"Congratulation!" Tepuk tangan dan ucapan selamat menghujaniku begitu aku turun dari podium. Sebagai salah satu lulusan dengan peringkat summa cum laude, aku dan sekitar 4 orang lainnya mendapat kesempatan untuk berdiri di atas podium dan bersalaman langsung dengan rektor. Dengan senyum masih terpasang lebar, kulangkahkan kaki kembali ke deretan bangku yang tadi kutempati. Setelah perjuangan panjang selama 17 bulan, akhirnya selesai juga kuliah Master-ku ini. Kini, saatnya aku pulang ke Indonesia dan menapaki jalan yang kupilih sejak dulu : meneruskan bisnis Tranggana.
Setelah sedikit kata penutup, akhirnya acara wisuda graduates of year 2018 pun selesai. Aku berdiri dan mengedarkan pandangan mencari sosok Papa dan Mama. Sayang sekali, Mas Angga tidak bisa ikut, padahal dulu dia berjanji akan datang. Apa boleh buat? Butik miliknya sedang ramai sekali, membuat Mas Angga tidak bisa berkutik.
"Hey, congratz!" Sapaan seorang gadis berkacamata dengan wajah khas melayu dan rambut sebahu yang dicat warna rose gold membuatku menoleh. Kami lalu berpelukan sembari tertawa lebar. "Renata Abinandha Tranggana, Master of Science in International Business Management, with summa cum laude."
"Congrats for you too!" Aku tertawa senang setelah pelukan kami terlepas. Kami sudah saling mengenal sejak masih kuliah di S1 dan mengambil jurusan yang sama. Sebagai sesama orang Indonesia di negera asing, kami akrab dengan cepat. Saat ini, Nina juga baru lulus MSc of Business Analytic. Kami sengaja memilih universitas yang sama walau berbeda jurusan supaya bisa tetap bersama.
"Ai di mana?" Nina bertanya sembari mengerutkan kening dan mencoba mencari sahabat kami satu lagi, yang masih tertinggal kuliah di sini karena dia lebih memilih bekerja dulu lalu mengambil jurusan Master of Business Administration atau MBA. Awalnya, aku juga ingin mengambil jurusan MBA. Hanya saja, aku malas harus bekerja minimal satu tahun sebagai syarat masuk MBA. Aku memilih menuntaskan kuliahku lalu terjun total ke dunia pekerjaan.
"Itu dia!" Aku menunjuk seorang gadis tinggi dan berambut hitam panjang yang tengah berjuang melewati lautan manusia demi mencapai kami. Aku tak menyangka bahwa banyak sekali orang yang datang ke acara wisuda ini. Padahal, hari ini adalah hari wisuda untuk fakultas manajemen dan bisnis saja.
Harum parfum khas Mama, paduan dari melati, bergamot, dan vanilla, menyerbuku terlebih dahulu sebelum Mama muncul di depanku dengan membawa sebuah buket bunga mawar merah dan sebuah kotak kecil dengan lapisan beludru. "Ren, anak kesayangan Mama. Selamat, ya!" Mama mengulurkan buket bunga dan kotak itu padaku, yang kuterima dengan senang.
Dengan hati riang, kubuka kotak kecil itu dan langsung menjerit kecil melihat hadiah yang tersimpan di sana. Seuntai kalung dari emas putih dengan liontin berlian berbentuk bintang berkilau cantik ditimpa sinar matahari. "Cantik sekali! Terima kasih, Mama dan Papa". Aku mencium pipi Mama dan lalu berganti mencium pipi Papa. "Terima kasih sudah datang juga, ya. Padahal aku tahu kalian sibuk."
"Putri satu-satunya wisuda, masa kami tidak datang? A beautiful star diamond pendant for star of our life." Papa menjawil daguku gemas dengan tangan kirinya, membuatku tersipu malu karena diperlakukan seperti anak kecil di depan Nina. Kulirik Nina yang tersenyum geli melihatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TELAH TERBIT] Life Outside The Box
ChickLitTerjun ke bisnis Tranggana setelah lulus kuliah adalah rencana karier Renata Tranggana. Sayang, rencana itu bubar karena Papa malah meminta Ren bekerja di luar Tranggana untuk membuktikan kemampuannya. Tantangan diterima! Ren pun memasuki dunia kerj...