Made With Love
Please read with love too.
© venusura⎯⎯⎯⎯⎯ ღღღ⎯⎯⎯⎯⎯
⎯⎯⎯⎯⎯ ღღღ⎯⎯⎯⎯⎯
❝Apa kabar?❞
Taehyung bertanya,
pada rumahnya.⎯⎯⎯⎯⎯ ღღღ⎯⎯⎯⎯⎯
[]
Apakah dirinya bisa?—Adalah kalimat pertama yang hinggap dalam benak tatkala kaki turut dipijakan pada permukaan rumput hijau. Menatap ragu pada bangunan minimalis dihadapan dengan manik memudar letih, pun tangan lesunya menyeret koper hitam di belakang tubuh. Masih setia terpaku kendati sang pemilik rumah telah mengajak singgah.Dirinya meragu. Akankah keluarga Choi menerimanya dengan lapang dada atau justru mengusirnya tanpa mempunyai belas kasih. Tetapi, yang Taehyung dapati justru sunyi senyap dalam pendengaran. Hanya ada suara pintu yang kembali ditutup oleh putra pemilik rumah.
Jungkook mempersilakannya untuk duduk bersama dua gelas air mineral mendarat di meja. Ini tampak asing bagi Taehyung, bergelung di dalam kediaman sang kekasih. Tampak begitu menyesakkan juga menenangkan.
Awalnya, pria Shin berpikir bahwa Jungkook akan menyerahkannya pada sang keluarga, atau paling tidak membawanya singgah di Seoul dan meninggalkannya pada apartemen. Namun, ia salah. Pria yang tengah duduk dihadapan membawanya ke sini, Busan.
Sesungguhnya Taehyung tak terlalu sakit, Busan tak memiliki kenangan apapun dalam kehidupannya sejauh ini. Bahkan ia tak begitu mengenal kota ini dengan apik. Tetapi ketika satu fakta hadir, bahwa kota ini adalah kampung halaman sang cinta, Taehyung meratap.
Mungkin Jungkook berpikir, jikalau ia memilih untuk ke sini, Taehyung tak akan terlalu sakit. Sebab, tak ada apapun di sini, pun mereka bisa mengukir kenangan baru yang lebih indah.
Tetapi, pada dasarnya, Taehyung masih menyimpan traumanya. Terlebih kala sang manik jatuh pada bingkai foto di dinding (yang entah itu kekasihnya atau mantan kekasih), hatinya berdenyut nyeri. Senyum apik pria yang dicintainya terpatri dibalik kaca bening, memperlihatkan betapa bahagianya ia kala foto itu diambil.
"Itu aku."
Jungkook bersuara, sedikit melegakan sesak dalam relung pria Shin.
"Aku tahu." Taehyung tersenyum, beralih menatap Jungkook yang tengah melakukan hal serupa. "Yang lain.. kemana?" Tanyanya kemudian.
"Mereka keluar." Jawabannya mendapat anggukan mengerti dari Taehyung. Kemudian kembali meneguk sisa air dalam gelas dan melempar kepalanya pada punggung sofa. "Aku yang menyuruh."
Sejenak Taehyung tak mengerti kalimat terakhir dari lawan bicara. Melempar kalimat tanya dengan lirih dan berharap segera dijawab.
"Keluargaku tidak akan pernah bisa menerimamu, Taehyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Made With Love ㅱ Taekook (✓)
Fanfiction[Completed!] Lautan biru menjadi saksi bisu bagaimana Taehyung menangis tersedu setiap kali melempar mawar putih ke perairan, berharap selama dua minggu penuh agar sang kekasih kembali pulang. Taehyung menanti, berdoa agar dia bisa menyematkan cinc...