Chapter 58

573 74 2
                                    

Tidak seperti pengantin normal, wanita ini memikirkan politik selama pernikahan jadi mengapa dia…

"Saya tidak berpikir ada alasan yang lebih menentukan dari itu meskipun ..."

Aristine bergumam dan mendengar itu, Tarkan membuka mulutnya:

"Baik."

“Hm?”

"Aku akan tersenyum."

"Betulkah?"

"Ya. Jadi lepaskan aku.”

Aristine merasa sedikit menyesal melepaskan pipi mulusnya yang tak terduga.

Ketika dia melepaskan tangannya, senyum muncul di wajah Tarkan seperti yang dijanjikan.

Meskipun dia hanya mengangkat sudut mulutnya sedikit, suasananya berubah dalam sekejap. Senyumnya liar namun santai, seperti binatang buas dengan perut kenyang.

Ini adalah pertama kalinya dia melihat ekspresi seseorang berubah begitu banyak. Merasa kagum, Aristine dengan cermat mengamati wajah Tarkan.

"Putri, kamu juga harus tersenyum."

“Oh, benar.”

Aristine mengangguk dan tersenyum mengikutinya.

Ketika seorang pria dan wanita cantik tersenyum bersama, dampaknya sangat besar.

"Ini pertama kalinya aku melihat Yang Mulia Tarkan tersenyum ..."

"Saya tidak pernah berpikir dia akan melihat pengantinnya dengan mata yang baik dan penuh perhatian."

"Aku tahu itu. Hati dingin Yang Mulia meleleh.”

"Dengan pengantin seperti itu, siapa pun akan meleleh."

Tepat ketika orang-orang menonton pertunjukan kasih sayang pengantin baru di depan umum dengan wajah puas

Gedebuk-!

Suara keras terdengar dan kereta tiba-tiba miring.

“Neiigh!”

Kuda yang terkejut itu berteriak.

Kuda itu dengan cepat mencoba melarikan diri, dan kereta yang melekat pada kuda itu diseret ke depan dalam keadaan miring.

Sang kusir menarik kendali tetapi kuda yang panik itu semakin gelisah.

Saat kendaraan melaju ke depan masih miring, kereta tidak dapat menahan tekanan dan mulai miring lebih jauh.

Aristine melihat tanah mendekat dengan sangat cepat dan menutup matanya. Kalau terus begini, dia akan terbanting ke lantai dan seluruh tubuhnya diseret sampai dia berantakan.

Tidak, dia bahkan mungkin diinjak-injak oleh kereta sebagai gantinya.

'Tidak apa-apa. Saya sudah terbiasa dengan rasa sakit'

Dia juga tahu bagaimana bertahan dengan sangat baik. Jadi itu baik-baik saja.

Kereta itu miring sepenuhnya dan di bawah gaya gravitasi, tubuh Aristine jatuh tak berdaya ke tanah.

Tapi pada saat itu juga.

Sepasang lengan kokoh melingkari pinggangnya.

Kejatuhannya berhenti, dan dia ditarik kembali ke atas. Sesuatu yang hangat dan kokoh melilit tubuhnya.

Itu adalah perasaan yang asing namun akrab.

Ketika dia perlahan membuka matanya, dia melihat Tarkan memeluknya.

Bagian I • Melupakan suamiku, lebih baik dagangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang