Part 5 - Nomor Tak Dikenal

27 19 23
                                    

Seline menatap ruangan apartemen itu. Semua serba putih, dari dinding hingga furnitur. Terlihat bersih dan steril, tapi terasa kosong hampa.

Dia baru mengamati detail setelah sendirian di apartemen. Apartemen itu tipe studio namun cukup luas dengan penyekat untuk sofa bed dan ada dapur mini didekat pintu masuk.

Seline duduk diatas kasur, melihat tumpukan kondom dan pil kontrasepsi ditangannya. Dia melirik kesamping melihat dokumen - dokumen yang cukup tebal.

Mulai dari dokumen kontrak kerja, dokumen tentang Selena, dokumen Alexander Jefferson dan juga dokumen cerita detail pertemuan mereka.

Seline perlahan mengumpulkan dokumen itu satu per satu, termasuk kondom dan pil kontrasepsi, lalu memasukkan semuanya kedalam ranselnya.

Seline merasa terperangkap. Ia merasa tidak ada jalan kembali, ini harus diselesaikan.

'Ya cuma 3 bulan. Apa susahnya jadi pacar?' kemudian Seline teringat bahwa dia sendiri belum pernah memiliki pacar sepanjang 25 tahun usianya.

"Aaaarghhh..." jerit Seline kesal.

==========

29 September

Seline menemui ibunya di rumah sakit dan berbohong kalau dia ada training kerja tiga bulan penuh, jadi belum bisa datang hingga tiga bulan kedepan. Ibunya bisa memakluminya. Dia merasa bersalah berbohong kepada ibunya sendiri, tapi meyakinkan diri bahwa ini adalah white lie.

Seline melihat pantulan wajahnya dijendela dihadapannya. Ia berdiri didepan kamar kosnya. Seline memang memutuskan tinggal dikamar kosnya sendiri, bukan di apartemen fasilitas dari Bonita.

Dia merasa tidak nyaman diruangan serba putih dan sendirian. Terlebih tidak terasa familiar. Seline juga perlu mengambil barang pribadi miliknya karena diluar acara dengan Alex, dia tidak merasa nyaman menggunakan pakaian atau perlengkapan milik FineCupid.

Seline berniat menginap di apartemen untuk malam ini, mengingat asisten Alex menjemput besok di apartemen. Seline menenteng tas ransel yang berisi beberapa pakaian, perlengkapan pribadinya, dan bersiap pergi mengunci pintu ketika ada suara memanggilnya.

"Selly! Kau mau kemana?" Sapa Jay ramah berbasa basi

"Hey Jay, aku ada pekerjaan dan harus menginap." jawab Seline

Jay adalah tetangga kosnya. Kos tempat Seline tinggal semacam blok rumah kecil dengan sepuluh pintu. Ini adalah kos campur untuk pria wanita tapi cukup aman dan bersih. Mereka semua adalah pekerja rantau dari daerah yang mencoba peruntungan di East Coast City.

Entah kenapa Seline memiliki kesulitan untuk mengunci pintunya. Tidak bisa diputar dan tidak ada suara 'klik' seperti kunci pintu pada umumnya. Jay mengamati Seline sudah memutar-mutar badannya untuk mengintip lubang kunci beberapa menit.

"Butuh bantuan?" Tawar Jay

Setelah 5 menit lebih akhirnya Seline menyerah. Jay membantunya dan sepertinya ada yang rusak dari pegangan pintu itu. Jay membantu membeli gagang pintu baru dan membantu Seline untuk menggantinya.

"Maaf merepotkan."

"Tak apa, ini memang bukan pekerjaan perempuan. Boleh bantu ambilkan obeng itu?" Jawab Jay dengan konsentrasi.

Seline membantu mengambilkan peralatan satu persatu dan setelah 30 menit lebih akhirnya pegangan pintu itu diganti dengan yang baru.

"Berapa harga yang harus kuganti untuk knop pintu yang baru?" Tanya Seline

"Tidak perlu, anggap hutang supaya lain kali kau mentraktirku makan malam!" Goda Jay

"Hahaha, okay.. Setelah gajian nanti aku akan membelikanmu makan malam"

"Atau cukup masak sesuatu, sudah lama aku tidak makan dimsum buatanmu."

Seline memang pernah membuat dimsum dan dibagikan ke semua penghuni saat pertama kali pindahan.

Seline mengangguk setuju.

"Okay, deal! Kau tunggu disini sebentar" ucap Jay dan pergi masuk ke kamarnya

Seline menunggu dan bertanya-tanya ketika teleponnya berdering. Nomor tak dikenal.

"Halo..? Siapa ini?" Tanya Seline

"Alexander Jefferson! Kau pikir siapa?" Suaranya terdengar kesal

Seline terkejut. OH!

"Umm.. Apa yang bisa saya bantu?" Seline merasa pertanyaannya tidak tepat, tapi dia tidak tahu apa yang harus diucapkan.

"Bagaimana bisa kau tak simpan nomorku?! Aku dalam perjalanan menuju apartemen dan tiba kira-kira dalam 30 menit."

"Hah? Bukankah kita seharusnya bertemu besok?" Seline merasa panik

"Apa kau pikir kita tidak perlu briefing? Kau sudah yakin diluar kepala semua detailnya? Kau pikir aku sesenggang itu untuk mencari-carimu? Aku tidak suka bicara lewat telepon. Kita bisa diskusi lebih lanjut saat bertemu dan Tim bisa mulai mengambil keperluanmu sore ini." Alex menutup telepon tanpa mendengar jawaban Seline selanjutnya

Alex tidak terdengar marah, hanya tegas dan pertanyaannya dilontarkan dengan sedikit penekanan. Seline merasa gugup dan keningnya berkeringat dingin.

Seline segera berdiri dari depan kamarnya dan berlari keluar. Jarak dari kosannya ke apartemen butuh waktu lebih kurang 40 menit dengan bus.

"Selly!" Jay meneriakinya saat keluar kamar melihat Seline sudah didekat gerbang pintu keluar bangunan.

"Aku sudah terlambat! Thanks bantuannya, nanti kubuatkan dimsum.. Daaahh!" Seline menjawab sambil setengah berlari.

"Wajahmu...." kata Jay memegang tissue basah ditangannya.

==========

Love and Hate Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang