CHAPTER 26

446 26 3
                                    

Apresiasi cerita ini

dengan memberikan vote and comment:)

Selamat membaca:)

Zeth keluar dengan handuk putih yang melilit di setengah tubuh atletisnya. Hari ini begitu melelahkan, terlebih harus menghadapi si macan betina Luna. Wanita itu menampar lalu memberikan bogeman tepat wajah tampan Zeth. Bahkan saat Zeth menggunakan cara kasar pun Luna tetap bersikukuh tak ingin ikut dengan Zeth.

Jadi dengan harapan dan tangan kosong Zeth kembal ke hotelnya.

Pria itu hendak memakai kaosnya, namun sorot matanya terhenti kala melihat seseorang dari pantulan cermin rias. Sial! Ternyata sedari tadi, Violla tengah memperhatikan tubuh sexy Zeth.

"Kau sudah pulang, Zeth?" tanya Violla sensual.

Zeth tak acuh lalu kembali memakai kaos polos dan menyisir rambutnya rapi. Sekilas ia melirik ke arah Violla yang memasang wajah masam, tapi Zeth tak perduli. Berkutat pada layar laptop sepertinya jauh lebih bermanfaat.

"Omong-omong soal pulang malam. Apa kau bertemu seseorang? Maksudku, seseorang yang spesial," ujar Violla kini beranjak dari ranjang.

Violla memakai lingerie berbahan katun selutut serata belahan dada-yang tampak membuat buah dadanya sedikit menyembul keluar. Merasa diacuhkan, Violla bergerak melingkarkan lengan-nya dileher Zeth dari belakang. Deru nafas gadis itu membuat Zeth menahan nafasnya beberapa saat. Sial! Jhonny lagi-lagi tak bisa di ajak kompromi.

"Singkirkan tanganmu, Violla." Zeth menggeram kasar.

Violla terkekeh pelan. "Aku menunggumu sangat lama. Kau bilang hanya pergi sebentar, dasar pembohong," decak Violla.

Zeth mendelik tajam-memberikan tatapan elang sebelum menarik lengan Violla kemudian menindih gadis itu dibawah kuasanya. "Jangan bermain-main padaku, Violla," peringat Zeth menyeringai.

Jari jemari Violla bergerak lembut menyentuh rahang Zeth yang di tumbuhi bulu-bulu halus. Kilatan pria itu jelas menunjukan jika saat ini Zeth tengah dimabuk gairah. "Aku memang ingin bermain-main, sayang."

Tanpa basa-basi, Zeth menyambar bibir Violla dengan kasar hingga membuat Violla sulit menyeimbangi gerakan liar pria itu. Violla lantas menunduk-kembali mengalungkan lengan-nya di leher Zeth. Kedua kakinya melingkar di pinggul Zeth dalam segala hentakan.

Violla meremas rambut Zeth kuat kala pria itu menggigit giginya hingga berdarah. Sialan! "Zeth aku kesakitan!" sergah Violla. Baginya Zeth seperti memberi hukuman dan bukan bercinta.

"Kau yang memulainya. Sudah ku katakan jangan bermain padaku," erang Zeth.

Pria itu membenturkan Violla ke dinding, menekan tengkuk gadis itu guna memperdalam lumatan-nya. Violla merasakan dada, dan juga nafasnya terhimpit. Zeth seolah masa bodoh dengan ringisan Violla.

Merasa cukup puas dengan aksinya, kini Zeth melempar Violla ke atas ranjang. Tubuh kekarnya bak seorang singa yang siap menyerang mangsanya. Perlahan tapi pasti Zeth merangkak di atas tubuh Violla dan hendak melepaskan baju tidur yang melekat di tubuh gadis itu.

Ting Tong...

Zeth mengumpat dengan mata berkilat. Siapa yang sudah berani mengacaukan aksinya. Ia melirik Violla, sesaat kemudian bangkit dan membuka-kan pintu. "Luna, kau di sini?"

Kedua bola mata Zeth membulat sempurna. Tanpa sadar pria itu mengusap bibirnya kasar sembari menghapus keringat dingin yang membasahi pelipisnya. Dan tentu saja itu membuat Luna merasa aneh.

The Dangerous JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang