Delapan - Last

530 49 3
                                    

Member dream asyik bertukar cerita dan menjahili satu sama lain. Benar-benar bahagia, semuanya tertawa lepas. Hingga tak sadar jam sudah menunjukan pukul 9 malam.

"Sudah malam, ayo kita pulang. Biar renjun bisa istirahat." Ucap jeno.

"Yah, aku masi ingin ngobrol sama kalian." Ucap renjun sedih.

"Besok lagi ya Njun? Sekarang kau harus istirahat." Jawab jaemin perhatian.

"Hem baiklah, kalian akan pulang?"

"Aku ingin menemani renjun hyung." Seru jisung.

"Aku juga-aku juga." Sahut jaemin dan haechan bersamaan.

"Sofanya hanya satu, kalian ingin tidur dilantai?"

"Kita bisa meminjam karpet." Jawab haechan.

"Haah, baiklah. Jaga renjun baik-baik. Renjun"

"Iya mark hyung?"

"Kalau mereka mengganggumu tidur, telpon aku ya?"

"Iya hyung."

"Yasudah aku dan jeno akan pulang, jaemin dan haechan cepat cari karpet. Jisung jaga renjun dulu."

"Baik hyung." Jawab mereka bersamaan.

Mark dan jeno sudah pulang. Jaemin dan haechan masih mencari karpet. Sekarang tinggalah jisung dan renjun. Mereka saling diam. Tidak ada yang memulai percakapan. Hingga...

"Hyung." Panggil jisung pelan.

"Hm?"

"Kau... ah tidak-tidak, tidak jadi."

"Ada apa Jisungie?"

"Tidak hyung, tidak ada apa-apa. Berbaringlah. Kau harus istirahat." Jawab jisung membantu renjun berbaring.

Keheningan datang lagi. Renjun sudah terlelap. Tak lama kemudian Haechan dan jaemin datang dengan karpet coklat yang cukup besar. Mereka segera menggelar tikar dan tertidur diatasnya. baru beberapa menit Jaemin dan Haechan memejamkan matanya, mereka mendengar Renjun kesakitan.

"H-hyung." Lirih renjun sambal menahan sakit dikepalanya.

"Apakah sekarang saatnya?"

"Ah Njun, kau terbangun. Ada apa?" tanya Jaemin yang ikut terbangun

"Kepala ku berdenyut lagi."

"Aku panggil baekhyun hyung ya?"

"Aku mau kalian semua disini." Ucap renjun pelan.

"Ah baiklah aku akan panggil Jeno hyung dan Mark hyung." Ucap jaemin lalu membangunkan haechan dan jisung.

"Njun, kau sungguh tak mau kupanggilkan baekhun hyung?" tanya Jaemin melihat Renjun yang semakin kesakitan.

"Tidak perlu, Mark dan Jeno hyung saja." Lirih renjun memegangi kepalanya.

Tak sampai 10 menit Mark dan Jeno sudah datang, Mark marah karena Renjun tidak mau dipanggilkan dokter.

"Njun. Jangan begini. Ku panggilkan dokter ya?" bujuk jeno.

"Tidak. Aku mau kalian. Bukan dokter." Renjun merasakan denyutan kepalanya berkurang.

"Aku sayang kalian. Kalian adalah satu-satunya keluargaku. Terima kasih mau menerimaku lagi. Terima kasih sudah membuatku bahagia. Maaf kalo aku sering membuat kalian susah ataupun marah."

"Kau bicara apa Njun! Aku panggilkan dokter ya?" Mark tak kuasa menahan air matanya.

"Injun rindu Chenle hyung. Injun ingin bertemu dengannya. Kalian harus tetep akur ya? Jangan bertengkar. Mark hyung harus tetap jadi leader yang baik. Jeno hyung harus tetap bersikap dewasa. Haechan dan jaemin hyung harus tetap jadi sumber kebahagian Dream. Dan Jisung, jadi maknae yang baik ya?"

"NJUN!! Kau ini kenapa!!" bentak jeno. Renjun gila.

"Renjun kangen chenle hyung..." renjun perlahan menutup matanya. Detak jantungnya berhenti, bibirnya membentuk senyuman tipis. Malam itu, Dream kembali berduka. Huang Renjun waktu kematian 22.00 KST

"maaf aku berbohong bilang renjun akan baik-baik saja. Retak dikepalanya sudah terlalu parah. tidak ada cara yang bisa menyembuhkannya. Dia ingin kalian berada didekatnya. Dari awal renjun tau semuanya, tentang sakitnya, tentang usaha kalian membuat renjun bahagia, manager hyung yang marah karena comeback yang tertunda. Dia tau semuanya. Dan dia ingin aku merahasiakannya."


Selesaiii.

jangan lupa vote dan komen, terima kasih!!!

Ini cerita pertama yang aku publish sampe ending di wp. Maaf kalo masih banyak salah ketik atau salah penggunaan huruf kapital. Terima kasih yang udah ngikutin dari awal.

Wait for the next story!!

Renjun✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang