Part 7 - Alexander Jefferson

25 12 12
                                    

Seline sedang tergesa-gesa tanpa sengaja menabrak pria maskulin dan tampan dihadapannya. Ternyata pria itu mengenalinya dan karena terburu-buru ia tidak sadar atau hampir lupa tepatnya, bahwa menurut kontrak dia adalah Selena Gracia!

Pria didepannya memiliki tinggi kisaran 180 cm sehingga aura dominan memenuhi ruangan terlebih dengan tingginya yang hanya 158 cm.

Wajah dihadapan Seline terlihat sangat tampan, membuatnya sedikit menahan nafas. Seline bisa melihat garis hidung dan rahang yang tegas, alis tebal, juga tatapan bola mata hitam seolah membaca isi hatinya paling dalam. Seline berusaha berpikir jernih dan tidak berlarut-larut pada tatapan pria dihadapannya.

"Apakah Anda Tim yang akan membantu memindahkan barang-barang ini?" Tanya Seline memulai percakapan karena pria dihadapannya terdiam cukup lama.

Pria itu terlihat sangat terkejut dan marah. Tiba-tiba pipinya sudah dicengkeram. Seline reflek menyentuh tangan pria dihadapannya berusaha melepaskan diri, tangan pria dihadapannya sangat besar, kekar dan kuat.

"Kau bahkan tidak mengenali wajahku?" ucap pria itu tidak percaya.

"Anda.. Anda Mister Alex?" tebak Seline.

"Kau pikir?!" hardik Alex

"Maaf Mister.. Saya tidak menyangka.. Pacar bayaran.. Saya pikir Anda.." Seline terbata bata tidak bisa mengucapkan lengkap kalimatnya.

Seline merasa syok.. Ia merasa sangat mustahil pria dihadapannya adalah Alexander. Jika pria setampan ini adalah Alexander Jefferson, tidak butuh membayar mahal hanya untuk mencari pacar. Entah butuh pacar asli atau gadungan seharusnya tidak sulit sama sekali dengan wajah Adonisnya.

Alexander terkejut tidak percaya. Bagaimana bisa wanita didepannya tidak mengenalinya. Seluruh penjuru negeri mengetahuinya, terlebih East Coast City tempat Jefferson Corp beroperasi. Alexander juga mencerna jawaban Seline barusan.

"Kau pikir aku buruk rupa dan tidak ada wanita yang menginginkanku?!" tanya Alex kesal

Seline menggelengkan kepalanya gugup. Alexander memiringkan kepala Seline ke kanan - kiri, mengamati lebih teliti.

"Bonita menjamin kau seorang profesional, wanita normal dan natural. Tapi aku tidak yakin kalau kau profesional. Aku tidak merasa kau seperti wanita kebanyakan.. Aku bahkan bisa melihat noda oli disamping pipimu. Kuberi waktu 20 menit.. Bersihkan wajahmu, dan aku akan memanggil Tim naik kesini untuk memindahkan keperluanmu." perintah Alex.

Awalnya Alex berpikir akan berbicara atau diskusi sedikit sebelum memanggil Tim untuk mengangkut koper-koper dan menjemput Seline keesokan harinya.

Namun diluar dugaan dengan apa yang barusan terjadi, Alex tidak yakin 10 menit pertemuan cukup untuk briefing rencana mereka. Alexander tidak mau ada kesalahan!

Seline masuk ke kamar mandi membersihkan diri dan Alex berdiri ke balkon melakukan panggilan telepon.

"Kau yakin FineCupid ini memuaskan?" tanya Alex saat telepon seberang diangkat, sebelum lawan bicara sempat mengatakan halo.

"Tentu saja! Sudah berapa kali kau tanya ini. Aku rutin pesan talent dari mereka. Apalagi kasusmu jelas tidak butuh sesuatu spesial seperti yang biasa kucari hahaha.." jawab Sebastian dari seberang telepon.

Sebastian adalah sahabat Alex dan mengetahui persis alasan Alex memesan talent dari Bonita.

"Sampai ada masalah awas kau!" ucap Alex gusar, menutup telepon tanpa memberi kesempatan lawan bicaranya menjawab.

Alex tidak begitu yakin dengan Selena ini. Namun acara pertunangan sudah besok, tidak mungkin ia meminta ganti di menit terakhir. 'Aku harus pastikan semua detail jelas.' ujar Alex dalam hati.

==========

Seline melihat pantulan wajahnya didepan cermin, wajahnya terlihat dekil dan kusam. Seolah treatment yang dilakukan kemarin menguap entah kemana. Dia memiringkan wajahnya dan memang ada sedikit oli di pipi sampingnya. 'Mungkin terkena oli saat membantu Jay mengganti pegangan pintu kamarku.' ucap Seline dalam hati.

Seline tidak begitu yakin dengan apa yang harus dipakai, set yang disiapkan dikoper untuk acara Alex mulai tanggal 30 September. Jelas situasi saat ini diluar dugaan.

Seline saat ini mengenakan jeans dan kaos. Sangat kasual. Seline memutuskan untuk tidak mengganti bajunya, toh Alex hanya briefing dan mengambil perlengkapan. Asistennya akan kembali menjemputnya besok.

Seline keluar kamar mandi dan melihat sebagian koper sudah tidak terlihat, hanya sisa 1 koper untuk diangkut pergi. Seorang pria paruh baya masuk untuk membawa koper terakhir. 'Sepertinya ini baru Tim' duga Seline dalam hati.

Alex menatap Seline keluar dari kamar mandi mengawasi Tim, supir yang merangkap sebagai asistennya. Perasaan Alex terasa sedikit terusik penasaran, dia tidak yakin kenapa dia merasa familiar dengan wajah Seline.

"Sudah selesai?" tanya Alex. Seline mengangguk.

Alex memberi tanda ke Tim untuk membawa ransel dilantai. Tim mengangkut koper terakhir dan tas ransel Seline.

"Eh? Saya memerlukan ransel itu malam ini. Saya akan membawanya sendiri saat dijemput besok pagi"

"Tidak ada besok pagi. Kau ikut denganku sekarang." Jawab Alex

"Kemana?" Tanya Seline

"Ke apartemenku." kata Alex tegas.

Seline syok.

==========

Love and Hate Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang