Satu

844 60 1
                                    

"BERHENTI USIK HIDUP GUE HUANG RENJUN!!!!" bentak Jaemin sambil mendorong tubuh kurus Renjun hingga kepalanya terbentur lantai.

"Injun cuma mau main sama Jaemin hyung dan Haechan hyung." lirih Renjun sambil memegangi kepalanya yang sedikit pening.

"Kita nggak mau main sama pembawa sial." ucap Haechan pelan namun berhasil menyakiti hati Renjun.

"Ehm, gitu ya? Yasudah, Renjun pergi saja ya." ucap Renjun berjalan perlahan menjauhi Jaemin dan Haechan, lalu pergi ke arah mark dan jisung yang sedang asyik membaca komentar-komentar Sijeuni.

"Jangan bermain dengan kami Hyung. Aku tidak mau terkena sial karena mu." lagi. Dia ditolak lagi oleh Jisung.

"Baiklah, aku pergi saja." Renjun tersenyum dan melangkah pergi.

Yah, tak apa. aku sudah sering diperlakukan seperti itu sejak kematian Chenle hyung.

Renjun duduk di kursi taman dorm depan kamarnya. Memandangi langit dengan tersenyum tipis, hingga dia memutuskan kembali ke kamarnya karena dadanya yang kembali sakit saat terkena hawa dingin.

"HUANG RENJUN!" seseorang berteriak sangat keras sambil mengetuk pintu kamar Renjun.

"Ah, Jeno hyung." guman Renjun pelan. "Masuk saja hyung, tidak aku kunci." Renjun kembali mendudukan dirinya di pinggiran ranjang.

"Kau tau? Sijeuni terus membicarakan dirimu yang terjatuh saat konser kita seminggu kemaren. Dia menyalahkanmu yang tidak bisa professional saat konser." dengus Jeno.

"Maafkan aku hyung. Beberapa hari kemarin aku sedang tidak enak badan hyung." ucap Renjun pelan dengan rasa bersalah.

"Kau tidak apa-apa Njun? Kelihatannya kau kurang sehat." Tangan Jeno bergerak ingin memegang dahi Renjun.

"Aku tidak apa-apa hyung. Jangan khawatir." Renjun mencegah tangan jeno memegang dahinya.

"Tanganmu panas Njun. Kau yakin tidak apa-apa?" tanya Jeno lagi.

"Sungguh. Aku taka pa-apa hyung."

"Ah, baiklah. Kalau ada apa-apa kau bisa memanggilku yak?" ucap Jeno tulus.

"Iya hyung." Renjun tersenyum. Dia bersyukur meski semua member dream sudah tidak peduli dengannya, setidaknya Jeno masih mau memperhatikannya.

"Yasudah, aku pergi dulu. Ingat! Kabari aku kalau kau merasa sakit."

"Iya hyung."

Setelah kepergian jeno, renjun kembali merebahkan dirinya. Dan diapun kembali terlelap.

**

"ayo hyung kejar aku." Renjun berlari-lari kecil.

"sini kau Njunie, aku akan menangkapmu." Chenle berpura-pura letih mengejar renjun yang sedang tertawa senang karena berhasil lari dari Chenle.

"Hyung kalah. Injun menang." Renjun bersorak kegirangan. Sampai tak sadar bahwa dirinya ada ditengah jalan.

"NJUNIE AWAS!!!" teriak Chenle berlari kencang mendorong tubuh renjun ke trotoar. Membiarkan dirinya yang tertabrak sebuah truk yang melaju kencang.

renjun masih bingung apa yang terjadi. Dia terkejut melihat Chenle terbaring dengan banyak darah mengalir dikepalanya.

"Hyung... hyung bangun hyung." renjun memeluk tubuh Chenle yang sudah terbujur kaku. Yah Chenle meninggal ditempat.

**

"HYUNG!!!"

Renjun terbangun, keringat membasahi wajahnya. Mimpi itu kembali lagi. Bayangan chenle berterbangan dipikiran renjun.

Renjun✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang