Bagian Terakhir 🔞

11.1K 544 38
                                    

Renjun mengantar Donghyuck sampai ke depan apart pemuda itu. Hendak mengajaknya jalan-jalan malam jika tidak lelah sepulang berkerja. Karena setelah dipikir-pikir, waktu yang mereka habiskan bersama belakangan ini terasa kurang.

"Hyuck, mau jalan-jalan keluar?"

Donghyuck yang baru membuka pintu apart menoleh.

Renjun langsung menggaruk dahi di sekitar alisnya. "Yah, kalau kamu ga cape habis kerja."

Donghyuck tersenyum, dia masuk ke dalam sembari menarik pelan lengan Renjun. "Kayanya malam ini aku ga bisa."

Donghyuck menutup serta mengunci pintu setelah Renjun masuk ke dalam. Dia memutar badan menghadap pemuda Huang yang berdiri diam, menatapnya.

"Oohh.. gitu. Maaf aku ga tau." Renjun melihat ke lantai sekilas sebelum kembali menatap Donghyuck yang berjalan mendekat. "Kalau gitu, aku pamit berangkat ke kafe." Pemuda Huang melangkah mundur karena dia merasa Donghyuck terus saja mempersempit jarak diantara mereka.

Donghyuck merengut. Dia rapatkan tubuh Renjun ke pintu. "Kamu perhatiannya ke kafe terus, ke akunya kapan?"

Dia tarik kerah si pemuda Huang. Membuat Renjun gugup sampai meneguk ludah. Dia melirik-lirik ke tempat lain, tidak sanggup bila harus menatap langsung wajah Donghyuck.

"Sayang, kamu mau apa?"

Sudah hampir setahun hubungan mereka terjalin, tapi Renjun belum pernah sekali pun menyentuh Donghyuck. Kegiatan paling intim yang mereka lakukan hanya sekedar ciuman, tidak lebih. Bahkan Renjun selalu menolak jika Donghyuck sudah mulai menggodanya untuk berhubungan badan.

"Hm, aku?" Donghyuck menarik rahang Renjun pelan, membuat lelaki itu menatapnya. "Aku mau kamu, Injun." Dia kecup bibir yang selalu terasa manis, begitu memabukkan ketika dilumat.

Renjun yang mulai bernafsu ditambah dia juga sangat merindukan pacarnya membalas lumatan Donghyuck. Membiarkan sang kekasih mengalungkan lengan ke lehernya. Renjun semakin merapatkan tubuh, tangannya bergerak mengusap punggung lalu perlahan turun ke bongkahan kenyal Donghyuck.

Lama mereka beradu lidah, Renjun sudah mengambil dominasi dengan menuntun Donghyuck bergerak masuk ke apartemen. Merebahkan tubuh sintal itu ke atas sofa, lalu menatap matanya.

"Hyuck, kamu yakin?"

Nafas mereka beradu karena wajah keduanya nyaris tidak berjarak. Donghyuck tersenyum, dia usap pundak Renjun lalu perlahan turun ke dada. Gerakannya naik lagi sampai mengusap rahang dan dagu kekasihnya.

"Aku selalu yakin. Kamu aja yang terus ragu-ragu."

Renjun merendahkan kepala, mengecup bibir Donghyuck sekilas. "Aku cuman takut kamu ga nyaman."

Lelaki yang ditindih menggeleng, "aku malah makin nyaman kalau kamu berani mesum."

Renjun terkekeh mendengar ucapan Donghyuck. Dia kecup sekilas bibir ranum itu, lalu berpindah ke bagian leher. Memberikan kecupan-kecupan kecil disana sembari tangannya masuk ke kemeja Donghyuck, mengusap kulit tan yang teramat halus.

"Ahh.."

Desahan halus terdengar kala tangan nakal Renjun memainkan puting Donghyuck yang sudah mengeras. Membuat ia mengalungkan kaki ke pinggang Renjun. Lengan pemuda itu juga setia bertengger di leher dominannya.

Renjun tempelkan dahi mereka, memberi kecupan pada bibir sebelum mengangkat tubuh Donghyuck seperti koala. Secara otomatis tangan dan kaki lelaki tan semakin erat memeluk tubuh Renjun, bahkan wajahnya dibenamkan ke pundak pemuda itu.

Mereka masuk ke dalam kamar. Renjun baringkan tubuh Donghyuck, membuka kemeja pemuda itu perlahan. Sedikit banyak itu membuat Donghyuck malu, apa lagi saat Renjun membuka bawahannya.

BUNGA TIDUR [renhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang