"Dia adalah Jay Park.."
Jaeyun mengerjapkan matanya berkali-kali. Jaeyun bingung, siapa pria yang ada di hadapannya ini? Jaeyun tak pernah melihatnya seumur hidupnya.
"Jay Park siapa?"
"Aku rasa kamu gak akan kenal tapi keluargamu mengenalnya."
Jaeyun dengan raut bingungnya menatap ke arah Sunghoon yang lebih tak tahu menahu. Tatapan Sunghoon kosong karena tak mengerti arah pembicaraannya.
"Kamu ingat kamu di bawa ke rumah sakit? Aku rasa enggak terlalu, kamu setengah sadar waktu dibawa ke rumah sakit. Awalnya kamu tidur, tapi sakit di perutmu semakin jadi. Orang tuamu membawamu ke rumah sakit, kan? Dokter yang menjatuhkan jam tangannya di perutmu adalah dia, Jay Park."
Jaeyun menganga tidak percaya. Setelah itu Hanbin dan Nicholas menghilang dari pandangannya.
"BANGUN LO JAY PARK! BANGUN SIALAN!" Jaeyun memukul-mukul dada Jay.
Sunghoon mencoba menarik si manis yang tenaganya tak seberapa lalu menenangkannya.
"Apa yang kamu lakukan, Jaeyun?"
"Dia yang bikin gue meninggal, Hoon."
Terdengar suara Jay terbatuk dan mulai membuka matanya.
Sunghoon melirik beberapa pelayan perempuan yang entah sejak kapan sudah berada disana mengikuti dirinya dan Jaeyun berjalan-jalan.
"Panggilkan beberapa prajurit saya untuk mengangkatnya."
Jaeyun menghentakkan kakinya kesal kemudian berjalan kembali ke kastil tanpa Sunghoon. Sunghoon yang sadar akan hal itu tak bisa menyusulnya. Ia tak mungkin meninggalkan Jay sendirian di sungai terbawa arus air.
***
Sunghoon membuka kamar yang di tempati oleh Jaeyun. Ia berlari kecil menghampiri Jaeyun yang tengah menangis. Bahunya bergetar hebat disana.
"Jaeyun, ada apa?"
"Gue kangen keluarga gue, gue tetep gak bisa terima kalau gue mati selucu ini. Mungkin kehidupan disini lebih baik, tapi disana? Ada keluarga gue, keluarga Jaeyun.." Jaeyun mengusap matanya kasar.
Sunghoon mengusap bahu Jaeyun guna meredakan rasa sedihnya itu. Kemudian duduk di sebelah Jaeyun.
"Jaeyun, kamu mau dengar sesuatu?"
Jaeyun hanya menoleh sambil membersihkan ingusnya pada baju Sunghoon. Matanya mengerjap lucu membuat Sunghoon tertawa sebentar lalu melanjutkan ucapannya.
"Hidup itu cuma sekali, mati lalu dibangkitkan. Kamu tau benar tidak semua orang istimewa seperti kamu. Kamu dapat hidup kembali dan abadi pada kehidupan baru, bukan reinkarnasi namun menjadi dirimu sendiri. Istimewa, bukan?"
Jaeyun mencoba memahami ucapan Sunghoon.
"Jadi, ada yang dibangkitkan untuk lahir kembali ada juga yang dibangkitkan untuk di beri ganjaran atas perbuatannya semasa hidup. Surga dan neraka, Jaeyun."
Jaeyun mengusap sisa-sisa air mata di pipinya lalu menepuk paha Sunghoon. "Bedanya masuk surga sama bisa request apa? Sama-sama abadi dan enak, kalo gitu sekarang aku di surga?"
"Berbanding terbalik. Di surga kamu sudah di terjamin kebahagiaannya. Kalau hidup kembali menjadi seseorang di tempat yang baru, kamu masih bisa merasakan sakit, masalah sehari-hari kehidupan orang-orang pada umumnya. Persamaannya kamu tidak akan mati, kamu juga tidak akan bertambah tua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unusual Castle
Hài hước[DISCONTINUE] Kata orang setelah meninggal tempat tinggal kita yang kekal antara surga dan neraka, kok Jaeyun bisa request ya?