End

2.7K 214 59
                                    

.

Bonus double up^^

.
No copas!!!!
This story is Mine!!!

Di harap jadi pembaca yg bijak..

TYPO IS BONUS..

..

..

HAPPY READING^^

.

..
.

.
.

.

Renjun mengernyit mendengar jawaban suaminya itu.
"Kau sudah berjanji akan menerimanya Jeno" ucap Renjun
Jeno menghela nafasnya dengan kasar

Sementara itu sang dokter yg hanya berdiripun,segera melangkahkan kakinya dan keluar dari  sana
Memberi ruang untuk sepasang suami istri itu untuk berbicara.

Renjun menatap Jeno lagi
"Bukankah kau sudah menerimanya?"
Renjun mengelus perutnya dengan lembut dan menatap Jeno tak percaya

"Aku tidak akan membiarkannya membunuhmu! Dia akan membunuhmu Renjun!" Ucap Jeno meninggikan suaranya

"Aku ingin kau menyelamatkannya,lebih dari apapun biarkan dia merasakn hidup di dunia ini,ini bukan salahnya,dia tidak bersalah, kau sudah berjanji untuk menerimanya Jeno.."

Jeno mendengus dan menatap tajam Renjun
"Aku menerimanya karna aku tidak punya pilihan lain,semua ini karna kau tidak memberiku pilihan!"
Jeno mengatupkan giginya begitu kuat
"Kau yg memutuskan semuanya sendiri ingat?!"
"Kau yg memutuskan untuk mempertahankannya!"
"Kau yg memutuskan untuk meninggalkanku!"
Ucap Jeno berapi-api karna kekesalannya yg sudah begitu membuncah menyesakan dadanya.
Renjun menatap Jeno dan menggelengkan kepalanya
"Jangan katakan hal seperti itu Jeno.."
Ucap Renjun meringis

"Itu kenyataanya..
Sedari awal aku tidak menginginkannya,sedari awal aku menentangnya Renjun..
Aku tidak pernah memilihnya.."
Suara Jeno semakin memelan,ia menatap Renjun dalam
"Itu karna aku tidak ingin kehilanganmu..
Aku.. tidak ingin kehilanganmu!"

Ucap Jeno lirih,kemudian berbalik pergi meninggalkan Renjun dalam keheningan.
Renjun terdiam dengan air mata yg terus mengalir membasahi pipinya.
Menatap punggung suaminya yg perlahan menjauh dan menghilang di balik pintu putih itu.

Sekali lagi ia mengelus perutnya yg besar itu dengan penuh sayang.

"Maafkan aku..."

"Maafkan Eomma..hiks"

.

.


.



.




.

Hari berikutnya....


.

"Hai.. kau terlihat...
Mengerikan"
Ucap seorang pria,setelah menutup pintu itu

"Jadi pada akhirnya ini keputusanmu?"
Jisung menghampiri ranjang tempat Renjun berbaring dengan begitu lemah
Renjun menoleh dan memaksakan senyum
"Oppa.. kau datang" ucap Renjun dengan suara lemahnya
"Ya.. kurasa aku ingin melihatmu sebelum.."
Jisung terdiam,tidak melanjutkan kalimatnya,membiarkannya menggantung begitu saja
"Sebelum aku benar-benar mati?" Renjun terkekeh pelan..
Ia membenarkan posisinya yg terlihat tidak nyaman itu,Jisung membantunya dengan lembut
"Gomawo.." ucap Renjun
Jisung hanya mengangguk,ia terus memandangi Renjun,namun tidak berbicara lagi,ekspresinya benar-benar rumit
Namun Renjun dapat mengerti,semua orang yg datang menemuinya hari ini memiliki ekspresi yg sama..
Ketakutan,ke khawatiran,kesedihan,kekeselan,semua tercipta di wajah mereka
"Apa kau tidak ingin merubah keputusanmu di saat terakhirmu ini?"
"Renjun...kau masih bisa menyelamatkan hidupmu apa kau tau?"
Ucap Jisung
"Apa kau datang karna Jeno ,Oppa? Apa dia menyuruhmu mengatakannya?"
Ucap Renjun menebak
Jisung terdiam beberapa saat
Kemudian mendesah pasrah
"Well ... Pria itu terlihat kacau dan menemuiku ,memohon padaku, dia pikir aku bisa merubah keputusanmu
Aku tau aku akan kalah,bahkan sebelum aku mencobanya,hanya saja itu juga ke- inginanku.
Aku ingin kau tetap hidup Renjun..
Kau tau aku juga mencintaimu,itu tidak pernah berubah"
Ucap Jisung dengan wajahnya yg serius

My Husband is My Ex,sequel she is Mine /NOREN/GS//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang