03. Adit-Lala

16.5K 215 5
                                    

Suasana kelas cukup ramai untuk ukuran hari senin pagi. Pasalnya senin adalah hari paling dibenci oleh semua murid. Namun kali ini sepertinya pengecualian.

Bising terdengar dikelas tersebut. Dibagian belakang kelas beberapa murid lelaki sedang bermain game beberapa lainnya bermain gitar. Tak hanya itu ada juga beberapa yang memanfaatkan waktu itu untuk tidur. Seperti halnya seperti seorang lelaki yang kini menulungkupkan kepalanya dimeja dengan mata terpejam serta telinganya yang terpasang earphone.

Lelaki itu tak terusik sama sekali dengan kegaduhan yang dibuat kelasnya.

Dilain tempat seorang gadis tersenyum cerah. Aura riangnya membuat semua orang tertawa. Seperti saat ini. Gadis tersebut sedang berjalan di koridor menuju kelasnya. Sesekali langkahnya terhenti untuk menyapa atau berbasa-basi dengan orang yang dikenalnya.

Langkahnya berhenti saat ia sudah masuk kedalam kelas yang bising. Matanya berpendar melihat kelasnya.

"Pagi semua!" Sapanya dengan suara riang.

Semua mata tertuju pada gadis itu.

"Pagi La. Tumben baru dateng lo?" Tanya teman gadis yang dipanggil La itu.

"Semalem Lala begadang makanya agak kesiangan. Untung hari ini nggak upacara ya." Jawab gadis yang ternyata bernama Lala tersebut dengan kekehan diakhir kalimatnya.

Langkah kaki Lala menuju kursinya. Terdapat seseorang yang masih nyaman dengan posisi tidurnya.

Setelah Lala menaruh tasnya, ia ikut menidurkan kepalanya dimeja. Menatap orang yang ada dihadapannya ini. Tangannya turun kebawah menuju paha orang dihadapanya itu. Mengelus lembut dengan senyum yang terbit dibibirnya.

Wajahnya mendekat pada lelaki itu. "Morning," bisiknya tepat ditelinga sang lelaki.

Mata sang lelaki perlahan terbuka, menatap Lala yang cukup dekat padanya. Terbit senyum disudut bibir lelaki tersebut. Tangan sang lelaki pun ikut turun dan menggenggam tangan mungil dipahanya itu.

"Morning too." balasnya dengan gerakan bibir yang dapat dibaca oleh Lala.

Lala tersenyum lebar. Tangan yang saling menggengam dibawah meja sampai bergoyang goyang karna girangnya Lala.

Lala dengan sekejap mata mengecup bibir menggoda dihapannya itu yang membuat sang lelaki terkejut.

Lelali tersebut menyipit pada Lala. Melepaskan genggaman tangan keduanya, menaruh tangannya dipaha Lala dan meremasnya sebagai reaksi akan tingkah Lala.

"Dit lo ga manggil guru nih?" tanya seseorang yang membuat lelaki disebelah Lala lebih kencang meremas paha itu.

Kepalanya bangun dari rebahannya dan menatap seseorang yang tadi memanggilnya. "Bentar lagi aja. Kalian mau mulai belajar sekarang?"

Murid lelaki yang memanggil Adit tadi menggeleng. "Nggak sih, cuman ngingetin aja ntar lu ngamuk lagi ga dibangunin." setelah itu kelas kembali ramai dengan aktivitas masing-masing.

Lala tadi sempat kaget akan panggilan tadi. Pasalnya mereka habis berciuman. Ralat. Lala mengecup Adit duluan lebih tepatnya. Kalo keciduk kan bisa berabe ntar.

Kini tatapan Adit kembali pada Lala. Tangannya sudah tak bertenger dipaha gadis tersebut. Melainkan sudah menjalar naik hingga paha dalam sang gadis.

Adit tak merasakan celana pendek yang biasa gadis itu gunakan.

"Kamu nggak pake celana pendek?" tanya Adit dengan berbisik.

Lala menggeleng dengan dihiasi senyiman manis. "Aku kan kesiangan gara-gara kamu hehehe."

Short sexy collectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang