•
•
•
Bagas Bantara atau yang biasa di panggil dengan Bagas adalah siswa yang bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Kertajaya.
Bagas mempunyai nama di sekolahnya, ia menjadi duta utama sekolah. Selain di karenakan ketampanan yang di milikinya.
Bagas juga sering mengikuti berbagai macam Olimpiade dan membawa pulang berbagai piala nya.
Dikarenakan itu juga ia di pilih untuk menjadi ketua osis di sekolah.
Hampir semua murid dan guru yang mengajar di sekolah tersebut menyukai keberadaan Bagas disana.
Tapi, entah apa yang berbeda denganku. Aku tidak tertarik sama sekali dengan hal yang mencakup semua tentang nya.
Menurut ku pencapaiannya adalah suatu hal yang biasa saja, dikarenakan siapapun bisa mencapai semua itu jika ia sungguh-sungguh belajar sesuai bidang yang di kuasainya.
Dimataku, Bagas memanglah seseorang yang lumayan keren. Tapi, sikapnya yang berubah saat di tidak berhadapan dengan banyak orang-orang membuatku sedikit bingung dengan kepribadian nya.
Satu hari yang akan ku ingat selalu ketika aku melihat kejadian yang membuatnya sampai sekarang selalu memikirkan tentang Bagas.
Mengapa disaat Bagas berhadapan dengan orang-orang ia seakan-akan seperti seseorang lelaki yang memiliki sifat sopan, humble dan mudah akrab dengan siapapun yang ia temui.
Tapi, berkebalikan dengan sifatnya di luar ruangan. Saat di dalam ruangan osis yang sangat tertutup, Bagas mendadak berubah 190° menjadi seseorang Bagas yang dingin dan tidak peduli dengan sekitarnya.
Hampir setiap jam istirahat aku selalu mendengar pembicaraan dengan tokoh utamanya yang tak lain adalah, Bagas.
Ku lebih memilih untuk berkumpul bersama dengan circle ku sendiri daripada harus mendengarkan topik yang sama berulang kali.
Di Kantin
"Eh Yol, tau gak?" tanyaku untuk memulai sebuah perbincangan hangat.
"Gak, kau aja belum cerita." ucap Yolanda sembari mendengus kesal.
"Kenapa banyak orang yang lebih memilih untuk memperhatikan Bagas daripada melakukan hal lain yang lebih bermanfaat?" lanjutku heran.p
Yolanda yang masih memesankan dua porsi nasi goreng untuk makan siang kami pun akhirnya membuka suaranya..
"Maklum aja, kan dia tuh ganteng. Tu anak juga jadi ketua osis disekolah kita kan?" jawab Yolanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEGAS
Teen FictionSepasang insan yang memiliki jabatan sebagai ketua dan wakil osis ini awalnya menganggap satu sama lainnya adalah rival. Tapi, sesuatu mengubah perasaan salah satunya untuk mulai menaruh rasa terhadap rivalnya itu.