between

162 26 1
                                    

「⸙͎」

𝖉𝖗𝖚𝖓𝖐 𝖉𝖆𝖟𝖊𝖉

Why are you so painful?
While my heart is already like this

「⸙͎」

"apa kau sangat menikmati menampar orang lain?" tanya mingyu lesu.

wonwoo menggigit bibirnya menahan kekesalan yang hinggap.

"kenap-"

"dia sudah memiliki mate, bahkan jika kau menyukainya aku tidak akan membiarkan mu pergi bersamanya"

memangnya siapa dia bisa memutuskan masalahku seperti ini

"itu bukan urusa-"

"fate mate moon junhui ada disana, menyaksikan kalian berdua yang bertingkah seperti kekasih. bagaimana bisa itu bukan urusanku saat temanku harus melewati semua itu?" mingyu menatap wonwoo dalam, mencari tahu apa yang tengah ia pikirkan.

wonwoo menunduk, mengepal telapak tangan sembari menginggit bibirnya, ingin sekali ia melawan semua ucapan yang keluar dari bibir mingyu tapi tak ada dalih ia punya untuk itu. mingyu benar, wonwoo tahu jelas pria yang telah memikat perhatiannya itu telah memiliki fate mate.

"hujan deras sudah berlangsung dari semalam. jalan ditutup, aku akan mengantarmu pulang nanti" mingyu menunduk memijat pelipisnya, kepalanya terus terasa sakit sedangkan wonwoo ingin pergi dari apartment pria itu.

"aku akan pulang sendiri" ucap wonwoo tegas

"jika kau ingin mati dalam perjalanan, silahkan" mingyu bangkit dari sofa, berjalan menuju dapur.

"kenapa kau melakukan semua ini?? apa yang kau inginkan?" wonwoo kesal, pria yang kini menatapnya lesu itu tak bergeming.

"aku akan membuatkan mu sarapan" mingyu memakai apron dan menatap bahan makanan yang tertinggal berantakan di meja dapur.

ah ya, aku belum menjelaskannya pada hyung

mingyu terdiam, bergelut dalam semua pemikiran memaksa cerebrum miliknya bekerja. apa yang harus ia lakukan? jeonghan tidak akan mendengarkan dan entah mengapa mingyu seakan enggan menyelesaikan kesalahpahaman ini.

ia tahu aku begitu mencintainya. dia tahu semua hal tentangku. seharusnya hyung tidak akan salah paham seperti itu. setelah semua hal yang kami lewati, bukankah aku yang paling pantas untuk khawatir tentang perasaannya?

karna aku enigma. alpha tanpa fate mate, yang ditakdirkan mengembara mencari 'rumah' yang bahkan tidak pernah ada. karna fate mate hyung bukanlah aku dan sosok itu kini hadir, mengisi sisinya saat aku menjadi miliknya.

bahkan dengan semua hal itu, aku tetap percaya padamu. percaya kau akan memilihku hyung.

"hei apa kau gila!!!" tubuh mingyu di dorong mundur menjauh, pisau dalam genggaman kini berganti pemilik. 

mingyu menatap jari yang terhias warna merah pekat, dia benar-benar kacau. 

"kau benar-benar gila, aku tidak selapar itu untuk berminat memakan jarimu!" sarkasme itu dilontarkan dengan raut yang menyebalkan bagi mingyu. wajah pria lebih muda itu sangat mudah menampilkan rasa kesal dan menjengkelkan kepadanya. 

wonwoo menarik mingyu menjauh dari wilayah dapurnya, memaksa mingyu untuk duduk menyaksikan wonwoo yang sigap mengobati luka dengan diiring nasihat kesalnya.

"hei, apa kau tidak mendengar aku berbicara??"

mingyu muak mendengar kekesalan wonwoo saat benaknya terisi dengan masalahnya bersama jeonghan. mengenai bagaimana masa depan yang mereka bayangkan.

"kau bisa masak sendiri bukan? silahkan buat makananmu sendiri" mingyu melepas apron dengan wajah kesal. membuat wonwoo terdiam, menelaah sikap pria itu padanya.

mingyu menghidupkan tv di hadapannya, mencari pelarian dari kerumitan pikirannya saat ini.

wonwoo kini sibuk dengan dapur mingyu, sembari sesekali bertanya atau lebih tepatnya berteriak mengenai alat masak sang tuan rumah.

"hei, kau tidak memiliki alergi dan semacamnya bukan?" tanya wonwoo yang tak mingyu tanggapi.

tak lama sepasang piring dengan makanan diatasnya tersaji di hadapan mingyu. mingyu menatap wonwoo seakan bertanya, apakah itu miliknya?.

"aku tidak terlalu baik untuk membuatkan mu makanan"

mingyu fokus kembali kepada layar tv setelah mendengarkan jawaban wonwoo. enggan menanggapi sikap wonwoo yang menyebalkan saat ini.

"cepat makan" wonwoo duduk disamping mingyu sembari melahap nasi goreng kebanggaannya.

mingyu menatap piring itu dan tersenyum kecil.

aku harap ini tidak seburuk penampilannya, setidaknya ia tidak akan membunuhku dengan ini bukan?

baru satu sendok makan ia nikmati, raut wajahnya kini tak bisa berbohong. mingyu tersenyum kecil, menerka betapa banyak garam yang wonwoo masukan kedalam makanannya. namun sang koki tampak lahap, membuat mingyu tertawa kecil yang mendapat tatapan sinis dari pria di sampingnya.

Drunk Dazed : The pitiful truth behind the maskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang