Bagian Enam : Kenalan

1.8K 205 20
                                    

Kita memilih tempat makan yang nggak jauh dari masjid tadi. Dia mempersilahkan kita untuk duduk terlebih dahulu dan radit kali ini tumben banget kalem, kalau aku sih gas aja bar bar dari awal wkwkwk ngapain juga jaim kan. Tapi setelah pulang aku dimaharin sama radit gara gara hal itu, emang radit beraninya main belakang aja

"Mau pesan apa ?" Lagi lagi suara itu menghentikan akal sehatku, suara yang keluar dari mulutnya walaupun tidak bass tapi sangatlah merdu

"Aku mesan samain sama kalian aja dah" ucap radit

"Aku juga" celetusku

Tiba tiba aku dan radit di usilin sama nih sosok bau melati ini

"Mba daging untanya 3 porsi ya" ucapnya yang membuat kita bertiga dan mba nya kaget

Ya kalian bakalan tahu reaksi aku sama radit gimana, kita saling tatap dan sama sama kaget, secara kita ngak pernah makan unta gimana rasanya dan takut nggak bisa. Tapi kita sadar kita di usili, sosok bau melati ini dengan tenang ketawa kecil. Sejenak aku dan radit saling tatap mengisyarakatkan tunggu kami belas dendam wahai sosok bau melati

"Ayam bakarnya aja ya mba 3 porsi sama es teh manis 2 1 teh anget ya" ucapnya kembali

Pelayan itu langsung meninggalkan meja kami dan sontak aku langsung kaget karna dia tiba tiba mengujurkan tangannya kearahku. Kali ini aku beneran nge bug dan nge freze di tempat, aku bingung harus ngapain anjir, ahhh apa yang harus ku lakukan, dikepalaku yang ku ingat hanyar rumus sin cos tan, percepatan, kecepatan, rumus gaya jika ada gaya gesek, cara mencari nomor atom suatu molekul, cara menghitung masa atom suatu molekul dan lain lainnya.

Tapi dia langsung bilang

"Tidak afdhol kalau kita tidak menngenal satu sama lain kan, ayok kenalan" jawab dia tenang

Akupun menyalurkan tanganku dan mengenggam tangan dia, yap tangan yang lembut selembut kapas seperti minggu tadi

"Muhammad Agil Dhiaulhaq" kataku

"Nama yang bagus" katanya, jujur aku ngak tahu arti lengkap namaku tapi yang ku tahu dhiaulhaq itu artinya cahaya keberanaran

"Muhammad Bagas Irsyad" awalnya aku agak speechless mendengar nama ini dan repleks melihat ke wajahnya. Wajar good looking namanya aja cakep kataku dalam hati

Dia melepaskan jabatan tanganku dan beralih ke arah radit

"Ahmad Raditya Zakaria"

"Muhammad Bagas Irsyad"

"Oh iya aku biasanya di panggil bagas kalau kalian" dia menunjuk ke arahku

"Aku biasa agil atau aul tapi kebanyakan agil kalau aul cuman teman dekat contohnya kaya radit, dia manggil aku aul" panjang bener ya penjelasanku

"Kalau aku radit atau adit sih"

"Salam kenal ya dari bagas hehe" ucapnya sambil tersenyum manis

Aku iseng bertanya asal muasal bagas, ya maksudnya tahu kok dia dari rahim ibunya tapi maksudnya kaya sekolahnya dan tempat tinggalnya

"Bagas kamu masih sekolah kah ? Kalau iya dimana?" Kataku penasaran dan lumayan excited

"Aku sekolah di menyebutkan salah satu pondok pesantren terkenal di pulau jawa, sekarang lagi ambil cuti karna ada keluarga yang mau nikahan" ucapnya perlahan

Trus radit dengan gampangnya nanya

"Kalau kamu kapan nikahnya" sambil ketawa dan menggoda ke bagas

"Insyaallah kalau jodohku sudah sampai aku akan segera menikah" sambil senyum manis

Sontak aku menjawab

"Nggak usah capek capek nungguin nih di depan kamu jodoh kamu hehe" dan tahu ngak guys aku langsung dapat tatapan sinis dari radit serem banget kaya singga mau mengaum asli radit serem banget

"Eh maksudnya mba yang ini" sambil menunjuk mba yang ada di depan dia, takut kena terkam radit aku makanya langsung ngeles

"Kalau kalian ?" Dia nanya balik

"Kita satu kelas dan satu sekolah di sma (nyebutin sma kita berdua)" kata radit yang masih kaya singga

"Oh salah satu sma favorit itukan" jawab bagas

"Btw kalian udah lama ya saling kenal" tanya bagas lagi

"Heem, kita udah temenan dari sd, kebetulan radit ini penakut makanya aku yang pemberani ajakin dia temanan sampai sekarang" ucapku percaya diri

"Matamu, mana ada gas, hoax itu, orang kita temenan karna satu sd dan sebangku terus dan beberapa kali ikut lomba olimpiade bareng makanya jadi dekat sampai sekarang" balas radit

"Oalah pantas aja udah kaya abang adek aku liatnya heheh" dia kaya gemes liat kita berdua

Awalnya aku kira bakalan canggung pas kita bertiga disatukan dalam satu ini, tapi ternyata tidak, justru aku merasakan kehangatan kala itu, rasanya kaya teman lama yang sudah lama banget tidak ketemu satu sama lain

Kita ngobrol banyak tentang kehidupan pribadi masing masing sampai selesai makan, jujur aku lebih menikmati muka dia daripda makananku tapi ya aku jadi kenyang banget natap muka dia tanpa henti. Setelah kita selesai makan dia kembali membuka sesi pembicaraan.

"Aku liat malam jumat kemarin kalian kayak plonga plongo nyariin aku ya" tanya bagas

Sontak aku yang lagi minum langsung nyembur dan kali ini aku beneran di tabok oleh singga yang udah lepas dari kandangnya yaitu radit. Sakit lo dit waktu itu sampai biru tapi aku diam aja

"Ngak, ngak gitu bagas, kita cuman penasaran aja sama kamu, takutnya kamu mata mata yang diutus bapaknya radit buat ngikutin kita" jawabku singkat

"Maaf aku nggak pernah kerja sebagai mata mata" jawab bagas lebih singkat

"Tapi emang kemarin kamu memperhatikan kita berdua?" Ucap radit yang penasaran

"Aku persis ada diatas nggak jauh dari kalian cuman kayaknya agak tertutup makanya nggak keliatan"

Aku dan radit cuman bisa jawab oh panjang

"Kalian harus berterimakasih banyak sama allah, berkat rahmat serta hidayahnya kita bisa saling kenal satu sama lain tanpa perlu planga plongo lagi iyakan ?" Jawabnya sambil minum es anget pesanannya dengan santai

Sumpah untuk kesekian kalinya aku agak takjub dengan semua kata kata yang keluar dari mulut dia, tapi sayangnya ketakjuban ini berakhir disaat itu juga

Nampaknya bagas punya acara lain, jadi sesaat telponnya berbunyi dia langsung bergegas meninggalkan kita berdua begitu saja

"Oh iya, aku udah di telpon, ini udah aku bayar semua aku duluan ya" kata bagas sambil menjauh dan mengangkat telponnya dan masih terdengar halo assalamualaikum abi iya ini lagi mau jalan kemudian hilang.

Aku dan radit pun bersiap pulang kerumah lagi akhirnya rasa penasaran kita berdua akhirnya berbuah hasil. Dijalan aku baru ingat dan teriak hal ini tentu saja membuat radit mengrem dadakan yang membuat aku menempel ke dirinya

"Apaan dah ul kagak jelas amat tiba tiba teriak" ucap radit agak kesal

"Aku lupa hal penting ditt astagfirullah" ucapku sambil pegang kepala

"Lah emangnya apaan" radit penasaran

"Aku lupa nanya kenapa dia pakai minyak wangi bunga melati" ucapku

Radit be like dah lah capek ul boleh aku kuduk jadi batu aja ngak sih kamu

"Astagfirullah itu ngak penting banget dah ul" ucap radit kesal

"Hehehe kita lupa minta kontaknya dit gimana kita mau ketemu lagi kapan kapan, ini yang lebih penting dit"

Karena ucapanku ini. Sontak radit pun terdiam dan mematung, untuk pertama kalinya dia mengakui agil tumben pinter dan waras

Aku Kamu dan MajlisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang