Sudah hampir berminggu-minggu Jeje dan kelima sahabatnya selalu menyempatkan belajar bersama. Selama itu pula Jeje terus-terusan berusaha belajar jika ada waktu luang. Bahkan Dion sempat heran melihat adiknya yang selalu berkutat dengan bukunya saat ia masuk kedalam kamarnya.
"Teteh kayaknya giat banget belajarnya." Ucap Zidan.
"Baguslah, biar dia bisa kayak Kakak biar bisa masuk UI." Celetuk Bunda Dona membuat Jeje terdiam.
"Gak harus masuk UI juga gakpapa kali bun kan banyak univ lain." Ucap Dion yang menyadari bahwa adiknya merasa tertekan karena bagaimanapun Dion pernah berada di fase yang sama dengan Jeje sekarang.
"UI itu bagus terus gak jauh juga kan jadi bisa mantau dia, lagian ada kamu juga disana biar Jeje gak leha-leha gak bikin ulah terus." Ucap sang Bunda.
"Jeje selesai makan, Jeje ke kamer dulu." Ucap Jeje lalu pergi meninggalkan meja makan. Dion yang peka hanya bisa menghela nafasnya bagaimanapun bundanya itu kerasa kepala dan tak mau kalah.
"Kenapa malah mimisan sih!" Gerutu Jeje saat merasakan darah mengalir dari hidungnya.
"Jangan keras-keras sama diri sendiri Teh, belajar itu bagus tapi tahu waktu juga nanti yang ada lo sakit. Nih tissu." Ucap Dion memberikan Tissue pada adiknya.
"Gue cuma gak mau bunda kecewa aja bang, selama ini gue udah ngecewain bunda karena gak bisa sepinter lo ataupun Zidan." Keluh Jeje.
Dion tersenyum kecut sambil mengusap rambut sang adik "yaudah tapi kalau lo udah gak kuat bilang, jangan maksain diri ya." Ucap Dion diangguki Jeje.
"Sekarang udah malem, besok lo UN jadi cepetan tidur." Suruh Dion.
"Iya bang."
Keesokan harinya, Jeje menghela nafasnya mencoba menghilangkan gugupnya karena sekarang adalah waktunya ia mengerjakan soal UN setelah hampir setiap hari ia menghabiskan waktunya untuk belajar.
"Ayo Jeje lo bisa." Ucap Jeje menyemangati dirinya.
Tak lama ujian dimulai, Jeje menatap serius soal yang ada didepannya.
Jika harus jujur, tubuh Jeje berkeringat dingin saat akan memulai ujian.
Ia hanya takut hasilnya akan mengecewakan banyak orang."Lo bisa." Desis Jeje pelan.
***
"Huaaaaaaaaa gua gak bisa." Rengek Jeje membuat kelima sahabatnya menggelengkan kepalanya.
"Baru juga UN hari pertama lo udah overthingking." Omel Haidar.
"Dar tapi soalnya susah-susah." Keluh Jeje.
"Yaudah berdo'a aja." Kekeh Javian.
"Yaudah buruan kuy pulang terus belajar bareng lagi, hari ini bagian di rumah lo ya dar!! Awas aja lo kalau gak sediain makanan sama minuman." Omel Reno karena setiap main dirumah Haidar, mereka selalu gigit jari alias tetap saja mereka yang membeli makanan sendiri.
"Ck iya elah tenang." Kekeh Haidar.
"Buruan woyy panas!!" Teriak Jovian yang sudah berada di parkiran.
"Lah kang parkir kok udah disitu." Ejek Haidar.
Begitulah kegiatan mereka selama UN hingga akhirnya mereka selesai dengan UN hari terakhir mereka. Untuk merayakan selesainya UN mereka, mereka memutuskan untuk bermain di rumah Marven sambil BBQ-an yang disponsori oleh Javian dan Jovian karena yang paling banyak duit adalah Javian dan Jovian alias anak bapak tama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine
FanfictionJeje dan kisahnya. Percintaan, persahabatan, keluarga Jeje penuh dengan kejutan.