"Argh." Renjun lagi-lagi memegangi kepalanya yang kembali berdenyut.
"Renjun, kau kenapa? A-apa kepalamu sakit lagi? Tanya haechan yang hanya dijawab anggukan pelan oleh renjun.
**
"Kalau begitu berbaringlah dulu ya?" Haechan segera membereskan kartu UNO nya dan membantu renjun berbaring.
"Renjun pasti pusing karena terus melihatmu menang." Gurau jisung.
"Kenapa aku selalu dinistakan?"
"Bukan kok, bukan karena haechan hyung. Tadi aku tiba-tiba teringat Chenle hyung."
"Jangan ingat-ingat dia dulu kalau itu membuatmu sakit."
"T-tapi chenle hyung..."
"Tidak ada tapi-tapi Huang Renjun." Ucap mark tegas.
"Baik hyung."
"Terima kasih ya, aku senang kalian mau menerimaku kembali." Ucap Renjun dengan senyumannya. Ah, sudah berapa kali renjun tersenyum hari ini?
"Kami yang harusnya berterima kasih karena kau mau menerima maaf kami."
"Sudahlah, apa tidak bisa kita lupakan masalah itu." keluh haechan.
"Hem, ya. Mungkin sebaiknya begitu."
Krek.
"Injunie aku sudah membelikanmu sup." Seru jeno membawa nampan berisi semangkuk sup dan sebuah plastic berisi 4 box berisi makanan. "Dan ini untuk kalian." Kata Jeno menyerahkan Seplastik makanan itu.
"Terima kasih hyung. Jisungie boleh tolong bantu aku duduk?" pinta Renjun pada jisung yang berada paling dekat dengannya.
"Iya hyung. Sini aku bantu."
"Renjun kenapa?"
"Kepalanya sakit lagi tadi." Jawab mark.
"Hanya 4 box? Kau tidak makan Hyung?" tanya haechan mengeluarkan box makanan itu dari plastic dan membagikannya.
"Aku sudah makan disana."
"Oh, baiklah."
"Sekarang masih sakit Njun?" tanya Jeno khawatir.
"Enggak Hyung."
"Syukurlah, ayo kau makan dulu." Jeno menyendokkan sup dan mengarahkannya kemulut renjun.
"Aku bisa makan sendiri hyung." Renjun berusaha merebut sendok yang digenggam Jeno.
"Tidak. Ayo buka mulutmu."
"Baik hyung." Jawab renjun pasrah.
"Suapan terakhir. Aaa..." Jeno menyodorkan sesendok sup terakhir kemulut renjun.
"Goodboy." Ucap Jeno saat renjun menelan suapan terakhirnya.
"Berlepotan njun." Ucap jaemin mengusap sudut bibir renjun.
"Terima kasih hyung." Renjun lagi-lagi tersenyum.
Drt... drt... drt...
"Hyung ponselmu bunyi." Ucap jisung menyerahkan ponsel mark yang berada didekatnya.
"Yaa terima kasih jisung."
"Kalian semua disana?"
"Iya, kami sedang menemani renjun."
"Kalian harus segera kembali. Comeback kalian akan dilaksanakan 2 minggu lagi."
"Tapi renjun sakit hyung."
"Kalo renjun memang sakit, mau tidak mau kita harus comeback tanpa Renjun."
"Aku tidak mau."
"Huft, aku tidak mau tau. Aku tunggu kalian 30 menit dari sekarang." Manager menutup panggilan sepihak.
"Sial." Mark membanting ponselnya ke sofa.
"Kenapa Hyung?" tanya renjun khawatir.
"Tidak apa-apa, kau istirahat saja. Kalian berempat ikut aku keluar."
"Kenapa tidak disini saja?" tanya haechan
"Kubilang keluar."
"Baiklah." Haechan keluar diikuti lainnya, setelah itu mark ikut keluar.
"Apa yang mereka bicarakan? Kenapa aku tidak boleh tau." Batin Renjun.
"Apa?" tanya Jaemin saat mereka sudah diluar.
"Hyung minta kita segera kembali ke dorm dan mulai latihan dance untuk comeback bulan depan." Ucap mark pelan, takut-takut renjun mendengarnya.
"Tapi, bagaimana dengan Renjun? Kita tak mungkin comeback tanpa dia." tanya haechan kelihatan tidak terima.
"Manager hyung tidak mau tau. 30 menit dari sekarang."
"Kalau begitu ayo kita kesana. Aku ingin menemui manager hyung." Ucap Jaemin.
"Bagaimana dengan Renjun?"
"Ah iya, aku khawatir dia akan melakukan hal yang tidak-tidak saat kita tinggal."
"Kalian pergilah. Aku akan menjaga Renjun." Ucap Jeno akhirnya.
"T-tapi.."
"Sudah, kalian pergi saja." Jenopun pergi memasuki kamar Renjun lagi.
"Hyung?" tanya Renjun.
"Tidak ada apa-apa Njun. Jangan Khawatir ya?"
"Lainnya kemana?"
"Mereka harus kembali ke dorm."
"A-apa Injun membuat kesalahan?" tanya Renjun tertunduk sedih.
TBC.
Jangan lupa vote dan komen, Thank you!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjun✔️
Teen FictionAngst! Fanfiction! Fiksi! Apa aku harus menyusul Chenle dahulu agar kalian mau memaafkanku? Happy Reading!! Jangan lupa vote dan komen yaa, thank you!!