HAPPY READING DAN JANGAN LUPA VOTE NYA YAA
Bara menatap rumah Kinan dari dalam mobilnya. Sudah hampir sepuluh menit ia menunggu Kinan agar keluar dari rumahnya. Sampai pada akhirnya Kinan keluar dari rumah dan Bara langsung menghampiri nya.
"Bisa ikut saya?" tanya Bara sambil menatap Kinan yang sedikit kebingungan itu.
"Maaf pak tapi saya harus pergi bekerja." jawab Kinan.
"Izin saja dan akan saya antar." ucap Bara lalu menarik Kinan agar masuk ke dalam mobilnya.
Kinan tidak tahu bagaimana cara menolak ajakan Bara itu. Jika ia izin untuk tidak bekerja maka bisa dipastikan Lina akan memarahi nya dan mungkin saja memaki nya. Tapi mau bagaimana lagi, Kinan sudah menerima tawaran Bara dan itu artinya ia harus menuruti semua yang lelaki itu minta.
Setelah sampai, Bara dan Kinan turun dari mobil. Bara memilih untuk menunggu diluar sedangkan Kinan langsung mencari Lina untuk meminta izin.
Cukup lama Bara menuggu Kinan sampai pada akhirnya Kinan keluar lalu berjalan mendekati nya sambil menunduk kepala.
"Kenapa?" tanya Bara karena merasa ada yang aneh pada calon istrinya itu.
"Tidak apa, ayo pergi sekarang." ucap Kinan sambil menatap Bara.
Melihat pipi kanan Kinan yang memerah membuat Bara marah terlebih lagi ia bisa melihat kalau Kinan baru saja menangis. Bara meninggalkan Kinan dan langsung memasuki restoran.
Mata elangnya mencari seseorang yang sudah membuat Kinan seperti ini. Bara adalah tipe orang yang sangat tidak suka jika melihat wanita disakiti apa lagi sampai menangis.
"Sudahlah, pak. Ayo kita pergi sekarang." ajak Kinan sambil mencoba menarik Bara keluar.
Namun Bara mengabaikan ucapan Kinan sampai pada akhirnya seorang wanita yang berpenampilan sangat norak mendekati mereka dan menatap tajam pada Kinan.
"Kau ingin membuat keributan lagi?" tanya Lina sambil menatap tajam Kinan dan Bara.
"T... tidak." ucap Kinan.
Melihat Kinan yang terlihat takut dan gugup saat menjawab pertanyaan Lina membuat Bara yakin kalau dia adalah orang yang membuat Kinan menangis.
"Apa yang kamu lakukan pada Kinan tadi? Kenapa pipi kanan nya memerah dan terlihat dia baru saja menangis." tanya Bara sambil menatap Lina dengan tatapan elangnya.
Sebelum menjawab pertanyaan Bara, Lina lebih dulu memperhatikan penampilan Bara yang terbilang sangat rapi lalu menatap Kinan dengan tatapan mengejek.
"Maaf tuan tapi seperti nya anda sama sekali tidak cocok bersanding dengan Kinan. Lihatlah diri Anda dan lihat Kinan, kalian bagaikan langit dan bumi." ejek Lina lalu menatap Kinan yang hanya bisa diam.
"Lalu aku cocok bersandingan dengan siapa? Dengan dirimu yang terlihat seperti nenek peot yang berlagak sempurna?" tanya Bara yang berhasil membuat Lina terdiam.
"Sudahlah, Kinan. Lebih baik kita pergi dari sini. Tidak ada gunakan berdebat dengan orang seperti dia." ucap Bara lalu menarik pelan tangan Kinan agar keluar dari restoran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosenku Suamiku
RomanceBara Aditama, ia adalahh dosen muda disalah satu universitas swasta yang terkenal akan sikap dingin dan irit bicara. Selalu mendapat paksaan untuk segera menikah dari Farah sang mama, membuat Bara frustasi. Bara semakin frustasi setelah Farah meny...