Bagian Keenam 🔞

7.8K 535 9
                                    

Donghyuck berjalan keluar cafe setelah membayar makan dan minum miliknya. Dia membuka masker setelah di luar, menghirup nafas dalam-dalam lalu dihembuskan.

"Haahhh... sia-sia gua ngikutin Mark." Matanya menerawang ke depan. Memperhatikan lampu-lampu yang menghiasi sekeliling cafe.

Setelah merenung sesaat, Donghyuck mengeluarkan ponsel, memesan taxi online.

"Permisi," Seorang pemuda tiba-tiba saja merendahkan kepalanya untuk melihat wajah Donghyuck yang menunduk. "Donghyuck?"

Ponsel yang di tangan pemuda Lee tadi nyaris terjatuh jika dia tidak cepat-cepat menangkapnya lagi. Donghyuck melihat pemuda dengan rambut gondrong itu.

"Iya, siapa?" Matanya menelisik wajah yang tertutup masker disana.

"Oh." Lelaki itu menurunkan maskernya. Membuat Donghyuck langsung terbelalak.

"R-Renjun?"

Pemuda itu mengangguk sambil tersenyum, "kebetulan banget ya kita ketemu disini."

"I-iya, haha." Donghyuck tidak berani melakukan kontak mata dengan lelaki yang ternyata jauh lebih menggoda saat bertemu langsung. Ditambah aroma Renjun yang tercium jelas dari jarak mereka sekarang.

"Gue kerja disini." Renjun menyentuh pundak Donghyuck, membuat pemuda Lee itu menjauh satu langkah darinya. "Kapan-kapan datang aja kesini, biar gue traktir dessert."

"Iya, makasih." Donghyuck kembali melangkah mundur, membuat tangan Renjun lepas dari pundaknya.

Pemuda Huang itu mengangguk. Sepertinya tidak heran dengan gelagat teman lamanya yang terlihat tidak nyaman.

"Mau langsung pulang?"

Donghyuck mengangguk, "iya, taxinya udah nunggu di depan." Lalu dia berlari menjauh.

Meninggalkan Renjun yang tersenyum sambil menahan gemas karena sempat melihat pipi berisi Donghyuck merona.

"Padahal gue mau minta nomornya. Kapan-kapan, deh."

"Harusnya gue minta nomornya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Harusnya gue minta nomornya!"

Donghyuck membentur-benturkan kepala ke bantal. Tadi sudah siap-siap tidur, tapi wajah juga suara Renjun masih terngiang-ngiang di kepalanya.

Cara pemuda itu menurunkan masker, tersenyum, menyentuh pundak Donghyuck, juga aroma tubuhnya.

"Arghh! Huang Renjun bangsat!" Dia lempar bantal tadi ke arah dinding kamar yang menempel dengan tepi kasur. Selanjutnya masuk ke dalam selimut sambil menggelepar seperti ikan di daratan.

 Selanjutnya masuk ke dalam selimut sambil menggelepar seperti ikan di daratan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BUNGA TIDUR [renhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang