sekolah nanti Hasan berencana akan ke Pasteur membelikan mie ayam Cipaganti kesukaan lelaki itu, sekalian pergi ke Borma untuk beli sarung baru.
" Assalamu'alaikum. " Kata Hasan saat menutup pintu rumah, berpamitan pada perabotan dan seluruh ruangan dalam rumahnya. Berdoa semoga tak ada perampok yang iseng main ke rumah.
---
" Kemal Adriansyah ? "
" Present Ma'am. "
Sekarang sudah mulai jam pelajaran kedua, Guru bahasa Inggris mereka yang cantik sedang memastikan kehadiran para murid kelas Sebelas IPA satu. Hasan sibuk memutar-mutar bulpoint diantara jari-jari tangannya.
Bahasa Inggris memang bukan pelajaran mudah, tapi Hasan merasa jam sekolahnya hari ini begitu pengap. Rusuh oleh para pengajar yang berusaha mendesak anak-anak dengan kurikulum baru.
" San, lo mau mabal gak? " Bisik Lara, cowo berambut cepak yang sering lupa pakai dasi
" Gua gak bisa Lar, ajak aja si Keelan. "
Lara langsung cemberut, ia mengusak rambutnya frustasi. Pelajaran bahasa memanglah sangat ia benci, bahkan sulit untuk ia coba kenali. Selara Bagustian harus rela otaknya di jejali barisan kalimat asing kali ini.
" Ngapain belajar bahasa Inggris? Entar kalo mati juga di tanya nya pake bahasa Arab. "
Di bangku miliknya Hasan hanya terkekeh lesu, karena ia juga merasa ingin keluar dan jajan es teh gula batu.
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
MULA LAGI.
General FictionKita semua selalu bisa memulai. bahkan dari puing-puing kastil yang telah rubuh, kita bisa kembali membangun sebuah rumah untuk berteduh. - #GimanaNanti mulai di tulis: Jumat, 1 Oktober 2021