Chapter 04

33 16 2
                                    

Saat elvan beranjak tidur terdengar suara nyanyian firga yang begitu lembut sampai ke kamar elvan ia tersenyum lalu elvan kaget dengan suara hp nya berdering karena ada yg telfon, ia pun segera mengangkatnya.

"Halo"

"Hallo, pak senior ini aku Teressa juniormu, syukurlah bapak belum tidur," ucap teressa dengan tergesa-gesa dan panik.

"Iya teressa ada apa?"tanya elvan,"

"Sebelum nya aku minta maaf sudah mengganggu bapak malam-malam begini, aku gak tau harus menghubungi siapa lagi, bapak bisa kesini sebentar? Tolong bantu aku"pinta teressa yang lagi panik.

Teressa memberitahu elvan dimana alamat ia meminta pertolongan, lalu elvan dengan cepat memakai jaketnya kemudian turun dari tangga dengan cepat dan ia hampir saja terpeleset.

"Hai,nona bau tolong jangan kemana-mana aku mau pergi sebentar,pinta elvan ke firga yang lagi tidur di ruang tamu

Firga yang sedang tiduran di sofa sempat kaget saat melihat elvan berjalan buru-buru, lalu mengecek sampai ke pintu depan, firga melihat elvan menaiki mobil dan melaju dengan sangat cepat.

Sesampainya di tempat teressa berada elvan kaget saat melihat teressa yang sangat lemas tersandar di dinding dengan kaki yang terluka, elvan langsung berlari menghampiri teressa dan memanggilnya, teressa yang duduk bersandar di dinding pun memanggil nama elvan dengan lemas.

"Syuku.....r....lah," ucap teressa terbata-bata, karena gak sanggup lagi untuk berbicara, "sudah gak usah ngomong dulu," ucap elvan yang sangat panik melihat keadaan teressa, lalu elvan membawa teressa masuk ke dalam mobil dan ia pun mengendarai mobil dengan cepat.

Elvan membawa teressa kerumah sakit dan Teressa pun langsung di tangani, saat dokter sedang memeriksanya elvan pun sangat khawatir diluar ruangan, ia menunggu kabar dari dokter, ia sempat lupa sama firga yang di tinggal sendirian di apartemennya.

Pemeriksaan teressa pun selesai, saat dokter keluar ruangan elvan bertanya ke dokter bagaimana keadaan Teressa, lalu dokter bilang "dia gak kenapa-napa hanya saja kakinya yang terluka seperti terkena sayatan benda tajam, elvan yang tadi panik pun mulai lega menghembuskan nafas "huhhh syukurlah" ucapnya.

Kemudian elvan masuk untuk melihat keadaan teressa lalu ia bertanya kenapa teressa bisa berada di tempat yang kumuh dan kakinya terluka, kemudian teressa pun menceritakan dengan detail ke elvan.

"ayahku ingin membunuhku" ucap teressa dengan sedih dan ketakutan," elvan kaget saat Teressa mengatakan bahwa ayahnya ingin membunuhnya, kemudian elvan bertanya lagi "kenapa bisa begitu?"

"Dia selalu mengecamku, terus meminta uang untuk memenuhi hasratnya, aku sering diancam akan dibunuh, aku takut banget pak elvan" ucap teressa sambil menangis", "sebelum aku kabur dari rumah aku sempat berantem dengannya, terus dia minta uang sampai semua tabunganku habis , dia gak mau tau pokoknya aku harus mencari uang malam ini, untuk dia membeli miras, karena aku gak tau harus cari dimana, lalu dia mengambil pisau untuk menusukku, aku sempat mengelak dan terjatuh lalu dia melemparkan pisau hingga mengenai kakiku," lanjutnya.

Ayah Teressa seorang pengangguran dan juga pecandu narkoba, setiap saat ayahnya selalu meminta uang ke Teressa untuk membeli miras, jika tidak di kasih, ia diancam akan di bunuh oleh ayahnya. Karena takut dibunuh, ia pun selalu memberikan uang untuk ayahnya itu.

Teressa adalah seorang gadis berusia 19 tahun, ia juga pekerja kantoran sama seperti elvan, namun ia adalah juniornya elvan, ia juga satu ruangan dengan elvan, ia menganggap elvan adalah sosok yang baik hati dikarenakan elvan sangat peduli kepadanya sebagai juniornya.

Karena teressa gak kenapa-napa hanya saja kakinya yang terluka, lalu teressa pun dibolehkan untuk pulang, namun ia gak tau harus pulang kemana, elvan sempat bingung kalau misalnya dibawa ke apartemennya nanti ketahuan bahwa ia tinggal bersama firga, ia terus berpikir akan membawa teressa kemana.

Ia mondar-mandir memikirkan itu "harus ku bawa kemana ini teressa, aku bingung banget", tiba-tiba elvan pun kepikiran untuk mencarikan rumah kost yang tak jauh dari kantornya, ia pun bertanya ke teressa "apakah kau mau jika aku mencarikanmu kost-kostan di dekat kantor?", "ya, tak apa pak aku mau, asal tak terjangkau oleh ayahku saja" jawab teressa, akhirnya ia dengan cepat membawa teressa masuk ke dalam mobil karena takut ada ayahnya disekitar sini, "ayo cepat masuk" perintah elvan dan dianggukan oleh terresa sebagai jawaban.

Elvan melajukan mobilnya dan akhirnya mereka sampai ketempat tujuan, untungnya mereka berhasil mendapatkan satu kamar kost untuk teressa tempati sekarang. "sementara kau tinggal dulu disini ya, maaf aku hanya bisa membantumu mendapatkan tempat kost seperti ini" ucap elvan, "tak apa pak, ini saja sudah sangat membantuku" jawab teressa, elvan pun mengeluarkan dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang "ini simpan, untuk peganganmu, untuk pembayaran kost, sudah ku bayar untuk 3 bulan kedepan" ucap elvan dan memberi uang itu ke tangan teressa, "pak sekali lagi aku berterimakasih, bapak sangat baik kepadaku" jawab teressa sambil meneteskan air mata, "iya sama-sama, sudah sekarang kau istirahat, aku mau pulang dulu" pamit elvan. Elvan pun langsung masuk ke dalam mobil dan bergegas untuk pulang.

Ia menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia sangat khawatir dengan firga, karena sudah terlalu lama meninggalkannya sendirian diapartemen. Sesampainya di apartemen, elvan pun mengetuk pintu namun tak ada jawaban, ia menekan bell pun tak ada jawaban juga. "Kemana gadis itu? Apakah dia baik-baik saja?" elvan pun mulai panik, elvan lupa jika ia selalu membawa kunci didalam saku bajunya, ia tak kepikiran dan ia pun tetap menekan bell dengan begitu kasarnya "arrrghhh dimana gadis itu?" ucap elvan kesal..

Elvan pun memikirkan bagaimana caranya ia bisa masuk kedalam apartemennya itu, ia pun ingat jika ia selalu membawa kunci, "kenapa aku bisa lupa, dasar bodoh" elvan mengutuk dirinya sendiri, ia pun segera membuka pintu dan masuk kedalam apartemennya. Ia langsung mencari keberadaan gadis yang dari tadi membuatnya khawatir itu, ia pun mendapati gadis itu sedang tidur dengan sangat nyenyak di sofa, dengan keadaan tv yang masih menyala. "Ternyata ia sedang tidur" ucap elvan, elvan mendekatkan dirinya ke firga, ia pun membenarkan posisi tidur firga. Saat wajah mereka sangat dekat elvan pun tak sadar mengatakan "dia sangat cantik", elvan pun tersadar lalu menjauhkan dirinya dari gadis itu. Ia beranjak dari sofa ke kamar, berniat untuk mengambil selimut untuk firga.

Selimut pun sudah ditangan elvan, ia segera keluar dari kamarnya dan menghampiri firga, ia pun membentangkan selimut itu dan segera menutupi tubuh firga yang kedinginan saat itu, tak lupa ia mematikan tv yang dari tadi menyala namun tak ada yang menonton. Elvan juga ingin tidur di sofa untuk menemani firga, tapi ia urungkan niatnya karena mengingat kejadian kemarin, ia dituduh macam-macam oleh gadis itu. Elvan pun berjalan melewati firga dan mengatakan "selamat tidur gadis bau", ia pun langsung menuju kamarnya untuk tidur.

Elvan semakin lama semakin tertarik sama firga,"kasian juga kalau dia terusan tidur di sofa,dan juga baju yang di pakai nya itu entah dari kapan,"ujar elvan dalam hati

Elvan memutuskan untuk membeli tempat tidur dan pakaian untuk firga besok.


TBC
*****

My Girlfriend Is a Bum (Pacarku Seorang Gelandangan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang