2//Meet You

217 17 5
                                    

Sudah pukul 19.00 pm, yang berarti sebentar lagi Chandra akan sampai di rumahku. Makanan buatan bunda dan tante Dina sudah berjejer dengan rapi di atas meja makan, aromanya mampu membuat perutku mengaung meminta jatah tapi kata Bunda harus menunggu sampai semuanya lengkap baru boleh makan.

Sudah satu jam aku duduk di depan meja belajarku.melanjutkan sketsa komikku yang belum selesai. Aku memang pandai dibidang seni, aku mahir menggambar dan bermain alat musik.

Dari kecil Bunda sudah mengajarkanku bermain piano, biola dan juga gitar. Kalau menggambar entah dari mana asalnya, dari dulu bakat menggambarku mungkin sudah muncul melihat dinding kamarku dulu sudah berganti warna dari putih menjadi warna warni karena kugambari dengan crayon.

Membuat komik sangat menyenangkan, diumurku yang masih 17 tahun aku sudah bisa menghasilkan uangku sendiri melalui royalti komikku yang sering di muat di majalah remaja.

Teng. Tong. Suara bel rumah membuatku bangkit dari kursi dan lari seperti kuda ke lantai satu beraharap Chandra yang datang.

Mataku membulat dengan sempurna melihat pria tampan yang duduk di meja makan, ya Tuhan engkau menjatuhkan salah satu bidadaraMu. Alisnya tebal, bibirnya sexy berwarna merah muda, hidungnya mancung, rambutnya bergaya Spike.Tebakan ku benar pria tampan itu memang sahabatku, Chandra.

Saat mata kami saling pandang, terlihat dengan jelas tatapan Chandra yang penuh dengan kerinduan. Keningnya berkerut mencoba meyakinkan bahwa gadis yang ia lihat adalah Alexa, Alexa yang asli bukan Alexa yang berada di khayalannya.

Chandra bangkit dari meja makan lalu berlari kecil menghampiriku, menarikku kedalam dekapannya. Tubuhku menegang saat Chandra memelukku erat. Air mataku tidak bisa kutahan. Chandra membiarkan aku menangis di pundaknya tidak peduli kemejanya kotor karena air mataku.

Godaan dari tante Dina serta Ayah, Bunda juga kakaku Karina tidak henti hentinya menyerangku saat berpelukan melepas rindu bersama Chandra.

"Kapan selesai pelukannya udah laper nih" kata kak Karina sambil memegang perutnya.

"Nempel terus kayak lintah kasian Chandranya lepas gih" goda bunda lalu tertawa lepas bersama tante Dina dan kak Karina.

Akupun melepas pelukanku, dan duduk di samping kak Karina.Tanpa banyak basa basi lagi semua menyantap makan malam buatan bunda dan tante Dina.

"Oh, iya kalau udah selesai Exa minta tolong antar Chandra ke kamarnya yah" kata ayah meminum segelas air mineral.

"Siap laksanakan komandan!" Jawabku sambil hormat lalu naik kelantai dua menuju kamar tamu yang akan di tiduri Chandra.

Kulihat koper punya Chandra lebih besar dan lebih padat di banding tante Dina. Bukannya menginapnya cuman tiga hari saja tapi melihat koper chandra seperti perlengkapan untuk tiga minggu. Aneh. Biarlah, yang penting aku sudah ketemu dengan Chandra.

"Oh iya kalau misalnya kamu mau ke toilet, kamu jalan aja terus toiletnya ada di sebelah kiri di ujung koridor dan kalau kamu masih punya kebutuhan lain bilang aja sama bi Ina"kataku panjang lebar menjelaskan "kalau nggak ada bi Ina bilang ke aku ajah, kamarku cuman sampingan sama kamar kamu"kutunjuk pintu kamarku.

"Aku ke kamar dulu yah, besok sekolah soalnya"saat hendak berbalik badan meninggalkan Chandra,tiba tiba pergelangan tanganku di cengkram olehnya lalu ia menarikku kedalam pelukannya.

"Maafin aku Exa, aku nggak pernah main kesini atau pun menghubungi kamu untuk menanyakan kabar, sebenarnya aku ingin sekali mendengar suaramu tapi aku takut kamu sudah lupa dengan ku, i miss you so badly Chealsy Alexandra Lasmana" kata terakhirnya dibisikkan di telingaku.

"I miss you too Chandra Putra Iarawan"

"Jadi kamu maafin aku?"dia memandangku dengan mata berbinar.

"Jauh sebelum kamu meminta maaf chan"

"Malam"

"Night, sleep tight" katanya sambil tersenyum lembut sambil mngecup ujung kepalaku.

Dear, future husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang