CHAPTER SEMBILAN

1 2 0
                                    

Malam itu, merupakan malam yang berbeda bagi Dion. Rasanya menyenangkan, tapi Dion tidak tahu harus mengutarakannya dengan apa. Dia hanya berniat untuk menghibur Nazla yang katanya baru putus cinta. Tidak lebih. Lagipula mereka kan sudah setengah tahun bersama, jadi tidak ada salahnya jika Dion perhatian bukan?

Meskipun hanya makan malam di kafe dan membeli dessert di sebuah toko cokelat, tapi Dion merasa sangat puas.

Saat perjalanan menuju basemen, Dion melirik Nazla. “Biasanya lo pergi sama cowok lo kalau malam minggu? Eh... Maksud gue, gue nggak bermaksud buat lo inget lagi sama cowok itu.”

Nazla menggeleng, “Gapapa. Iya, saya biasanya pergi. Soalnya kalau anak kuliahan pasti sibuk banget. Makanya, malam minggu diperkhususkan untuk hangout. Sejenak merefresh otak.”

“Tapi minggu lalu?”

Nazla terdiam beberapa saat. Seperti tengah menimbang-nimbang. “Minggu lalu saya nggak keluar karena ada deadline tugas.”

“Kayaknya ada hal lain, true?” tanya Dion kepo.

Nazla menghela napas, “benar. Siangnya, saya baru memergoki Clay saat bersama dengan Poppy. Tapi saya belum bilang, saya menunggu Clay bercerita sendiri dengan harapan jika itu hanya asumsi buruk saya. Saya berusaha berpikir positif, tapi ternyata kenyataannya, Clay mengaku dan milih melepaskan saya.”

Lagi-lagi Dion merasa emosi mendengar cerita Nazla tentang buruknya mantan pacarnya itu. Dalam hati, Dion menegaskan, “kalo gue jadi cowoknya, nggak bakal gue bikin dia sakit hati.”

[end] SS (2) - SEBUAH HATI DAN GORESANNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang