BRAAK
"Gue ada dimana?!"
Jaeyun terus memukul-mukul pintu dengan tangan mungilnya. Jangan tanya ada apa dengannya, dia juga tidak tahu.
Seingatnya semalam dirinya ketiduran di kamar dengan kaus yang sudah sedikit sobek di bagian ketiak dan celana pendek dalam keadaan sakit perut. Bangun-bangun sudah berada di sebuah kastil tua yang cukup menyeramkan dengan pakaian ala bangsawan. Atau mungkin hanya ruangan yang di tempatinya sekarang yang mencekam.
"Demi Layla ya Tuhan. Jaeyun mau pulang, Layla belum Jaeyun kasih makan, nanti kalau mati bagaimana? Jaeyun juga yang dosa karena gak kasih makan."
Jaeyun mau mendadak kaya raya, tampan, dan hidup di istana mewah. Tapi kalau begini ceritanya Jaeyun juga bingung bukan main.
"Jaeyun lapar.."
Lelah menangis, berteriak dan memukuli pintu. Dirinya kini bersandar pada dinding dengan corak ular itu. Tubuhnya lama-lama merosot hingga terduduk di lantai.
Sampai derap langkah kaki terdengar Jaeyun merasa ketakutan.
Mau bersembunyi dimana?
Bahkan tubuhnya terus bergetar kalau harus menatap lantai yang transparan itu. Lantai ini transparan dan berbatasan dengan laut. Di bawah kasur dibiarkan bercelah tanpa lantai sehingga sesekali sesuatu yang panjang dan bersisik keluar dari sana.
Pintu terbuka, seseorang dengan pakaian yang lebih mewah dari Jaeyun menggertak semua pelayannya.
"Sudah saya katakan dia tidak boleh dibiarkan pergi begitu saja! Kemana dia?"
Semua pelayannya menunduk takut, pasalnya orang yang dicari tidak ada di atas ranjangnya.
Padahal orang itu berada di belakang pintu.
"Mungkin di telan Scylla, Tuan."
"Atau dia menceburkan diri ke dalam laut."
Park Sunghoon—seorang pangeran dari kastil yang tak terlihat itu berdecak kesal. Pelayan-pelayannya yang kelewat bodoh karena tak menjaga Jaeyun.
Saat kakinya hendak melangkah keluar, dirinya mendengar suara isakan.
Sunghoon menjadi merinding sendiri.
Apa benar Jaeyun di telan Scylla peliharaannya?
Suara siapa itu?
Apa Jaeyun meminta tolong?
Akhirnya Sunghoon memberanikan diri untuk masuk ke kamar itu lagi.
"WOI TOLONG!"
Jaeyun keluar dari belakang pintu dengan tubuh yang bergetar sambil berlari lalu memeluk Sunghoon.
Sunghoon terkejut tampan.
"Astaga saya terkejut, saya kira kamu bunuh diri atau di makan Scylla."
Jaeyun mungil di gendong lalu di bawa keluar dari neraka berkedok kamar itu.
"Lo siapa, sih?"
Sunghoon tak menjawab, dirinya fokus menggendong Jaeyun menaiki seratus anak tangga yang ada di kastilnya.
"Heh? Ganteng-ganteng tuli!"
Jaeyun kesal. Dari matanya dapat ia lihat rahang tegas milik Sunghoon, milik pria yang tak dikenalnya. Hidungnya yang mancung dan matanya yang sedikit lebih besar dari miliknya.
Jaeyun tergerak untuk menyentuh rahang tegas milik Sunghoon denga telunjuknya. Rahang itu di tekan-tekan berkali-kali.
"Lo bukan manusia ya? Atau lo setan?"
Persetan ada di kerajaan dan di dimensi mana, Jaeyun kesal mau pulang aja.
Sampailah mereka di sebuah kamar yang berbanding terbalik dengan kamar sebelumnya. Cantik dengan desain alam dan kelambu yang terbuat dari dedaunan hijau. Ada jendela yang menghadap langsung ke laut.
Sunghoon mendudukan Jaeyun di ranjang.
"Woah, keren banget anjing! Kenapa kamarnya beda sama kamar yang sebelumnya?"
"Saya manusia sama seperti kamu. Bukan setan ataupun anjing. Kamar yang kamu tiduri sebelumnya adalah kamar tahanan." Ucapnya sambil menepuk-nepuk bahunya untuk merapihkan lipatan bajunya.
"Anjing!"
"Saya bukan anjing."
"Kok gue bisa ada disini? Lo siapa, sih?
Sunghoon menautkan alisnya, "lo-gue itu apa?"
"Idih? Norak banget. Pasti lo Meganthropus Palaeojavanicus manusia purba dari zaman Megalitikum."
"Norak itu apa?"
"Aneh, ganteng-ganteng kudet!"
"Kudet itu apalagi?"
Jaeyun kesal.
"Baku banget deh ngomong sama lo. Eh, maksudnya kamu. Kamus KBBI berasa bisa ngomong tau!"
Sunghoon ikut duduk di sebelah Jaeyun.
"Saya Park Sunghoon. Ini kastil milik saya. Kamu ingat? Sebelum kamu meninggal kamu di kasih kesempatan untuk memilih akan kemana dan jadi apa?"
Tunggu? Apa!? Jaeyun sudah meninggal?
"GUE MATI!?"
Sunghoon mengerjapkan matanya berkali-kali. Lucu.
"Maksudku, aku udah mati?"
Sunghoon mengangguk.
"Kamu ingat? Saat itu kamu sedang menjalani operasi usus buntu karena terlalu banyak makan mie. Jam tangan salah satu seorang dokter masuk ke dalam perutmu dan berakhir dirimu tak tertolong dan meninggal."
Jaeyun menganga tak percaya.
"Dokter sialan!"
"Malaikat pencabut nyawamu itu menuruti kemauan dirimu. Kamu bilang gue gak mau makan telur mulu sampe lidah gue rematik. Dan gak makan nasi goreng pakai nasi keras yang bikin gigi gue osteoporosis. Gue mau bangun-bangun ada di kastil sama orang ganteng kaya raya kek. Pengen ubah nasib." Ucap Sunghoon berbelit karena tak begitu tau slang orang modern.
Sekarang Jaeyun ingat dia membentak malaikat pencabut nyawa saat nyawanya ditarik.
"Buset, gue kira akhirat itu cuma surga dan neraka. Ternyata bisa request."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unusual Castle
Humor[DISCONTINUE] Kata orang setelah meninggal tempat tinggal kita yang kekal antara surga dan neraka, kok Jaeyun bisa request ya?