"Mereka harus kembali ke dorm."
"A-apa Injun membuat kesalahan?" tanya Renjun tertunduk sedih.
"Hah? Tidak-tidak. Renjun anak baik kok. Tidak ada kesalahan yang Injun buat. Manager Hyung menyuruh mereka kembali."
"Kenapa? Apa terjadi sesuatu?" tanya renjun khawatir.
"Tidak ada apa-apa. Jangan khawatir. Nanti mereka juga akan kesini lagi."
"Hyung tidak ikut?"
"Tidak. Mereka berempat sepertinya sudah cukup."
"Baiklah Hyung."
**
"Bagaimana mungkin kau bisa berpikir seperti itu hyung?" kesal haechan.
"Jangan hanya karena Renjun sakit, kita jadi batal comeback."
"Kita bisa menundanya hyung. Aku rasa czennie akan mengerti." Jawab Jaemin.
"Iya, aku setuju. Czennie akan mengerti."
"Argh, terserah kalian. 2 minggu. jika Renjun masih sakit, setuju atau tidak setuju, aku tidak mau dengar." Ucap Manager hyung beranjak pergi dengan perasaan kesal.
"Terima kasih manager Hyung." Ucap mereka serentak.
"Ayo, kembali kerumah sakit." ajak jisung bersemangat.
"Nanti saja, biar Renjun istirahat."
"Hm, benar juga. Nanti sore saja kita kesana."
"Aku akan pergi tidur." Ucap jaemin pergi menuju kamarnya.
"Padahal Jaemin hyung baru saja bangun tidur." Ejek jisung.
"Biarkan saja, bagaimana jika kita bermain game?" ajak Mark.
"Ayo." Jawab Haechan dan jisung serentak.
Mereka bertigapun asyik bermain game dikamar mark-karena kamar mark yang paling rapi diantara mereka- hingga tak sadar jika sudah sore.
"Wah, sudah jam 4 Hyung." Ucap jisung tiba-tiba.
"Kalau begitu ayo kita kesana." Sahut haechan.
"Kalian bersiap-siap dulu saja. Pukul 5 kita berangkat, aku akan bangunkan Jaemin." Ucap mark.
"Baik Hyung." Jawab mereka serentak.
**
"Renjun-ssi tidak tidur?" tanya jeno khawatir. Pasalnya dari tadi renjun sibuk melukis di kanvas yang dibawa haechan.
"Aku tidak mengantuk hyung." Jawab Renjun masih asyik melukis.
"Kau sudah melukis sangat banyak, kau tidak lelah?"
Renjun menggelengkan kepalanya pelan, "Ini menyenangkan hyung."
Jeno tersenyum, dia akhirnya kembali melihat Renjun-nya, ah renjunnya dreamis yang kembali tersenyum dan bersikap imut.
"Yey selesai. Injun sudah melukis semua kanvas yang diberikan haechan hyung."
Brak.
"Renjunnie," haechan berlari memeluk Renjun.
"Haechan hyung," Renjun tersenyum sambal membalas pelukan Haechan.
"Hati-hati Chan." Ucap mark.
"Iya-iya hyung, kau terlalu khawatir." Jawab haechan.
"Tentu saja aku khawatir."
"Aku tidak apa-apa mark hyung. Jangan terlalu khawatir." Ucap Renjun pelan.
"Jangan segan-segan bilang padaku kalau haechan membuat ulah ya?"
"Iya hyung."
"Yak, kenapa selalu aku?" teriak haechan frustasi diikuti tawa dari lainnya.
"Oh, Renjun hyung sedang melukis?" tanya jisung melihat alat lukis yang berserakan didekatnya.
"Iya, tapi aku sudah selesai. Aku sudah melukis semua kanvasnya." Jawab renjun senang.
"Wah, besok aku akan membawakannya lagi." Ucap haechan senang.
"Terima kasih hyung."
"Mark hyung mencari apa?" tanya renjun melihat mark mengelilingi kamarnya seperti mencari barang hilang.
"Semangkaku kemana?"
"Renjun memaksaku membelah semangkanya untuk dia makan. Dia makan lahap sekali."
"Sungguh? Dia menghabiskannya sendirian?" tanya mark tidak percaya.
"Yaa begitulah."
"Semangka mark hyung sangat enak, injun suka."
"Kau sangat menggemaskan njun." Ucap mark mencubit gemas pipi renjun.
"Aduh." Renjun mengusap pelan pipinya diikuti tawa lainnya.
Tamat? Atau ada lagi yang harus diceritakan? Sepertinya renjun sudah menemukan bahagianya lagi. Sudahi ceritanya saja ya? Renjun udah bahagia.
Engga deh, bercanda. Lanjutin aja hehe.
TBC.
jangan lupa vote dan komen, terima kasih!!!
btw, yg baca sampe sini. sabi kali vote dari bab 1 hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjun✔️
Teen FictionAngst! Fanfiction! Fiksi! Apa aku harus menyusul Chenle dahulu agar kalian mau memaafkanku? Happy Reading!! Jangan lupa vote dan komen yaa, thank you!!