|| Asmaraloka Sang Letnan : 32 || End

7.5K 401 58
                                    

Terimakasih kau telah mencintaiku
Terimakasih kau telah menyayangiku
Kan disini, temani aku
Sepanjang hidupmu

Maafkanlah bila aku tak bisa membuatmu bahagia
Karena ku lemah dan tak berdaya
Serta tak sempurna

Percayalah aku kan setia
Menemanimu hingga akhir hidupku
Kan disini, tetap disini
Di sisiku

~Andra Danial Saputra~

"Setelah itu, saya langsung dilarikan ke rumah sakit setelah helikopter mendarat. Begitu juga dengan Ali. Tapi sayangnya, nyawanya tidak tertolong. Dokter sempat bilang, jika jantung saya sempat berhenti. Namun Alhamdulillah, Allah memberikan saya kesempatan kedua. Setelah itu, saya dinyatakan koma hingga satu tahun lamanya.. " ungkap Andra seraya mengulas senyum kepada Syila.

"Setelah saya sadar, saya berusaha melatih kembali otot lengan saya selama beberapa bulan. Karena kata dokter, kondisi lengan saya patah akibat dimakan bakteri yang berasal dari peluru yang menancap di dalamnya. Yang ada dipikiran saya hanyalah kamu, kamu yang membuat semangat saya membara untuk segera sembuh.. " lanjutnya seraya mengusap pucuk kepala sang istri.

Syila menatapnya dengan manik berkaca-kaca. Dengan cepat, wanita itu mendekap tubuhnya dengan sangat erat. "Hiks.. hiks.. maafin aku, Nan. Karena aku gak berguna jadi seorang istri.. aku bahkan baru tau kondisi yang sebenernya.. hiks.. hiks"

Dengan lembut, Andra mengecup pucuk kepala sang istri. Ibu jarinya menghapus butiran-butiran air mata itu. Ditangkupnya kedua pipi sang istri dengan lembut.

"Hey, justru saya yang harus meminta maaf. Karena saya tidak bisa selalu di samping kamu, saya bukan suami dan ayah yang baik untuk kalian. Adek harus mengalami masa-masa sulit tanpa saya.. melahirkan dan merawat si kembar sendiri tanpa ada saya di sisi adek.. " jawabnya seraya mengusap kedua pipi istrinya.

Kening mereka bersatu. Andra dan Syila sama-sama memejamkan mata. Nafas mereka saling bersahutan. Dia menangkup kedua pipi sang istri.

"Terimakasih telah menjadi pendamping saya. Tetap di samping saya baik dalam suka maupun duka"

Empers Of Heart

Andra berdiri tegap. Iris matanya menatap lurus ke depan. Kini, tubuhnya terbalut indah dengan seragam loreng kebanggannya. Baret hitam tersemat begitu indah di atas kepalanya.

Dia memberikan hormat. Lalu, kedua kakinya mulai melangkah ke depan. Seorang pria paruh baya datang menuju ke arahnya.

Andra memejamkan mata ketika sebuah tangan menyentuh luar seragam lengan kirinya. Suara tepukan tangan begitu terdengar sangat jelas. Dia membuka matanya seraya memberikan senyum.

Tangannya menjabat tangan pria paruh baya di depannya.

"Terimakasih telah menjaga bumi Pertiwi dari para Komunis. Pesan saya, janganlah berbangga diri atas apa yang kamu peroleh saat ini. Tingkatkan semangat dalam bekerja dan mengembangkan tugas demi meningkatkan kualitas dan kapasitas pengabdian yang terbaik" ucap bapak Mayjen Hartono seraya menepuk pundaknya.

Andra mengangguk dengan mantap. Lalu, memberikan hormat. "Siap!! "

"Satu hal yang harus kamu ingat, prajurit. Bahwa jabatan dan pangkat barumu saat ini, akan membawa konsekuensi serta tanggung jawab yang lebih besar, untuk berbuat sesuai dengan porsi serta tugas yang dipercayakan oleh Negara. Keduanya harus dapat kamu emban dan dipertanggungjawabkan melalui karya nyata, berupa pengabdian setia disertai dengan niat yang tulus dan ikhlas.. "

"Semoga dengan kenaikan pangkatmu ini, dapat menjadi pendorong semangat dan motivasi untuk semakin meningkatkan kinerja dan pengabdian sebagai seorang prajurit! " lanjut Mayjen Hartono seraya menepuk pundaknya dua kali.

Suara tepukan tangan menghiasi akhir dari acara kenaikan pangkat di dalam lapangan. Andra membalikkan tubuhnya. Kemudian, berjalan cepat menuju kedua anak dan istrinya yang sama-sama memakai baju berwarna hijau.

Hup. Tangannya memeluk tubuh ketiga orang yang dia cinta. Dikecupnya satu persatu.

"Selamat ya pak Nan- eh salah, pak Kapten.. "

Andra tersenyum. Dicubitnya kedua pipi sang istri yang memakai seragam ibu persit.

"Yah ten!! Yah ten!! Hoyee!!! (Ayah Kapten!! Ayah Kapten!! Horee!!!) " teriak si kecil Alana seraya bertepuk tangan dengan sangat kencang. Sang kakak, Alandra ikut bertepuk tangan sambil ikut tertawa keras.

Dia dan Syila tertawa melihat reaksi si kembar. Didekapnya ketiga orang yang dia sayang.

Dia bahagia atas kenikmatan yang Allah berikan saat ini. Ditambah lagi dengan kehadiran si kembar yang menghiasi rumah tangganya. Kebahagiannya semakin bertambah ketika dia tahu, jika dia berhasil merebut hati istrinya.

Memang jika kita mau bersabar, akan ada balasan yang lebih indah. Bahkan mungkin yang tidak pernah kita pikirkan. Karena Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hambanya.

"Ayah janji, akan selalu menjaga kalian. Karena kalian, harta satu-satunya yang ayah punya.. "

End

_____________________________

Huuaa, gak nyangka Nan udah end😭

Makasih banyak yang sudah setia baca Letnan bahkan sampai nunggu Nan❤

Mau tanya, gimana kesan kalian setelah baca Nan dari awal sampai akhir??

Asmaraloka Sang Letnan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang