2. First night with stranger

288 57 29
                                    

Jaeyun terus-menerus mengeluh lapar karena sedari tadi Sunghoon berceloteh seperti robot.

"Gue haus banget deh dengerin lo ngoceh."

Sunghoon tau kalau slang gue-lo itu sama dengan aku dan kamu. Tapi ngoceh? Apalagi itu?

Seolah mengerti raut wajah bingungnya Sunghoon, Jaeyun yang peka langsung menjelaskan.

"Ngoceh itu banyak bicara! Cepet aku laper banget ini liat udah grasak-grusuk perutku, dengerin ini."

Sunghoon yang masih terduduk di kasur terkejut saat Jaeyun tiba-tiba berdiri dan mendekati perutnya pada telinganya. Sunghoon mendongak mendapati wajah Jaeyun yang lesu, tak berenergi seperti sebelum-sebelumnya.

"Apa yang ingin kau makan?"

"Lo. Lama-lama lo gue makan!"

Sunghoon berdiri kemudian menepuk-nepuk tangannya isyarat memanggil para pelayan.

"Masak sesuatu yang lezat untuk Jaeyun."

Semua pelayan mengangguk kemudian berbalik ke dapur.

Mata Jaeyun memperhatikan pakaian yang dipakai para pelayan wanita Sunghoon. Sangat lucu. Itu terlihat seperti kamu memakai dress selutut lalu mengenakan apron putih. Iya kamu, pelayannya.

"Kenapa kamu tersenyum seperti itu?"

"Baju pelayannya lucu banget, Jaeyun suka lihat pelayannya cantik-cantik. Sunghoon pernah suka sama pelayan Sunghoon?"

"Enggak."

"Lho? Ini lo yang seleranya rendah apa bagaimana, deh? Liat aja mereka bening dan mulus begitu pakai pakaian mini."

Sunghoon malah menatap Jaeyun yang terus berbicara tanpa ekspresi. Tapi ini lebih seperti menyoroti wajah Jaeyun ketimbang melamun.

"Apa, deh?" Jaeyun yang sadar kalau Sunghoon terus menatapnya.

"Kamu lebih menggemaskan daripada para pelayan tadi. Bagaimana ya mengatakannya? Ah, lo lebih lucu daripada pelayan gue.." ucapnya ragu-ragu.

"Ih bisa ngomong gaul! Kece!" Jaeyun mengacungkan kedua jempolnya ke udara. Lebih tepatnya di hadapan wajah Sunghoon, hampir mengenai lubang hidungnya.

"Saya mau turun untuk makan malam. Kamu makan atau tetap disini menatap Scylla menari-nari di bawah sana dari jendela?"

Gila saja. Bagaimana perasaanmu melihat monster di laut yang bentuknya aneh dan besar di saat hari sudah gelap?

"Gak mau! Ayo Jaeyun mau makan, buruan!"

"Kapan saya bisa menggunakan kata buruan? Saya mendengarnya lebih seperti hewan yang diburu atau sesuatu yang diburu."

"Ah, kalau buruan yang punya Jaeyun ini lebih ke cepetan ayo! Begitu, Sunghoon."

Sunghoon mengangguk gemas.

Jaeyun masih tak bisa menerima dirinya sudah meninggal. Hanya saja kenapa dia ada di tempat seperti ini bukannya neraka? Karena Jaeyun sadar dosa-dosanya seluas lautan yang menjadi rumah Scylla.

Tapi, bersama Sunghoon juga tidak seburuk itu.

***

Jaeyun makan seperti orang kelaparan. Sunghoon memakluminya karena Jaeyun hanyalah rakyat miskin yang sehari-harinya makan mie instan sampai usus buntu dan meninggal.

"Kamu suka?"

Jaeyun mengangguk, "apa ini?"

"Anak-anak Scylla."

Unusual Castle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang