pukul satu siang hari, saat jam istirahat kedua, di warung bi yem. ada haechan bersama anak-anak pusdan sedang asik mengobrol disana, ditemani dengan secangkir kopi hitam dan beberapa bungkus rokok diatas meja.
dirasa putung rokok yang ada disela-sela jarinya kian memendek. langsung saja haechan lemparkan keluar jendela, kemudian mengambil sebatang rokok baru dari bungkusnya yang haechan taruh disaku seragam.
melihat temannya yang tak ada hentinya merokok, renjun menggelengkan kepalanya.
"udah atuh weh, chan!"
haechan melirik renjun "eh, kenapa?"
rasanya asing buat haechan mendengar larangan itu keluar dari mulut renjun. karna emang jarang banget renjun larang haechan buat sebat gini, biasa juga minta sebat ke haechan.
"batasin, ntar sakit tenggorokan baru tau rasa lo!"
haechan terkekeh "tumben?"
gimana ya bro, namanya juga temen. pasti saling mengingatkan satu sama lain jika sekiranya ada yang melewati batas. seperti saat ini, renjun ingetin haechan buat batasin rokok, karna haechan anaknya udah secandu itu sama yang namanya rokok.
haechan tuh bandel anaknya, susah kalo dikasih tahu, kata renjun mah gitu.
bahkan anak pusdan yang biasa nongkrong di warung bi yem aja kalo butuh rokok suka larinya ke haechan. sampai-sampai orang yang di sekolah tuh pada ngira haechan kalo dari rumah biasa bawa bekelnya rokok.
tapi bukan cuma itu aja alasan kenapa renjun berani tegor haechan.
"lo naksir kan sama jeje?"
baru aja mau hisap putung rokoknya, haechan udah dibikin kesedak duluan sama asap rokok sendiri.
hubungannya apa anjir jeje sama rokok?
"heeh."
berarti dugaan haechan bener, kalo barudak lain emang udah pada tau dari jaemin soal haechan yang naksir sama jeje, termasuk si renjun.
renjun mencebik "nggak bilang anjing, sama gua?"
"akhirnya tau juga kan dari jaemin?"
"tapi kalo lo ngomong ke gue ntar kan bisa gue bantu, chan?"
haechan ketawa kecil, bukannya ngeremehin. tapi haechan dari dulu kalo naksir sama cewek tuh, sebisa mungkin nggak bikin temen-temennya ikut terlibat.
cuma ya kebanyakan temen haechan yang pada paksain diri. sebenernya mereka bukan bantuin haechan, tapi susahin haechan karna mulut temen yang kadang suka bocor kemana-mana.
tapi yaudah gakpapa.
"nggak perlu, takut lo repot."
"dih, gaya lo tai!"
haechan terkekeh, "kurangin lo chan, rokoknya."
"kenapa dah?"
"jeje nggak suka sama cowok yang doyan sebat."
"oh, iyaa?"
"asli, gue mah jujur. coba lo sebat terus hembusin asepnya ke muka jeje, pasti lo kena tabok."
kocak, lagian semua orang kalo mukanya dihembusin sama asep rokok juga bakalan ngamuk. ada-ada aja emang si oncom.
"ke muka lo aja, sini!"
"jUNKYU BALIKIN GAK?!"
menoleh kebelakang sesaat, junkyu menjulurkan lidahnya mengejek jeje "NGGAK MAU, WLE!"
karna menolehkan kepalanya ke belakang saat sedang berlari, junkyu hampir tersandung oleh kakinya sendiri.
"--bangsat!"
"tUHKAN, NANTI JATUH!"
bukannya berhenti dan mengembalikan sisi kiri sepatu jeje, junkyu malah terus berlari hingga kemudian masuk ke dalam koridor gedung V.
jadi gimana ceritanya sisi kiri sepatu jeje ada ditangan junkyu. sebab setelah selesai pelajaran di lab komputer tadi tuh, sepatu jeje sempet ketuker gitu sama punya temen kelas.
tapi waktu jeje minta sepatu kirinya itu ke temen buat dituker. malah tadi katanya udah junkyu bawa pergi duluan, dengan alasan mau dia balikin ke jeje gitu.
sumpah capek banget, bisa bisanya ada orang yang mau percaya sama junkyu.
ngeselinnya, junkyu bawa lari sepatu jeje jauh banget sampai ke gedung V. mana sore ini turun hujan gerimis, jadi jeje kejar junkyu barusan sambil hujan-hujanan.
untung aja sehabis ini bel pulang sekolah bunyi. kalo nggak bisa-bisa jeje sama junkyu dilarang buat ikut pelajaran di kelas, karna kondisi seragam yang sedikit basah.
"JUNNN-" bentak jeje "kyu..." namun berakhir dengan nada lirih.
sebab saat jeje memasuki koridor gedung V. kini dihadapan jeje ada sosok haechan yang tengah berdiri memandang dirinya, dan tepat dibalik tubuh haechan ada junkyu yang sedang berusaha mencari perlindungan.
jika tidak salah, sepertinya haechan baru saja keluar dari ruang bk.
memasukan secarik kertas ke dalam saku seragam. kemudian haechan memandang tubuh jeje dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.
haechan bingung, bagaimana bisa gadis dihadapannya saat ini yang biasa selalu berpenampilan rapih, kini terlihat begitu berantakan?
"seragamnya kenapa?"
"apa?"
"basah gitu?"
lantas jeje hanya mengabaikan pertanyaan haechan, lalu menatap junkyu yang sedang bersembunyi dibalik tubuh haechan dengan kesal.
"balikin." kata jeje penuh penekanan, namun dengan nada suara kecil.
sumpah demi apapun, tenaga jeje sekarang udah bener-bener habis total.
walaupun begitu, haechan tetap saja masih bisa mendengar kalimat yang barusan jeje lontarkan. kini haechan mulai paham tentang apa yang sedang terjadi diantara mereka berdua.
"balikin jun," haechan melirik junkyu yang ada dibelakangnya.
"hah?"
"kasihan."
KAMU SEDANG MEMBACA
troublemaker, haechan.
Fanfictidak ada wanita yang bisa mengubah pria. tapi pria akan berubah demi wanita. ©elamoraka, 2O2O.