Bagian Tujuh : Si penengah

1.9K 181 31
                                    

*disclaimer, cerita ini beneran terjadi cuman di modifikasi dan di tarik kesimpulan dari segala kejadian yang berlalu, tujuan cerita ini dibuat hanya untuk diambil hikmah dan pelajarannya saja jangan di ikuti.

Semenjak kejadian kenalan singkat itu, aku jadi semakin semangat menjalani hariku terlebih aku menunggu nunggu hari kamis dan juga jumat sebab kalian tahulah apa yang aku tunggu tunggu, yap tidak lain dan tidak bukan mas bagas belahan hati ku, ( cie enak ya sekarang udah tahu namanya). Btw aku sama mas bagas cuman beda sekitar 8 bulan nggak sampai setahun tapi kalo sama radit aku beda 6 bulan jadi kita seumuran makanya kaya enak aja kemarin ngobrolnya. Bedanya mas bagas lebih cepat sekolahnya daripada kita berdua.

Hari ini aku ada janji praktek kimia ke sekolah, walaupun nggak ketemu radit setidaknya masih ada ammar, salah satu sahabatku. Aku sama radit nggak ketemu ya karna beda sesi praktek, radit sesi 1 sedangkan aku sesi 3

Awalnya radit bilang mau nungguin aku dengan ammar tapi aku dan ammar sepakat untuk nyusul radit aja kerumah dia karna mau main basket di komplek perumahan radit. Maklum perumahan orang menengah ke atas makanya fasilitasnya nggak main main juga

Selain itu kita ada rencana buat sekalian mau ke majlis bertiga juga untuk malam ini. Aku rasa terakhir kali kita main bertiga itu pertengahan pandemi deh kayaknya, waktu nganter radit ke bandara buat ke makassar sama waktu dia pulang. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan untuk oleh oleh wkwkwk lagian tuh anak berani banget sendiri ke makassar, padahal cuman ngambil urusan ayahnya tapi karna ayahnya ngak bisa makanya dia yang berangkat.

Hari ini udah minggu ketiga sejak kita bertemu mas bagas. Rasanya aku ingin sekali chatting dengan dia tapi akibat kebodohan yang kita lakukan serta mungkin gara gara keasikan dengan obrolan kira kala itu, kita berdua lupa minta medsos dia. Tapi ku rasa dia nih anak populer lah kayaknya gampang di temuin sosial medianya.

Berdasarkan teori kesotoyan dan ke sok tahuanku, aku mulai mengetik nama lengkapnya di instagram wkwk, random bukan tapi ya namanya juga usaha. Aku mulai menulis muhammad kulanjutkan dengan bagas kemudia irsyad belum sempat aku meliat hasilnya ada telpon masuk dari ammar

"Ish lah ammar nih ganggu betul, kan ilang mood jadinya" gerutuku

Tanpa basa basi aku langsung angkat

"Iya apa" jawabku judes

"Haduh haduh Assalamualaikum dulu nih bos biar sopan kan kamu anaknnya bunda (nyebut nama bundaku) yang paham agama" emang kayaknya circle ku ini perlu di rukyah semua nggak ada yang nggak ngeselin

"WAALAIKUMSALAM AMMAR IYA ADA APA" jawabku setengah teriak hingga bunda mendatangi aku ke kamar

"We santai anak muda, hari ini mau di jemput nggak baginda raja muhammad agil dhiaulhaq"
Aku akuin kalau masalah nenangin aku kalau lagi kesal atau marah ammar jagonya nggak kaya radit yang nggak peka peka

*fun fact dulu aku pernah ngomong sama mereka berdua kalau aku suka banget di perlakukan secara terhormat wkwkw terlebih saat aku marah atau sedang ngak mood. Tapi dengan diperlakukan begitu aku dengan cepat kembali ceria dan itu manjur bahkan oleh bunda sekalipun. Ammar merupakan orang yang paling ku suka dalam hal ini, makanya kalau temanan bertiga ammar lah penyelamat diriku kalau udah badmood atau betingkah wkwkwk

Aku langsung menjawab "jam 11 ya pengawal ku, jangan telat ntar kita dimarahin bu meri lagi" ucapku yang moodnya langsung baik

"Siap baginda, pengawalmu ini sudah di depan rumahmu" ucapnya

Jujur aku syok banget, aku kemudian menatap jam yang mana baru menunjukkan jam 9.30. Nih ammar jam segini ngapain jemput kerumah. Awalnya aku nggak percaya, tapi ammar langsung mengubah dari telpon ke video call yang menunjukkan dia didepan rumahku

Aku Kamu dan MajlisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang