14||Mirna (2)

3.6K 417 114
                                    

Chapter ini agak membuat kalian darah tinggi sih

Tapi semoga nggak ya...

Happy reading

Abian mendengus kesal "Naik"titah Abian

"Hah? "beo Mirna

"Naik ke motor gue. Kita ke tukang urut"jelas Abian

Raut wajah Mirna langsung berubah drastis. Ia tersenyum sumrinah. Dengan tertatih ia melangkahkan kakinya naik ke atas jok motor Abian

Mirna hendak memeluk perut Abian namun dengan cepat Abian menegurnya

"Nggak usah peluk-peluk. Kita udah beda"tegurnya

Mirna mengerucutkan bibirnya "Maaf"

"Lo gak salah, gausa minta maaf. Lo cuma harus sadar diri"ucap Abian lalu mulai menjalankan motornya menuju tukang urut

Abian memberhentikan motornya di klinik pijat urut. Ia membuka helmnya tak lupa menyugar rambutnya kebelakang. Mirna melongo

"Kebiasaan kamu gak pernah ilang ya"ucapnya di akhiri kekehan garing

Abian turun dari motor begitu juga Mirna. Abian mengurus biaya administrasi lalu mengantar Mirna keruang yang sudah di sediakan

"Assalamualaikum"salam Abian

"Shalom"salam Mirna

Dada Abian sesak saat mendengar salam yang keluar dari bibir Mirna. Andai saja mereka seagama

"Silahkan duduk. Siapa yang akan di urut? "tanya Tukang Urut disitu

"Teman saya ini Bu"jawab Abian menunjuk Mirna

Mirna tersenyum kecut

"Silahkan berbaring disini"titah Tukang urut itu

Mirna melangkahkan kakinya menuju brankar yang sudah disediakan lalu mengulurkan kakinya ke paha Tukang urut itu.

"Kaki kiri kan"ujar Tukang urut itu

"Iya Bu"

Tukang urut itu mulai memijat pelan kaki kiri Mirna. Mirna menggigit bibirnya agar tidak mengeluarkan ringisan

Pijatan terakhir mampu membuat Mirna meringis kesakitan "AW"ringisnya

Tukang urut itu terkekeh pelan "Sudah selesai Nak"

Mirna menggerak-gerakan kakinya, sudah tidak sakit

Mirna tersenyum tipis "Makasih Bu"

"Iya sama-sama"

"Ayok"ajak Abian

Natasha bangun dari brankar lalu berjalan pelan menghampiri Abian. Mereka berdua berjalan keluar dari koridor klinik ini

Dada Abian bergemuruh. Dia menahan sesak didadanya. Dengan gerakan cepat, Abian mendorong Mirna ditembok dan memojokkannya

Abian langsung mencium bibir Mirna kasar. Mirna mendelik saat mendapat serangan tiba-tiba dari Abian

Abian memberi lumatan lembut pada bibir tipis milik Mirna. Ia menumpahkan rasa rindunya melalui ciuman itu. Mirna kesusahan sendiri membalas ciuman Abian

Abian tak memberi sedikitpun celah untuk Mirna. Ia mencium rakus bibir Mirna

Lenguhan kecil keluar dari bibir Mirna mampu membuat kesadaran Abian kembali

Abian menguraikan ciuman itu dengan dada naik turun. Mirna menghirup banyak pasokan udara

Abian menjauhkan dirinya dari Mirna " Sorry"ucapnya

Abian : DANGEROUS BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang