Celana dalam, Blow Job, Pekerja Pompa, Mr. Brush bersama anjingnya, Glowy dan...
Mrs.Tander. Itu semua yang membuatku berada di tempat bercell tanpa kursi, tanpa kasur, tanpa computer, dan tanpa kondom ini. Yah sekarang aku kacau bersamaan dengan pikiran serta bicaraku, yang kulakukan sekarang hanyalah diam sambil bersandar di dinding memeluk lutut yang kutekuk ini, melihat bahkan mendengar ronta-an demi ronta-an teman sebelahku yaitu Sam. Dia meronta bukan kesakitan melainkan ketakutan dan aku menduganya da telah gila, menangis tiap menitnya menderu-deru di cell sebelah.
"Okay Sam, tidak apa... kita akan baik-baik saja" aku mencoba menenangkannya dalam posisi yang sama.
"Kau mengatakan tidak apa ?" Sam menengadah, menatapku sampai reaksiku sama
sepertinya, "Bagaimana tadinya, kau hanya mengambil celana dalam dan kita di penjara ?"
sembur Sam emosi. Yang kulihat darinya hanya cucuran air mata dan ingus dengan wajahnya
yang memerah.
"Bukan hanya itu..." aku berusaha menjelaskan namun terpotong oleh sambaran Sam.
"Padahal itu celana dalam ibuku, ibuku lebih menderita kehilangan celana dalam yang dicuri oleh Mr.Brush. Karena kehilangan celana dalamnya dia menjadi insomnia, malas bekerja, malas makan, malas mandi lalu kenapa kita yang penjara. Apa karena kita..."
"Stttsss" Jika aku tidak berdesis seperti ini, dia akan meneruskan sebuah diskusi memanas. "Ok okay Sam.. Tenanglah, kita akan baik-baik saja disini. Harusnya kau tidak menyalahkan keseluruhannya pada diriku"
"Oh Mom... Mom...Mom" rengek Sam menatap langit atap, dia sudah mengabaikanku.
Tidak lama ia menendang jeruji bagian bawah. Dan aku hanya melinu merasakan apa yang ia rasakan saat menendang jeruji tersebut. "Yang benar saja... aku hampir gila !,, gila gila karena celana dalam... Mom aku gila disini !" Sam terus berteriak-teriak tidak karuan dengan matanya terpejam rapat dan menutup telinga sendiri, menendang-nendang berulang kali pada jeruji sampai yang kudengar disini simfoni perpaduan suara teriakan Sam dan jeruji.
"Sam ayolah.. kita akan baik-baik saja" ucapku tidak berhasil menenangkannya, Sam terus melakukan hal yang sama. "Sam focus padaku !" bentakku tidak berhasil membuatnya diam.
Sedikit kebahagian bercampur dengan kekejutan melihat Mom dan Dad datang menemuiku
"Oh Tuhan, oh Tuhan... apa yang terjadi pada dirimu nak ?" Mom berlari mendekati cell. Aku berdiri mendekatinya walaupun kau tahu aku tidak bisa sedekat yang kuinginkan untuk memeluk, aku terbatas dengan jeruji sialan ini. "Apa kau baik-baik saja nak ?" Tanya Mom tentang keadaanku yang pasti akan kujawab dengan sebuah gelengan kepala. Kami berbincang sedikit repot karena tercampur suara Sam yang amat sangat berisik disini.
Membicarakan mengenai keadaan, tempat kejadian, masalahku... tapi yang tidak
kuceritakan ialah masalah Mrs.Tander, aku sedikit berbohong dan menutupi kejadian sebenarnya. Sangat memalukan jika diceritakan. Aku hanya menceritakan bahwa aku terjatuh bersamaan dengan Mrs.Tander lantas aku dituduh memperkosa dirinya. Sam mendengar ceritaku, seketika ia terdiam menatapku dari samping.
"Tom, tebuslah agar anak kita terbebas dari sini... ia tidak bersalah dalam kasus pemerkosaan bukan ?" Mom merengek menarik-narik lengan Dad.
"Pekerjaanku hampir bangkrut, imanjinasi telah stuck dan kita akhir-akhir ini selalu kekurangan. Bagaimana bisa menebus Justin dengan harga 10.000 dollar ?" Dad berbalik dengan intonasi memberat. Ini urusan mereka berdua, dan aku hanya terdiam memperhatikan debatan mereka. Ternyata aku salah karena memang ini urusanku juga.
YOU ARE READING
THE PROBLEM JOURNAL
HumorJustin Carlos dilahirkan pada keluarga yang berprofesi sebagai penulis novel di Chicago. Hal itulah yang membuat dirinya terpaksa masuk ke dalam sekolah jurusan sastra, padahal dia samasekali tidak memiliki kemampuan untuk menulis karangan. Bahkan d...