"kamu dilahirkan untuk menjadi nyata, bukan untuk menjadi sempurna."
~ zalfa
Sudah 2 hari setelah kejadian agam dan daffa memprank nisa ia mendiamkan kedua anak tersebut. Agam dan daffa pun bingung harus dengan cara apa mereka membujuk nisa, sudah berbagai cara agam dan daffa lakukan agar nisa tidak mendiamkan mereka.
"bangg gimana dong mama udah 2 hari loh diemin kita" ucap agam
"abang juga bingung gamm, beribu ribu cara udah kita cobaa tapi mama tetap diamin kita" ucap daffa dengan wajah memalas
"yaudah nanti kita pikirin lagi habis pulang sekolah, sekarang kita berangkat ke sekolah dulu nanti terlambat" lanjut daffa
"yaudah deh ayok turun bangg" ucap agam sambil menarik tangan daffa
Mereka berdua pun turun menuruni satu persatu tangga rumah nya, di ruang makan tersebut sudah ada calista, ale, nisa, dan arkhan.
"PAGIII" teriak agam dan daffa
Namun tidak ada jawaban dari keluarga mereka, nisa, akhtar, calista, dan ale hanya fokus pada sarapan mereka masing masing dan enggan menjawab sapaan agam dan daffa, agam dan daffa yg merasa di kacangi pun langsung duduk di bangku yg kosong ikut bersama mereka sarapan bersama.
"mahh daffa disini sebagai abang mau minta ma-" ucapan daffa dipotong oleh nisa
"eh nak gimana kuliah kamu, aman aman aja kan, cuti nya kamu ambil sampai kapan nanti kalo kamu balik ke jakarta mama mau kesana juga sekalian liburan" ucap nisa yg memotong ucapan daffa
"mah ini daffa ngomong loh ko dipotong aja" lirih daffa
"yaudah daffa sarapan di kantin aja, ale mau ikut gaa kalo mau ikut ya cepet, kalo engga biar abang berangkat sendiri" ucap daffa
"al berangkat sama ay" ucap ale yg tidak menatap daffa sedikit pun
"agam ikut abang aja yok, nanti sarapan nya di luar aja makan bubur ayam enak tuh" ucap daffa
"halah bilang aja masakan mama ga enak" sinis nisa
"agam mau ikut abang apa engga"tanya daffa yg tidak menghiraukan ucapan nisa, padahal hati nya sakit saat mendengar mama nya sendiri berucap seperi itu.
"yaudah ayo agam ikut abang" ucap agam
"assalamualaikum"
"waalaikumsalam" terdengar jawaban dari dalam rumah tersebut, namun suaranya sangat terdengar ketus
"berangkat sama abang aja yaa, gausah sama ay dulu terus tadi abang masih ada uang nah ini 20Rp buat saku agam kalo ada sisa nya ditabung yaaa" ucap daffa
"terus gimana nanti makan bubur nya, agam belum sarapan ini atau engga agam gausah saku deh biar uangnya buat beli bubur dan kita makan sama sama" ucap agam
"abang masi ada duit 300 Rp duit tabungan abang uang yg abang kasih agam simpen buat jajan di kantin okee, gausah pikirin abang dulu yg terpenting kan agam" ucap daffa
"makasih abanggg" ucap agam dengan senyum manis nya
Tanpa mereka sadari calista, ale, nisa, dan akhtar telah mendengar ucapan abang ber adik tersebutt, didikan akhtar memang bagus akhtar suka melihat anak anak nya yg suka berbagi kepada saudara saudara nya tersebut, nisa dan akhtar sangat terharu mendengar ucapan agam dan daffa, akhtar kira daffa tidak punya uang tabungan ternyata anak kedua nya tersebut sangat suka menabung, nisa dan akhtar sangat merasa bersalah telah mendiam kan mereka berdua tapi ya mau gimana lagi kesal si, orang sudah serius serius nya malah di prank siapa coba yg tidak marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salib & Tasbih
Teen Fiction"kenapa lu gamau sama gue, gue tulus sama lu" Ucap seorang lelaki itu dengan lirih. "setulus apapun cinta kamu sama aku kita gaakan pernah bisa menyatu, kita berbeda" Jawab perempuan berhijab itu "tapi kita bisa lewatin sama sama kan?" Tanya seorang...