35: Bonjour

136 24 21
                                    

Made With Love
Please read with love too.
© venusura

⎯⎯⎯⎯⎯ ღღღ⎯⎯⎯⎯⎯

⎯⎯⎯⎯⎯ ღღღ⎯⎯⎯⎯⎯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⎯⎯⎯⎯⎯ ღღღ⎯⎯⎯⎯⎯

[]
Dua tahun yang banyak membuka pandangan serta memberikan pengalaman baru bagi Jeongguk telah usai, dirinya tengah mengganti pakaian di ruang ganti selepas mengemasi beberapa barang dari tempatnya menghabiskan hari ke dalam tas hitam besar yang didominasi oleh tebalnya buku.

Jeongguk tak pernah melewatkan membuka lembar demi lembar untuk mengisi sepertiga malam sebelum terlelap di lantai yang dingin bersama empat orang rekan, tetapi terkadang tak ayal baginya untuk berceloteh sebelum pura-pura tidur saat sipir melewati depan sel dengan sorot senter akibat penerangan telah dipadamkan.

Tujuh ratus tiga puluh harinya tak terlalu riuh pun damai, kerap kali Jeongguk menyaksikan beberapa tahanan dikucilkan bahkan disiksa, membuatnya memutuskan untuk menjadi anak baik selayaknya yang bunda Choi ajarkan sejak kecil. Tak pernah sekalipun berurusan dengan maniak tahanan yang memiliki tato pada lengan atas serta rambut gondrong yang selalu berantakan.

Hembusan napas leganya menyatu dengan udara bebas di luar bangunan menyesakkan itu, menyambut hari pertama dengan secarik senyum menghias wajah saat sipir menutup kembali pintu utama, mengucapkan salam perpisahan dan mendoakan Jeongguk agar tak kembali sebelum pria Choi mengedarkan pandang mencari keberadaan orang tua yang berjanji untuk menjemput.

Sejauh manik memandang dan sejahat itu pula mentari menyengat kulit kepalanya, tak terlihat batang hidung mancung dari ayah ataupun bunda, hanya ada lalu lalang petugas serta masyarakat sipil yang tak dikenalnya sama sekali.

Jeongguk mendengus lirih, berniat untuk kembali ke dalam guna meminjam telepon dan mengabari salah satu orang tuanya sebelum manik jelaganya menangkap eksistensi seorang pria yang berjalan ke arahnya dengan tatapan yang terasa sedang menghunus.

Demi langit biru yang membentang di atas sana, Jeongguk tak siap dan mungkin tak akan pernah siap untuk bertemu pandang dengan pria yang telah berjarak lima langkah darinya. Berjalan dengan langkah panjang, terlihat tengah berlari kecil dan mengibaskan tepi jas mengkilapnya sebab terpaan angin.

"Long time no see, Jeongguk."

Suara itu menyadarkan Jeongguk atas seberapa besar ia merindu juga mendambakan pertemuan, berharap sedari lama agar rungunya bisa kembali mendengar lantunan namanya yang mendayu dengan lembut, serta senyum menawan yang tak pernah gagal membuatnya tak bergetar. Bahkan hari ini Jeongguk dapat merasakan jantungnya bertalu dengan kuat serta desiran darah yang mengalir dengan deras.

Pria itu berdiri elegan dengan rambut basah yang mempertontonkan dahi paripurnanya, terdapat jam tangan mahal pada tangan kiri yang menyilaukan mata akibat pantulan mentari yang begitu tegas, serta setelan classy yang begitu kontras dengan pertemuan terakhir mereka.

Made With Love ㅱ Taekook (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang